Milikku ini bukan apa-apa dibanding perasaan miliknya yang terlanjur dalam.
Alena Naladipa
Saddam Reid
~•~
Kelas bahasa terlihat begitu tenang mendengarkan penjelasan tentang puisi dari Pak Prio. Guru muda yang baru saja selesai dari cuti menikahnya.
"Ada yang mau bertanya?" Tanya Pak Prio saat ia baru saja menyelesaikan membaca puisi yang baik dan benar-yang mana menurut para siswi justru kelewat lebay.
Seorang cowok mengangkat tangannya. "Saya pak."
"Ah, iya kamu siapa namanya?"
"Ibnu pak."
"Ok, Ibnu mau bertanya apa? Selagi saya bisa menjawab akan saya jawab dengan baik dan benar." Katanya dengan raut wajah yang kadang membuat para siswi menahan tawanya.
Ibnu berdehem pelan sebelum mengajukan pertanyaan. "Bapak bulan madu kemana kemarin?"
Sontak saja satu kelas tertawa mendengar pertanyaan tidak nyambung itu.
Pak Prio menggeleng pelan, terlihat sangat drama sekali ekspresi guru muda satu itu. Sepertinya cocok jadi aktor apalagi wajahnya cukup menarik.
"Memangnya kenapa? Kamu juga mau bulan madu, Ibnu?"
"Ya enggak lah pak, saya kan cuma nanya. Dari pada gak ada yang bertanya kan, pasti nanti kita malah dikasih tugas sama bapak." Jawab Ibnu dengan menggebu-gebu.
Pak Prio bertepuk tangan di tengah keriuhan kelas yang sedang diajarnya itu. "Super sekali Ibnu. Tapi sayang saya akan tetap memberikan kalian tugas." Dengan senyuman mautnya yang seakan mampu menyabut nyawa seluruh muridnya.
Satu kelas itu mendesah lemas. Setelah mendengar ocehan gurunya yang panjang lebar menjelaskan tentang puisi-dan yakinlah dari sepanjang penjelasan tadi hanya sedikit yang mengerti, sisanya pura-pura mengerti.
"Buat puisi, minimal tiga bait. Temanya bebas."
"Jadi pr kan pa." Kata murid yang duduk di bangku paling belakang. Namanya Yusuf.
"Ah iya boleh." Baru juga murid-muridnya bersorak girang, namun perkataan pak Prio selanjutnya benar-benar membuat mereka seperti di hempaskan dari langit dengan kuat. "Satu puisi untuk sekarang dan satu puisi untuk kelas saya selanjutnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Sammy! (New Version)
Teen Fiction[PRIVATE! Follow sebelum baca] Jatuh cinta dengan sahabat sendiri, itu sudah biasa sebenarnya. Karena tidak ada persahabatan diantara dua anak manusia yang berbeda jenis. Mungkin jika ada hanya satu banding seratus. Yang satu mencintai, yang satu ti...