Bicara tentang menemukan itu sudah pasti butuh perjuangan. Dan setiap perjuangan akan ada bila diberikan kesempatan.
Hello Sammy
Yang tidak bisa Alena lupakan adalah bagaimana cara Adam memperlakukannya dulu. Dulu, Adam adalah satu-satunya orang yang selalu ada saat Alena merasa bahwa dia hanya sendirian dan tidak diinginkan. Dulu, Adam akan berdiri di depan untuk melindunginya dari orang-orang yang menjahili nya. Dulu, Adam adalah satu-satunya orang yang tidak pernah menjauhinya meskipun nilai Alena yang terburuk di kelas.Tapi itu semua memang hanya 'dulu'. Karena 'sekarang' semuanya tidak akan pernah sama lagi. Sebaik apapun Adam atau selembut apapun perlakuannya, tetap tidak akan bisa mengembalikan sesuatu yang sudah retak menjadi utuh kembali.
Dalam hal ini yang Alena punya hanya kepercayaan untuk cowok itu. Sayangnya Adam tidak bisa menjaga kepercayaan milik Alena.
Alena pernah benar-benar menggantungkan hidupnya dengan Adam, merasa bahwa jika tidak ada cowok itu mungkin hidupnya akan terasa sangat membosankan dan menyedihkan.
Adam adalah pahlawannya. Begitu pikir Alena dulu. Dan sekarang, Adam tak ubahnya seperti racun yang siap mematikannya.
Bagaimana bisa Alena melupakan hal yang terjadi di kolam renang itu jika Adam saja semakin intens berada di sekitarnya. Bukan hanya Alena, Dinda juga Tata pun merasa aneh dengan Adam yang tiba-tiba sering berada di sekitar Alena.
"Gue kok ngerasa Adam kayak perangko ya lama-lama?"
Alena meneguk minumannya.
"Apa cuma gue yang ngerasa kalau Adam tuh kayak ngintilin Alena terus?" Tata membersihkan tangannya yang penuh bumbu chitato.
Dinda mengangkat tangannya dan mengangguk setuju. "Iya, gue juga ngerasa gitu." Matanya menatap Alena yang menatap lurus ke lapangan. "There is something that our pass?" Tanyanya yang jelas-jelas sangat penasaran.
Alena balik menatap Dinda lalu menggeleng cepat. Hal itu tentu saja menimbulkan semakin banyak tanya untuk Alena.
"Nggak ada kok." Sergah Alena.
"Ada 'kok' nya." Sahut Tata cepat. "Artinya emang ada sesuatu yang kita nggak tau 'kan?
Alena menghembuskan napasnya. Rasanya sulit untuk menyembunyikan sesuatu dari kedua sahabatnya ini. Entah bagaimana bisa Dinda dan Tata sepeka itu, padahal Alena sudah bersikap sebiasa mungkin. Atau mungkin sikapnya justru yang menimbulkan tanya ini?
Alena tidak tahu?
"Bukan apa-apa. Nggak penting."
Tata dan Dinda hanya saling pandang dan menaikkan bahunya. Percuma juga memaksa Alena bercerita jika sahabatnya itu tidak mau bercerita. Mereka hanya perlu menunggu saat dimana Alena sendiri yang menceritakannya tanpa paksaan.
"By the way, lo kayaknya makin deket ya sama Sammy. Terakhir gue denger lo jalan kan sama dia pas mobil lo gue bawa?"
God! Alena hampir lupa. Saking bingungnya dengan perasaannya sendiri terhadap Adam, Alena hampir saja melupakan hal yang satu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Sammy! (New Version)
Teen Fiction[PRIVATE! Follow sebelum baca] Jatuh cinta dengan sahabat sendiri, itu sudah biasa sebenarnya. Karena tidak ada persahabatan diantara dua anak manusia yang berbeda jenis. Mungkin jika ada hanya satu banding seratus. Yang satu mencintai, yang satu ti...