Jatuh yang tak pernah ku sesali sampai sekarang adalah; jatuh cinta padamu.
-Saddam Reid-
~•~
Raissa - Mantan terindah
~•~
Vote and comment, please🙇
~•~
Adam melihat semuanya. Melihat bagaimana wajah gadis itu memerah karena malu-malu saat berbincang dengan salah satu kakak kelas yang-katanya-paling ganteng di sekolah itu. Melihat bagaimana wajah itu berubah sedih dalam sekejap karena pemberiannya di buang begitu saja ke tempat sampah. Seperti perjuangannya dalam membuat cokelat itu tidak dihargai sama sekali.
"Nggak papa, masih ada besok kan?" Adam menepuk bahu gadis yang sekarang terlihat murung. "Aku traktir es krim deh sekarang, mau nggak?"
Ada binar yang sempat hilang dari mata bening milik Alena saat kata es krim terucap. Jelas Adam tahu sampai kapanpun tidak ada yang bisa mengalahkan posisi es krim di hati gadis itu. Sekalipun itu kakak kelasnya yang tidak tahu diri.
Diam-diam Adam mendesah kesal, berjanji pada dirinya jika suatu hari nanti mereka bertemu tatap, Adam tidak akan menahan dirinya untuk menghabisi cowok yang berani menyakiti gadis yang sangat dia sayangi melebihi dirinya sendiri.
Iya, Adam berjanji dan janji itu akan terbukti...
~•~
Lapangan pagi ini terlihat lebih ramai dari biasanya. Entah karena apa namun Sammy cukup penasaran dibuatnya.
"Ada apaan?" Sammy menepuk bahu Damar yang juga berada ditengah-tengah keramaian itu.
"Pelatih futsal yang baru, Pak Manu kan cuti karena istrinya mau lahiran." Jelasnya yang tadi sempat terkejut karena Sammy menepuk bahunya tiba-tiba.
Otomatis dahi Sammy berkerut samar, "kok seheboh ini?" Katanya melihat keramaian yang tidak biasa-biasanya. Karena seperti sebelum-sebelumnya, kalaupun ada pergantian pelatih futsal atau basket pun tidak pernah sampai seheboh ini.
Damar tertawa samar. "Katanya sih pelatihnya ini gantengnya ngalahin artis Korea yang jadi tentara itu." Melirik Sammy, Damar melanjutkan, "padahal apa coba bagusnya artis Korea, muka plastik aja bangga. Bibir pake gincu gitu katanya macho. Najis nggak sih?"
Sammy hanya menarik sedikit ujung bibirnya. Tidak mengiyakan tidak juga membantah. Baginya mau cowok Korea itu pake bikini sekalipun dia tidak peduli. Toh, hidup seseorang yang punya mereka masing-masing. Dan Sammy terlalu malas untuk berkomentar atau mendengar komentar orang lain.
"Gue ke kelas duluan." Sekali lagi Sammy menepuk bahu Damar dan menarik diri dari keramaian. Setelah mengetahui berita itu entah kenapa Sammy jadi malas untuk latihan futsal sepulang sekolah nanti. Dia sudah klop dengan Pak Manu karena pelatihnya itu sangat easy going dan menempatkan dirinya sendiri sebagai teman bagi murid-muridnya, yang mana membuat murid-muridnya pun terbuka padanya. Walau kadang suka galak juga sih, tapi itu wajar.
Saat kakinya hendak memasuki kelas tiba-tiba saja tubuh Sammy terhuyung ke depan ketika ada sesuatu yang bergantung di punggungnya.
"Gila, kemana aja lo tai kemaren nggak masuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Sammy! (New Version)
Teen Fiction[PRIVATE! Follow sebelum baca] Jatuh cinta dengan sahabat sendiri, itu sudah biasa sebenarnya. Karena tidak ada persahabatan diantara dua anak manusia yang berbeda jenis. Mungkin jika ada hanya satu banding seratus. Yang satu mencintai, yang satu ti...