***
Sssttt apa banget judulnya wkwk
Happy Reading...
Nilara tengah memandang ponselnya yang tergeletak di atas meja. Ia menjadikan tangannya Sebagai tumpuan kepalanya, berharap seseorang yang di tunggu muncul di layar ponsel. Walaupun hanya namanya.
Jam istirahat seharusnya menjadi waktu yang sangat dimanfaatkan oleh murid seperti dirinya, namun Nilara justru memilih duduk sendirian di dalam kelas dari pada duduk sendirian di tengah ramainya kantin. Ia tidak mudah untuk beradaptasi, bukan seorang yang pendiam. Hanya saja tidak terlalu suka dengan keramaian yang membuatnya merasa takut.
Matanya baru saja akan terpejam ketika Nilara mendengar suara derap langkah kaki memasuki kelas. Ia mengabaikan, dan memilih memejamkan matanya. Suara itu berhenti tepat di dekatnya, Nilara mengira-ngira mungkin itu teman sebangkunya, Aksel atau entah siapa karena yang Nilara kenal di kelas ini hanya Aksel.
Lalu tanpa di duga keheningan itu berganti dengan suara petikan gitar yang terdengar merdu.
Sepertinya ia mengenal lagu ini.
Bintang malam sampaikan padanya ...
Aku ingin melukis sinarmu dihatinya ...
Embun pagi katakan padanya ...
Biar ku dekap erat waktu dingin membelenggunya ...
"Sori, gue ganggu lo ya."
Nilara mengangkat kepalanya, menggeleng sambil tersenyum tipis. "Nggak kok." Ia mengubah posisi duduknya menyamping.
"Lo nggak makan?" Tanya cowok itu yang tengah menggaruk rambutnya. Ia meringis.
"Emm ..."
"Aksel gak ngajak lo? Atau lo ditinggal dia?" Selanya cepat.
"Bukan,"
"Diet?"
Lalu Nilara tertawa pelan. Cowok di depannya ini, kenapa selalu memotong ucapannya. Biasanya Nilara akan kesal jika ada yang memotong ucapannya, namun untuk kali ini ia justru merasa lucu. Entah, mungkin suasana hatinya sedang baik, atau lebih baik sejak mendengar suara cowok di hadapannya ini.
"Lo ..."
"Gue, Sammy." Selanya. Lagi.
Nilara mengangguk. Mulai maklum dengan tingkah Sammy yang satu ini.
"Mau ke kantin?" Tanya Sammy. "Biar gue temenin kalau lo belum punya temen." Tawarnya.
Jeda sejenak, Nilara melirik ponselnya yang tidak menunjukkan tanda-tanda apapun di sana. "Enggak. Lagi males makan."
"Oh ... ok."
Sammy hanya memandang gitar yang tengah dipangkunya. Mendadak muncul rasa tidak enak karena tengah mengganggu tidur gadis itu, walau Nilara sendiri bilang ia tidak terganggu. Seharusnya ia pergi saja ke studio musik yang biasanya ia datangi setiap istiharat. Ia seharusnya begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Sammy! (New Version)
Teen Fiction[PRIVATE! Follow sebelum baca] Jatuh cinta dengan sahabat sendiri, itu sudah biasa sebenarnya. Karena tidak ada persahabatan diantara dua anak manusia yang berbeda jenis. Mungkin jika ada hanya satu banding seratus. Yang satu mencintai, yang satu ti...