"Mungkin aku tak punya paras secantik perempuan diluar sana, tapi aku punya raga yg utuh untuk menopangmu dikala rapuh"
-Caramel Ghaizka Larasati------------------------------
Caramel dan teman-temannya sampai di rumah pukul 20.50, mereka banyak mengunjungi wisata yang ada dibogor walau belum semua, karna masih ada hari esok.
Caramel berjalan menuruni tangga rumah neneknya menuju dapur, ia melihat pintu utama sedikit terbuka dan ada suara seseorang berbicara, Caramel mengenali suara itu. Setelah mengambil air minum,Caramel berjalan menuju teras,melihat laki-laki jakun yang sedang berbicara dengan seseorang lewat ponsel dan berdiri membelakanginya .
Caramel hanya menangkap satu kalimat panjang yang dilontarkan oleh Dandy dengan seseorang dibalik ponsel itu "Bukan urusan gua, ngga usah ngikutin gua dan jangan pernah hubungin gua lagi" .
Dandy menarik napas gusar, mengacak rambutnya pelan,berbalik dan kaget melihat Caramel sudah berada didepannya.
"Kamu kenapa? " tanya Caramel Pelan.
Bukannya nenjawab Dandy malah balik bertanya "kamu ngapain disini?" .
"Aku liat pintu utama kebuka dan liat kamu lagi bicara sama seseorang diponsel" .
Dandy mengangguk, ia berjalan kearah sofa teras rumah.
"aku capek" Dandy menyandarkan tubuhnya pada sofa dan membuat kepalanya mengadah keatas sambil menutup mata.
Caramel mengambil tempat disamping Dandy, menatap wajah lelah itu dalam diam, Dandy tau Caramel berada tepat disampingnya, begitu dekat dan menatapnya lekat.
Dandy merubah posisinya menjadi kepala menyandar kebahu Caramel dan memeluk pinggangnya pelan.
"kamu kecapean karna perjalanan tadi? " sebenarnya bukan itu hal yang ingin Caramel tanyakan tapi hanya kalimat itu yg bisa keluar dari mulutnya .
Dandy mengangguk dalam tidurnya, Dandy bergerak pelan untuk membuat posisinya lebih nyaman. Caramel menatap laki-laki itu sendu, banyak pertanyaan dibenaknya tapi tak bisa ia suarakan, Caramel hanya bisa mengelus pelan kepala Dandy ia tidak tau harus berbuat apa.
Caramel bertekat akan ada disaat Dandy dalam keadaan apapun, karna sesungguhnya laki-laki juga bisa rapuh dalam suatu keadaan yang membuat tubuh dan pikirannya lelah untuk mencerna segala hal yang ia pikirkan.
----------------------
Cukup lama Dandy dan Caramel dalam posisi awal, sama sekali tidak berpindah, kecuali kepala Caramel yang bersadar dibelakang sofa dengan mata tertutup.
Dandy bangun karna merasa sakit pada lehernya, ia melihat Caramel disampingnya terlelap, mengecek jam yg sudah menunjukan pukul 02.06 dini hari. Dandy menatap perempuan itu dan tersenyum kecil,Caramel terlihat lucu saat tidur.
Tangan kiri Dandy masih memeluk pinggang Caramel walau tidak erat, tangan kanannya diangat dan mengelus pipi bulat Caramel pelan, meneliti wajah perempuan yg saat ini begitu menyayanginya. Ia ingin menceritakan banyak hal pada Caramel tapi ia belum siap.
"Ra..." ucap Dandy pelan dan masih mengelus pipi Caramel.
Caramel bergerak pelan, Dandy merubah posisi Caramel menjadi bersadar padanya.
"Maaf karna terlalu banyak menyembunyikan sesuatu dan selalu memberi beban berat karna berada disampingku" Dandy mengecup puncak kepala Caramel.
"Maaf jika aku belum bisa menjadi pacar yang baik untukmu"
"Maaf jika slalu membuatmu khawatir"
"Maaf jika belum bisa memberikan apa yg kamu harapkan"
"Maaf jika perlakuanku slalu membuatmu kesal"
"Dan Maaf jika suatu saat nanti aku memberimu luka yg membuatmu tidak ingin mengenalku lagi"
"Aku menyayangimu" ia mengecup lama pucak kepala Caramel dan memeluknya erat"
"Tapi tidak cukup erat untuk membangunkan perempuan didalam pelukannya itu"
---------------------------
Pagi-pagi sekali, ruang makan nenek Caramel sudah berisik, bagaimana tidak, 8 remaja dalam masa puber sudah berlalu lalang disekitar ruangan, berbicara dengan suara besar, tertawa tidak bisa dikecilkan, malah ada yg teriak juga, tapi suasana itu tidak sedikitpun mengusik dua orang lanjut usia itu yang sedang berada juga dalam keramaian tersebut.
"Gita saosnya jangan dicolek mulu" teriak Mira yg berada didapur tak jauh dari meja makan.
"Mir bantuin ambil piring yang dilemari atas" Caramel menatap Mira yg sedang memasang muka sebal kearah Gita.
Dengan kesal Mira berjalan mengambil apa yg diminta oleh Caramel.
Di ruangan yang sama, Dandy sedang memperhatikan Aldi yang sedang bercerita pada Aby dengan begitu antusias.
Mereka sama sama anak OSIS, jadi yang mereka bahas saat ini tidak jauh jauh dari itu. Aldi bercerita ada kakak kelas yg mengajaknya untuk mencalonkan diri jadi ketua OSIS, Aldi meminta pendapat Aby bagaimana jika ia mengiyakan permintaan kakak kelasnya. Dan Dandy di tempatnya menjadi pendengar yang baik.
----------------------------------
Hallo haiiiii, am back 😅😅 .
Gimana part ini?? Dapat gg bapernya? . Kalo aku sih dapet banget sumpah sampe sempat nangis nulisnya.Maaf yaa kalo pendek, jangan lupa coment dan vote gayss.
Follow yaa
@istiqomahvitddini10
KAMU SEDANG MEMBACA
KAU dan AKU
Teen FictionAwalnya aku mengagumimu dalam diam, sampai mulut ini tidak mengikuti logika melainkan hati yg menyuruh menyuarakan apa yg aku rasakan - Caramel Ghaizka Larasati Aku tidak pernah memikirkan cinta, aku slalu mengabaikan semua perempuan yg mendekatiku...