6 •Patah

864 41 141
                                    

"Gue Alena,"

Jelas, Sammy masih sangat mengingat perkenalannya dengan Alena beberapa minggu lalu. Perkenalan yang seharusnya tidak pantas disebut perkenalan itu entah mengapa selalu membawanya bertemu dengan gadis itu di beberapa kesempatan.

Banyak hal yang berubah beberapa minggu terakhir ini. Terlalu cepat, terlalu membuat Sammy pusing sendiri, juga patah hati. Bagaimana tidak? Mendengar kabar yang sangat mengejutkan dari Rio--kakak Keyla--gadis yang disukainya--gadis yang menjadi sahabatnya selama ini--ternyat telah berstatus milik orang lain. Itu adalah berita besar yang membuat perubahan sangat besar di kehidupan Sammy. Tidak ada lagi Sammy yang menjemput Keyla pulang sekolah, tidak ada lagi Sammy yang mengganggu Keyla dengan menarik gas motornya agar gadis itu memeluknya secara refleks dan berakhir dengan pukulan juga cubitan ditubuhnya.

Semuanya berubah, secepat itu.

Dan hari ini, hari dimana seseorang yang sempat Sammy kenal sebagai laki-laki paling hebat dalam keluarga Keyla, berpulang ke tempat asalnya. Sama hanya bisa menatap dari jauh bagaimana rapuhnya Keyla yang berada di pelukan Rio. Gadis itu tak henti-hentinya mengeluarkan air mata, menangis hingga membuat wajahnya memerah dan matanya membengkak. Sammy mungkin tidak tahu bagaimana rasanya ditinggalkan orang terkasih dari dunia, tapi melihat bagaimana hancurnya Keyla, Sammy sedikit memahami. Sammy selama ini tidak tahu dan juga tidak mau memaksa Keyla untuk bercerita masalahnya--jika bukan gadis itu sendiri yang menceritakannya--dan Sammy merasa gagal menjadi orang yang bisa di andalkan oleh Keyla.

"Sammy, makan dulu sana, Tante sudah siapkan di meja ya." Sammy tersenyum tipis. Melihat bagaimana Tante Yasmin yang terlihat sangat tegar hari ini padahal Sammy tahu di sudut hati terdalam wanita itu menyimpan sejuta luka.

Kadang Sammy merasa perempuan memang sehebat itu. Masih sanggup tersenyum saat hatinya meraung-raung.

Saat matanya mencari-cari keberadaan Keyla, Sammy tidak sengaja menatap bayangan Alena yang berdiri jauh dari tempatnya. Gadis itu tengah menatap lurus ke kolam renang, sendirian. Entah apa yang dilakukannya di sana dan apa hubungan Alena dengan keluarga ini sampai dia bisa berada disini saja dan masih belum tahu.

Sammy memejamkan matanya. Tidak ada gunanya juga ia memikirkan hal tersebut, karena sejak tadi yang Sammy resahkan adalah Keyla. Bagaimana keadaan gadis itu setelah seseorang yang sangat dibangga-banggakan olehnya dulu telah pergi. Apakah Keyla sudah ikhlas dengan kepergian Papanya? Atau justru masih meratapi dirinya yang sempat membenci Om Farhan?

Melangkah menuju kamar Keyla setelah bertanya pada Rio tadi, pintu kamarnya tertutup rapat. Satu yang melintas di benaknya saat ini, bahka Keyla pasti merasa bersalah dan menyerahkan dirinya. Gadis itu, Sammy tahu jika Keyla sangat keras kepala.

Ruangan itu gelap, tirainya bahkan dibiarkan tertutup rapat. Sammy melangkahkan kakinya pelan tidak ingin mengganggu Keyla yang sedang istirahat setelah seharian menguras tenaga dengan menangis dan menangis.

Sammy melihat gadis itu sedang meringkuk persis seperti bayi dalam kandungan, wajahnya sembab oleh air mata, rambutnya berantakan dan masih ada jejak air mata di pipinya. Sammy mengusap air matanya kemudian beralih mengusap rambutnya.

Gadis ini yang mampu membuat Sammy hanya melihat ke arahnya. Membuat dunia Sammy hanya berputar padanya. Baru kali ini Sammy melihat Keyla yang sangat rapuh. Sebelumnya Keyla tidak pernah mengeluh tentang keluarga padanya, sangat berbeda dengan teman-teman di sekolahnya.

Hello Sammy! (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang