***
Selamat membacaaaaa 😬
~•~
Sesaat Alena mengucek matanya untuk mengembalikkan pandangan yang mengabur. Kepalanya terangkat dan saat itu juga ia merasakan tangannya kebas dan jika di gerakkan terasa sakit.
Astaga, kenapa dia bisa tertidur di sini? Masih dengan tangannya yang kebas, Alena memilih untuk membaringkan kembali kepalanya pada meja, kali ini tanpa bantalan tangan. Matanya langsung di suguhkan pemandangan malam dan angin yang berhembus sangat lembut menyapa kulitnya.
Alena memejamkan mata hanya untuk menikmati malam yang tenang walau tanpa bintang. Namun ketenangannya itu tak berlangsung lama ketika ia merasakan sesuatu yang dingin menyentuh pipinya.
Ia berdecak, "dingin tau." Namun tak lama langsung menyambar kaleng soda berperisa strawberry itu.
Hening beberapa jeda, hanya hembusan angin yang menemani malam mereka. Alena melirik Sammy yang tengah bersandar sambil menegak minumannya.
Angin malam setelah hujan menjadikannya semakin dingin. Tetapi kenapa Sammy hanya mengenakan kaos polos putih, kemana perginya jaket cowok itu yang dikenakan tadi?
"Lo nggak kedinginan apa?" Rasanya Alena sangat gatal untuk tidak menanyakan hal ini.
Sammy meletakkan kaleng kosongnya di atas meja. Ia mengendikkan dagu pada Alena.
Mengernyit, Alena langsung mengikuti arah tatapan Sammy. "Kok bisa?" Tanyanya sedikit tak percaya. Kapan Sammy memberikan jaket padanya? Apa saat ia sedang tertidur ya.
"Makanya kalau keluar tuh pake jaket, udah tau tadi hujan." Ucap Sammy kalem.
Bibirnya mengerucut, Alena segera melepas jaket dan memberikannya pada Sammy. "Nih, gue balikin."
Sammy hanya menaikkan sebelah alisnya, tangannya mendorong jaket yang Alena ulurkan. "Kalau mau balikin yang udah bersih. Cuci dulu, pake pengharum pakaian baru balikin."
Sontak saja Alena membulatkan matanya tidak percaya. Astaga, kok bisa sih dirinya sempat terpana dengan keramahan wajah cowok itu. Ya karena dia emang manis dodol! Apalagi kalau senyum, lesung pipinya minta ditusuk-tusuk banget! Jerit batinnya membenarkan.
Sekarang Alena tahu jika tidak ada manusia yang benar-benar sempurna. Sammy memang manis dengan tampang yang bisa di bilang enak dilihat tapi mulut cowok itu kadang suka menyakitkan jika berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Sammy! (New Version)
Teen Fiction[PRIVATE! Follow sebelum baca] Jatuh cinta dengan sahabat sendiri, itu sudah biasa sebenarnya. Karena tidak ada persahabatan diantara dua anak manusia yang berbeda jenis. Mungkin jika ada hanya satu banding seratus. Yang satu mencintai, yang satu ti...