"Cewek cantik atau manis?"
"Cowok pengertian!"
Aksel berdecak, ia meletakkan tasnya di atas meja lalu duduk dengan tidak santai. Wajahnya terlihat kurang bersahabat.
Nilara selalu tidak mengerti cowok yang menjadi teman sebangkunya ini. Datang-datang menarik buku yang sedang ia baca lalu memberikan pilihan yang tidak jelas apa tujuannya. Ia mengangkat bahu, tidak mau tahu apa yang membuat wajah Aksel sekusut itu. Lagi pula masih tersisa rasa kesal dalam dirinya dengan kejadian waktu itu.
"Nil,"
"Lara, Sel! Lara! Gue berasa kayak kuda Nil kalau lo panggilnya gitu." Nilara berdecak, hancur sudah moodnya untuk mempelajari buku tentang arsitektur.
Aksel malah melipat tangannya di atas meja dan meletakkan kepalanya sambil menghadap Nilara.
"Gue lagi galau." Terang Aksel tanpa diminta.
Nilara hanya mencebik lalu menyandarkan punggungnya.
"Kenapa sih cewek itu susah banget di mengerti? Kenapa pemikiran mereka tuh rumit banget. Bilangnya nggak papa, tapi ngediemin. Bilangnya terserah, tapi giliran gue yang milih dia malah marah."
"Ribet banget cewek tuh!" Aksel mengacak rambutnya frustasi.
Mendengar ungkapan Aksel, Nilara sedikit tertarik. Pasalnya belum pernah Aksel membahas seorang cewek padanya, atau belum pernah Nilara melihat Aksel dekat dengan cewek, selain untuk menggodanya.
"Emangnya lo punya pacar?" Hanya satu kalimat tanya, namun mampu membuat Nilara mendapatkan tatapan tajam dari Aksel.
"Lo ngeremehin gue? Nggak lihat tampang gue ini, sebelas dua belas lah sama Messi."
Nilara merasa ia ingin muntah. "Messi dari mananya? Dari ujung rambut sampe jempol kaki aja lo tuh nggak ada mirip-miripnya!"
"Iyain aja kenapa sih, Nil. Bikin orang seneng kan dapet pahala."
"Bikin orang seneng, tapi bohong kan juga dapet dosa."
Aksel berdecak, Nilara selalu saja mbalikkan kata-katanya. Sanggup membuat Aksel diam seketika, mati kutu.
Sepertinya Aksel salah memilih orang untuk bercerita.
"Sel, tadi gue lihat Sammy ngejar-ngejar cewek, pacarnya ya?" Tanya Nilara penasaran. Ia bahkan sedikit berbisik.
"Cewek yang mana?"
Nilara membulatkan matanya. "Astaga! Sammy ceweknya banyak?" Ia menggelengkan kepalanya, lalu mengangguk. "Wajar aja sih, dia keliatan romantis gitu, senyumnya manis pula."
Aksel mengerutkan keningnya dalam, lalu detik berikutnya saat ia menyadari maksud Nilara, aksel tertawa keras. Membuat beberapa pasang mata melemparkan tatapan terganggunya.
Aksel hanya meringis sambil cengengesan menanggapi.
"Sammy itu suka cewek yang jutek, asal lo tau." Ucap Aksel saat tawanya sudah reda. "Cewek yang nggak bingung harus pake baju apa kalau di ajak jalan, cewek yang nggak harus dandan menor karena Sammy lebih suka yang natural. Cewek yang nggak cari perhatian, cewek kuat, dan yang paling penting..." Nilara menunggu kelanjutan ucapan Aksel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Sammy! (New Version)
Teen Fiction[PRIVATE! Follow sebelum baca] Jatuh cinta dengan sahabat sendiri, itu sudah biasa sebenarnya. Karena tidak ada persahabatan diantara dua anak manusia yang berbeda jenis. Mungkin jika ada hanya satu banding seratus. Yang satu mencintai, yang satu ti...