Part 19

294 24 11
                                    


"Karna Cinta dan Kepercayaaan belum sepenuhnya bisa membangun hubungan akan baik dan bertahan sampai kedepannya"

------------------------------

Kecewa, mungkin kata itu cukup untuk menggambarkan suasana hati Gita. Saat dalam perjalanan ke Taman Bunga Matahari, Afrizal sama sekali tidak membuka mulut saat ditanya ini dan itu oleh teman-temannya yang berujung dengan Gita yang harus menjawab semua pertanyaan yang membuat hatinya makin tersentil.

Seperti tadi sebelum menuju kesini saat ditanya Aldi, Afrizal akan bersama Gita atau tidak, ia malah memberi alasan yang buat hatinya makin tersakiti.

"Zal, lu sama Gita?" tanya Aldi.

Izal melirik Gita beberapa detik, yang di lirik malah mengalihkan pandangannya kearah lain.

"ngga deh, kan gua ada temennya. Gita masih bisa sama Aby masa iya Naina sama Aby sedangkan mereka udah kaya saling ngga kenal gini walau udah pada saling kenal" aku Afrizal.

Aby memandang Izal dengan senyum sinisnya, untung Gita menahannya untuk tidak berbuat hal yg diluar dugaan orang lain. Izal mengira Aby tidak tahu apa-apa, padahal laki-laki itu yang tau segalanya.

"iya gitu aja, nanti Naina ngga nyaman sama Aby, bisa-bisa Naina digodain lagi dijalan" Gita terkekeh, yang lain ikut terkekeh.

Caramel menatap Izal dan Gita bergantian, memandang lama kedua orang yang terlihat asing tersebut. Tidak biasanya Gita begitu padahal tiap ketemu Izal maunya lengket dan manja melulu.

"kalian berantem?" Caramel menahan tangan Gita agar berjalan pelan beriringan dengannya.

"siapa?" tanya Gita bingung.

"jangan pura-pura deh, gelagat lu udah keliatan banget jadi ngga usah sembunyiin dari gua" ucap Caramel tajam.

Gita menghela napas pelan, ia menatap kearah Caramel "iya hubungan kami lagi ngga baik, tapi gua ceritanya nanti setelah kita sampai Jakarta"

Caramel mendelik karna tidak mendapat jawaban yang ia inginkan, tapi setidaknya itu lebih dari cukup.

Mira yang melihat keduanya masih dibelakang berjalan menghampiri .

"lelet banget cuma jalan ke depan" Mira berdiri ditengah-tengah Gita dan Caramel.

"apa yg kalian bicarain sampe lama banget?" Mira menatap Gita dan Caramel bergantian "jangan-jangan kalian ngomongin cewek yg sama Izal ya?" serunya agak heboh sambil menunjukan keduanya bergantian.

------------------------

Gita berdiri agak menjauh dari kerumunan, ia sama sekali tidak terlihat mood hanya untuk berdiri didekat teman-temannya yang sedang berfoto, apalagi untuk pura-pura tersenyum palsu di depan teman-temannya. melihat Naina berada diantara teman-temannya saja membuatnya merasa diasingkan padahal sama sekali tidak begitu walau ia tahu.

Sentuhan dipundak kanannya membuat Gita bangun dari lamunannya, ia menatap sang pelaku yg membuatnya kaget. Ia baru menyadari jika Izal tidak ada diantara kerumunan teman-temannya.

Gita berusaha untuk cuek, tidak menangis dan memasang tampang masa bodo, Izal berdehem untuk memecah keheningan tapi sama sekali Gita tetap tak bergerak.

"kamu bisa nanya apapun yg membuat kamu ngga mengerti" ucap Izal pelan.

Gita cukup lama terdiam, menguatkan hatinya untuk tidak menangis hanya untuk mempertanyakan apa yg ada dibenaknya.

Gita menatap Izal tepat dimanik matanya "kenapa kamu ngelakuin itu, apa salah aku sampe kamu ngelakuin itu sama aku? " ucapnya cepat.

Gita menunggu kalimat yang akan keluar dari mulut laki-laki yg ada didepannya ini dengan mata mulai berkaca-kaca.

"aku ngelakuin itu terpaksa, aku sayang kamu tapi aku juga sayang dia" izal bersuara pelan.

Gita menatap dingin kearah Izal, ia tidak menyangka jawaban itu yg akan keluar dari mulut laki-laki dihadapannya itu.

"Tapi kenapa harus aku? Aku tau kamu bohong buat bilang sayang aku, 5 bulan yang kita jalanin itu cuma buat mengisi hari hari kamu yang kosong dan saat dia sibuk kan? " Gita membuang muka,air matanya sudah tidak bisa ia bendung lagi.

Melihat Gita yg menangis dengan sesegukan Izal meraihnya, merengkuhnya dalam pelukan hangat yang mungkin tidak akan sama lagi seperti sebelumnya.

Gita ingin melepaskan pelukan itu, tapi semakin berusaha ia melepaskan semakin erat pula pelukan itu.

"Maaf" .

Apa cinta harus sesakit ini? .

Kepercayaan yang kita bangun sama-sama runtuh seketika saat satu orang diantara dua pihak berbuat curang.

Apa semua hubungan LDR akan berakhir setragis ini?.

Jika memang begitu tak akan mau aku untuk menjalani LDR kedua kalinya.

Trimakasih karna telah sering memupuk rindu disetiap jarak yang kita lalui.

Trimakasih karna telah memberi beberapa momen indah saat kita melepas rindu bersama, atau mungkin momen indah itu hanya aku yang merasakannya.

Trimakasih karna telah berlapang dada menyikapi semua sifat manja dan kekanakanku.

Trimakasih untuk semua yang telah kau berikan padaku.

Trimakasih juga untuk jarak, karnamu kami bisa bertemu, dan karnamu juga kami berpisah.


Part ini spesial Gita yaa,
Maaf kalo udah lama gg up.
Semoga secepatnya bisa up lagi.

Maaf kalo kalimat kalimat yg aku rangkai gg dapat fillnya atau part ini cukup mengecewakan.

Sampai ketemu dipart selanjutnya 😘😘😘😘😘😘

KAU dan AKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang