Kepada hati ku bertanya, kenapa ada nama dia disana.
—Hello Sammy—
Bidadari tanpa sayap: jangan pulang kemaleman, bunda capek ah nunggu kamu tanpa kabar.
Sammy terkekeh membaca pesan bundanya tersebut. Dengan cepat ia mengetikkan balasan untuk sang bunda agar tak menunggunya yang tidak pasti.
Sammy: selamat bobo bunda😴
Balasan yang sangat tidak nyambung.
Setelah memasukkan kembali ponselnya, Sammy meraih gitar akustik. Suara petikan merdu mulai mengisi ruangan yang tadinya hampa menjadi sedikit berwarna. Cowok itu memejamkan mata, menghayati setiap petikan gitarnya.
Sammy dan gitar adalah hal yang tak terpisahkan. Mereka berdua bagaikan soulmate, walau baru bertemu rasanya sudah sangat menyatu. Sammy dan patah hati adalah hal baru, ingin mulai berjuang tapi dia seperti tidak mau tahu. Sammy merasa diabaikan, perasaannya seperti tidak berarti sama sekali.
Memang sepertinya ini salahnya yang tidak mau tahu padahal dia sudah milik orang lain yang di cinta. Dulu Sammy selalu menunda-nunda, karena yakin hanya dirinya yang ada di dekat gadis yang ia puja. Kini Sammy yang merana karena kalah cepat ketika menyatakan cinta.
Ah, cinta. Kenapa sih kamu harus ada.
Diam ternyata tidak selalu emas, buktinya Sammy justru merasa hatinya diremas. Sakit, sesak namun tidak tahu harus mengadu pada siapa.
"Makin lama permainan gitar lo makin asik aja."
Sammy membuka matanya. Seorang cowok baru saja masuk dan langsung duduk di sampingnya dengan kepala yang bersandar di sofa.
"Baru balik lo?" Tanya Sammy saat melihat seragam masih melekat di tubuh cowok itu.
"Gue bolos." Jawabnya singkat.
Kemudian hening. Tanpa bertanya pun Sammy tahu alasan temannya yang satu ini. Broken home sepertinya sudah tidak asing lagi terdengar ditelinganya. Sudah banyak korbannya dan salah satunya adalah cowok di sampingnya ini.
"Udah makan lo?" Sammy bertanya lagi.
Cowok itu mendelik, "gue geli dengernya, sumpah. Najis lo."
Padahal Sammy bertanya tulus, karena ia juga masih lapar dan ingin memesankan makanan. Sekalian untuk teman-temannya.
Memutar mata Sammy mengabaikan saja Cakra yang duduk menjauhinya. Memang apa pedulinya? Toh, Sammy masih suka yang namanya wanita. Sammy juga tidak suka bermain anggar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Sammy! (New Version)
Teen Fiction[PRIVATE! Follow sebelum baca] Jatuh cinta dengan sahabat sendiri, itu sudah biasa sebenarnya. Karena tidak ada persahabatan diantara dua anak manusia yang berbeda jenis. Mungkin jika ada hanya satu banding seratus. Yang satu mencintai, yang satu ti...