Mungkin aku terlalu takut kehilanganmu, sampe pikiran buruk tentangmu selalu merasuki pikiranku, dan pada saat itu aku lupa saling percaya dan komunikasi adalah kunci suatu hubungan.
-Caramel Ghaizka Larasati-----------------------------------
Caramel berjalan menuruni tangga eskalator sambil bercengkrama dengan Aby disampingnya, hari ini ia tidak bersama Dandy karna laki-laki itu katanya ada keperluan bersama keluarganya. Karna jarang Caramel melihat Dandy bersama papanya ia meng-iyakan saja ucapan Dandy yang batal mengantarnya membeli buku.
Dari kejauhan Caramel melihat seorang laki-laki tidak asing sama sekali dimatanya, ia sangat mengenal sosok itu, yang hampir satu tahun belakangan ini stay bersamanya dalam keadaan apapun. Ia berjalan dengan seorang perempuan cantik yang Caramel perkirakan sebaya dengan dirinya, ia tidak bisa melihat dengan jelas wajah perempuan itu karna rambut panjangnya menutupi sebagian wajahnya. mereka tertawa lepas, sampai tawanya bisa ia dengar dan masuk dalam telinganya dengan dengingan yang begitu membuat hatinya campur aduk. ingin percaya saat laki-laki itu bilang jika ia ada keperluan dengan papanya, tapi tak bisa dipungkiri juga kalau dirinya melihat Dandy berjalan masuk kesebuah tempat makan dimall tersebut bersama perempuan yang membelakangi dirinya.
Tanpa sadar, Caramel meraih pergelangan tangan Aby disampingnya dan meremasnya perlahan, remasan itu semakin kencang. Aby yang merasa tangannya dicengkram semakin kuat,menoleh pada perempuan yg berjalan disampingnya yang memperhatikan satu titik, Aby ikut menoleh tapi tidak ada yang menarik perhatiannya sama sekali dan ia tidak bisa memperkirakan apa yang dipikirkan oleh perempuan disampingnya ini.
Aby menghentikan langkahnya, ia melepaskan genggaman Caramel dan beralih meraih bahu Caramel, menarik menghadapnya dan menatap perempuan itu lekat, Aby menunggu Caramel berbicara tapi tidak ada sedikitpun suara yang keluar dari mulut perempuan itu, ia malah melihat Caramel yang membuang muka mengalihkan pandangannya kesegala arah.
Aby menarik napas pelan "kenapa? " .
Bukannya menjawab, Caramel malah balik bertanya "apa? " .
"kamu kenapa ngeremas tangan aku sampe merah gini? " Aby mengangkat tangan kirinya.
Caramel kaget, cepat-cepat ia meraih lengan Aby dan melihatnya lebih dekat "kok bisa gini? " .
"masih nanya kenapa bisa kaya gini? " Aby bertanya pada Caramel tidak percaya dan mendapatkan anggukan .
"kamu yang ngeremas tangan aku dengan kuat sampe merah kayak gini, kamu ngga sadar? " .
Caramel bingung ia tidak percaya dengan omongan Aby ia melihat kembali tangan Aby "masasih aku yang bikin tangan kamu kayak gini? " .
Aby menarik napas pelan, memandang ke segala arah dan kembali menatap perempuan didepannya ini lagi lagi dengan tatapan tidak percaya, bisa-bisanya Caramel tidak sadar dengan apa yg baru saja dirinya perbuat.
"kamu lagi mikirin apa sampe ngga fokus kaya gini? " Aby menatap manik mata Caramel.
Caramel yang memandang kesegalah arah kaget dengan pertanyaan Aby "hah, Apa? " .
"Kamu lagi mikirin apa, ngeliatin apa sampe ngga fokus kaya gini?" Aby ikut menatap sekeliling lagi lagi mencari sesuatu yg membuat Caramel seperti sekarang, tapi yang ia cari tidak ia dapatkan sama sekali.
Caramel diam, ia juga bingung apa yg terjadi, apa karna ia merasa dibohongi oleh Dandy dan tiba-tiba emosinya naik, dan ia mencari pegangan pada Aby dan malah melukainya.
Caramel tidak ingin memperpanjang pembicaraan ini memilih mengajak Aby pulang,Ia butuh ketenangan dan tidur, mungkin saja kejadian hari ini hanya halusinasinya tapi itu mustahil jika dikatakan halusinasinya yang jelas-jelas begitu nyata.
-----------------------------
Caramel merebahkan tubuhnya pada tempat tidurnya yang empuk, tidur mungkin adalah jalan terbaik untuk tidak memikirkan hal-hal yang membuat kepalanya sakit saat ini.
Caramel menutup matanya mencoba untuk tidur tetapi dering ponselnya menggagalkannya.Nama Dandy tertera disana sedang menelponnya, ia bimbang antara angkat atau tidak, rasa kesal yang bercampur kecewa masih ada dalam hatinya tapi otaknya butuh penjelasan dari kejadian yang dilihatnya tadi.
"hallo.. " sapa Dandy.
"hmmm...?"
"udah beli bukunya? lusa aku bakalan balik ke Jakarta"
Caramel diam, apakah yang dikatakan lelaki itu adalah sebuah kejujuran atau hanya kebohongan semata?, Tanya Caramel dalam hati.
"kamu masih disana? " Dandy bertanya lagi saat Caramel tidak memberikan respon untuknya.
"iyaa masih, kamu masih sapa papa disitu? " tanya Caramel.
"iya masih, papa ada disamping. Mau ngomong? " .
"boleh? ".
"hallo Caramel? " sapa papa dari Dandy.
"iyaa om ini Caramel, om udah makan? Jangan sampe seperti kemarin om telat makan dan berakhir dirumah sakit" ucap Caramel panjang.
Papa Dandy tertawa renyah "iya sudah nak, makasih ya sudah menjaga om kemarin saat dirumah sakit"
"om boleh nanya sesuatu ngga? " Caramel berkata dengan hati hati.
"mau nanya apa? "ucap ayah Dandy.
"seharian ini Dandy bareng om terus, ngga kemana-mana? " Suara Caramel mengecil.
"ngga sama sekali kok, paling tadi dia cuma ijin ketoilet sebentar" .
"om masih dibandungkan? " Caramel memastikan lagi.
"iya masih dan akan pulang lusa".
"yaudah om sama Dandy hati-hati yaa pulang cepat" Caramel memutuskan sambungan.
Entah kenapa, tapi rasanya hatinya sudah lega saat ini, saat mengetahui Dandy yang ia curigai membohongi dirinya itu hanya pikiran bodohnya yang mengada-ngada. Mungkin tadi dia hanya merindukan Dandy dan melihat laki-laki itu seperti Dandy.
Rasanya saat ini ia ingin sekali memeluk Dandy dengan erat tapi sayang Dandy jauh saat ini, tapi ia berjanji pada dirinya saat pulang nanti ia akan langsung memeluk Dandy sangat erat sampai Dandy susah hanya untuk sekedar bernapas 😁😁.
----------------------------------
Hallo gayssss apa kabar kalian?? .
Astaga setelah sekian lama aku tidak up akhirnya ada kesempatan buat up juga.Maafkan karna telah berjanji janji palsu ya bilang dipercepat ternyata baru dipost.
Trimakasih sudah menjadi pembaca setia sampai sejauh ini, aku gg tau ngucapin makasihnya gimana.
Semoga part selanjutnya cepat di up yaaa.
Jangan lupa follow :
@istiqomahvitddini10
KAMU SEDANG MEMBACA
KAU dan AKU
Teen FictionAwalnya aku mengagumimu dalam diam, sampai mulut ini tidak mengikuti logika melainkan hati yg menyuruh menyuarakan apa yg aku rasakan - Caramel Ghaizka Larasati Aku tidak pernah memikirkan cinta, aku slalu mengabaikan semua perempuan yg mendekatiku...