1

19.3K 578 22
                                    

"Bro, lo nggak ada niat buat cari cewek?"

"Gue gak niat cari cewek, Al." acuhnya dingin.

"Sshh..." Aldo mengacak rambutnya frustasi merasa kesal ketika hampir setiap hari dirinya menggoda Rizky, tapi sama sekali tak berpengaruh pada lelaki berwajah datar itu.

"Biarin deh Al, lo pasti tau sendirikan? Dia terlalu terobsesi sama kerjaan-nya" sahut Dani dengan mulut yang mengunyah snack.

Rizky melirik Dani. "Kalo lagi ngunyah jangan ngomong Dan, nanti keselek tau rasa." ucap Rizky mengingatkan, tapi Dani hanya menghiraukannya.

Entah kenapa Aldo tiba-tiba menatap Rizky dengan tatapan curiga, "Jangan-jangan lo gay."

Mendengar itu, Rizky membelalakan matanya, "Lo gila?"

"Gue gak habis pikir Ky. Lo itu tampan, kaya, tinggi dan ahh ... pokoknya lo sempurna deh dimata cewek. Tapi sampe sekarang gue belum pernah denger lo deket sama cewek!" ujar Aldo panjang.

Rizky menyipitkan matanya menatap Aldo. "Termasuk lo kan Al." ucap Rizky tepat. Membuat Aldo menganggukan kepalanya pasti.

"Walaupun gue nggak punya cewek, tapi seenggaknya gue pernah jalan sama cewek." ucap Aldo membuat Rizky hanya mengidikan kedua bahunya tak peduli.

"Gue nggak peduli." ucap Rizky berdiri dari duduknya.

"Gue pulang duluan." ucap Rizky mulai berjalan kearah pintu keluar apartement Aldo.

Sesampainya di dalam mobil Rizky menghela napas berat sambil mencengkram stir mobil.

Kata-kata Aldo tadi masih saja terngiang jelas dipikirannya.

Kalau dipikir-pikir lagi perkataan Aldo ada benarnya juga— ia memang harus segera mencari pasangan.

Tapi masalahnya disini siapa gadis itu?

Walaupun sebenarnya banyak gadis-gadis cantik yang mengantri ingin menjadi kekasihnya, tapi tetap saja Rizky tak ada minat.

Takut-takut jika ia salah memilih pasangan yang akhirnya hanya bisa memanfaatkan hartanya saja dan menurutnya itu sangat menyebalkan.

Arrgh! Semakin dipikirkan ternyata semakin membuat kepalanya terasa berdenyut-denyut. Tak lama kemudian, Rizky segera menyalakan mesin mobil dan melajukannya dengan kecepatan rata-rata.

Dan sialnya! Selama perjalanan menuju rumahnya, Rizky malah tak bisa berhenti memikirkan hal tersebut. Hal yang sebenarnya bisa ia acuhkan seperti biasanya.

***

"Omma." panggil Rizky mengelilingi ruang keluarga yang tak menemukan neneknya.

Panggilan Rizky terdengar begitu menggema di ruangan tempat biasa Ommanya bersantai. Maklum tak ada siapa-siapa di rumah seluas ini selain dirinya dan Ommanya.

Setelah insiden kecelakaan pesawat yang membuat kedua orangtua Rizky meninggal ketika perjalanan pulang dari Hongkong.

Dan sejak saat itu—pengasuhan Rizky berpindah tangan pada Omma sepenuhnya. Bersamaan dengan kekuasan perusahaan milik ayah Rizky yang kini tengah Rizky kelola bersama asisten pribadinya.

"Disini Rizky ..." suara halus itu berhasil membuat Rizky menoleh kearah sofa tunggal yang terletak di dekat kolam berenang.

Rizky tersenyum dan berjalan menghampiri Omma tercintanya. "Kamu udah pulang." ucap Omma Maya.

"Udah Omma." jawab Rizky, duduk disamping Maya. "Omma ingin ada teman dirumah Ky." ucap Maya—yang kesepian saat ia ditinggal pergi Rizky kekantor.

The Maid My Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang