Alena berusaha membuka matanya yang terasa sangat berat. Ia menggeliat pelan, menyesuaikan cahaya yang masuk pertama kali pada penglihatannya.
Langit-langit kamar yang ia lihat cukup lama, menimbulkan tanya. Ini bukan kamarnya, langit-langit kamarnya berwarna biru dengan hiasan galaksi, dan langit-langit kamar ini hanya berwarna hitam polos.
Langsung saja matanya terbelalak, Alena segera membuka selimutnya dan berteriak kencang.
Suara pintu terbuka dengan kasar mengalihkan perhatiannya.
"Ada apa, Alena?"
Mata Alena menghunus tajam ke arah cowok yang berdiri di depan pintu. "Brengsek! Lo apain gue sialan." Ia melemparkan bantal kearah cowok tersebut.
"Lo salah paham, okay." Ucapnya sembari berusaha menghindari lemparan bantal dari Alena.
"Mana ada maling ngaku!" Hardiknya. "Apa aja yang lo liat?"
Cowok itu terdiam, gugup dan bingung bercampur menjadi satu. Adam--melangkahkan kakinya mendekati Alena. "Jadi lo nggak inget apa-apa semalem?"
Tatapan Alena semakin bengis mendengar pertanyaan itu. "Stupid! Mana ada orang mabuk inget dia ngapain dan diapa-apain!"
Terlihat Adam yang duduk di pinggir ranjangnya. "Tenang, ok."
"Mana bisa! Lo ngaku, dan setelah itu gue potong punya lo sampai habis."
Adam langsung menyilangkan tangannya di depan barang berharganya sambil meringis ngeri.
"Sumpah semalam gue nggak ngapa-ngapain lo."
Alena menyipitkan matanya mencari kebenaran di mata cowok itu. "Cowok mana yang nggak nafsu lihat gue pake baju begitu?
"Suer deh. Yang gantiin baju lo itu Dinda."
"Dinda?" Keningnya berkerut dalam. Berusaha mengingat apa saja yang telah terjadi semalam sampai dirinya bisa berada di tempat ini.
Namun sepertinya perutnya tidak bisa di ajak kompromi. Alena segera berlari menuju toilet ketika merasa perutnya seperti di kocok.
Hangover. Bukan hal yang aneh setelah orang mabuk. Namun tetap saja Alena tidak suka rasa pahit dalam mulutnya.
"Lo nggak papa?"
Alena menoleh dan mendapati Adam berdiri tepat di belakangnya. "Keluar lo. Sekalian telpon Dinda bawain seragam gue. Sekarang!" Dan sifat angkuh tetap tidak hilang.
Adam hanya bisa menghela napasnya. Sedikit kaget ketika mengetahui sifat gadis yang pernah menguasai hatinya walau hanya delapan hari. Ya, delapan hari dan itu adalah rekor terlama Alena berpacaran dengan seorang cowok. Karena biasanya hanya tujuh hari.
"Minum dulu, biar perut lo enakan." Adam membawa segelas susu dan air putih untuk Alena.
"Gue nggak suka susu."
"Susu cokelat. Ini susu putih, lo masih bisa minum walau sedikit." Adam duduk di pinggir ranjang. Berhadapan dengan Alena yang duduk di kursi belajarnya. "Obatnya minum, biar hilang pusingnya." Titahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Sammy! (New Version)
Teen Fiction[PRIVATE! Follow sebelum baca] Jatuh cinta dengan sahabat sendiri, itu sudah biasa sebenarnya. Karena tidak ada persahabatan diantara dua anak manusia yang berbeda jenis. Mungkin jika ada hanya satu banding seratus. Yang satu mencintai, yang satu ti...