Demian Nicholsan.
Namira Nicholsan.
***
Namira berlari kearah perempuan berdress merah dan memegang kaki jenjang Dinda yang berheels.
Dinda merasakan ada yang memegang kakinya. Saat melihat kebawah Dinda melihat gadis kecil yang terus memeluk kakinya.
Dinda tersenyum dan berjongkok agar menyamaratakan tinggi badannya dengan gadis manis yang sedari-tadi tersenyum kearahnya.
"Mommy ..." panggil Namira membuat Dinda mengerutkan keningnya.
"Mana Mommy kamu?" tanya Dinda, mengelus rambut panjang Namira.
"Mommy Namira ini .." ucap Namira menunjuk Dinda—gadis itu hanya tersenyum manis.
"Bukan sayang. Tante bukan Mommy kamu." ucap Dinda membuat Namira seketika ingin menangis.
"Jangan menanggis Namira ..." ucap Dinda menarik tubuh mungil Namira kedekapannya.
Membuat Namira memeluk tubuh Dinda erat seolah mengartikan tidak ingin melepaskan dekapannya.
"Tante boleh nggak Namira panggil tante Mommy." ucap Namira yang masih terisak.
"Boleh.. banget sayang!" ucap Dinda menghapus sisa air mata yang ada dikedua mata bulat Namira.
"Beneran?" tanya Namira.
"Iya. Beneran!" ucap Dinda membuat Namira berteriak girang.
"Mommy Namira sayang Mommy." ucap Namira kembali mendekap tubuh Dinda.
"Mommy juga sayang kamu!" ucap Dinda membalas pelukan Namira.
Namira melepaskan pelukannya dan menatap mata Dinda.
"Mommy mau nggak main kerumah Namira." ucap Namira penuh harap.
Dinda hanya tersenyum kecil mencubit pipi tembem Namira.
"Boleh! Tapi lain kali yah." ucap Dinda, membuat Namira mengangguk mengerti.
"Mommy tau Daddy dimana?" tanya Namira menengok kanan—kiri namun tak menemukan Demian.
"Mommy nggak tau!" ucap Dinda, sambil menggendong tubuh mungil Namira.
"Sambil nunggu Daddy kamu. Kita duduk dulu yah ..." ucap Dinda melangkahkan kakinya kearah kursi yang kosong.
***
Rizky—Demian—Levin dan pembisnis lainnya berada diruangan yang cukup besar untuk membicarakan kontrak kerja dan menandatangani semua berkas-berkas penting untuk kesepakatan bersama.
Demian lupa bahwa ia membawa Namira, ia sekarang panik dimana anak kecilnya berada. Buru-buru Demian bangkit dari posisi duduknya.
"Maaf semuanya saya mau ketoilet dulu." ucap Demian membuat semua orang menggangguk mengerti.
"Silahkan ..." ucap Rizky yang masih berkutat pada berkas-berkasnya.
Pria itu sudah berada diluar, ia menutup rapat pintu ruangannya kembali. Dan mulai mencari keberadaan Namira.
"Namira Kamu dimana!" ucap Demian pelan. Takut menganggu orang-orang yang berada diruangan.
"Daddy Namira disini." teriak Namira, membuat Demian mengedarkan penglihatannya kearah suara yang dikenalinya.
Demian mengerutkan keningnya melihat wanita yang bersama Namira.
"Daddy sini!" teriak Namira, menyuruh Demian menghampirinya.
Dinda agak sedikit canggung melihat Ayah Namira menghampiri dirinya.
Demian berada didepan wanita berdress merah dan gadis kecilnya.
"Namira, Kamu sama siapa?" tanya Demian.
Namira tersenyum. "Sama Mommy Namira dong." ucap Namira yang masih duduk dipangkuan Dinda.
"Mommy?" ucap Demian Tak mengerti.
"Begini Tuan, tadi saya lagi berdiri tapi tiba-tiba ada yang meluk kaki saya. Namira panggil saya Mommy, terus saya bilang saya bukan Mommy kamu. Tapi Namira—nya malah nangis, saya nggak tega terus meluk Namira. Tapi Namira bilang lagi sama saya boleh nggak kalau Namira panggil Mommy, yah saya setuju aja nggak tega ngeliat Namira nangis." Dinda menjelaskan semuanya.
"Saya nggak bermaksud apa-apa kok." ucap Dinda.
Demian hanya tersenyum, baginya gadis itu begitu lucu. "Makasih kamu udah nemenin Namira." ucap Demian kearah Dinda.
"Sama-sama tuan!" ucap Dinda, membuat Namira tertawa melihat ekspresi Daddy Demian.
"Daddy kok senyum-senyum sih." tanya Namira membuat Demian melotot kearah Namira.
"Daddy suka yah sama Mommy." ucap Namira—membuat kedua orang itu saling melirik dan tersenyum canggung gara-gara ucapan Namira.
"Namira, kamu buat Daddy salah tingkah." ucap Demian membatin.
Demian rasanya malu mendengar perkataan Namira didepan Dinda.
Namira yang melihat Demian salah tingkah hanya terkekeh kecil seakan menertawakannya."Mommy!" ucap Namira.
"Iya, Namira." ucap Dinda lembut.
"Namira mau Mommy tinggal dirumah Namira." ucap Namira sambil mencium pipi Dinda.
"Mommy nggak mungkin tinggal dirumah Namira, karena Mommy harus kerja sayang." ucap Dinda lembut. Agar Namira mengerti.
"Sayang, Tante Dinda sibuk jadi nggak bisa tinggal dirumah kita." ucap Demian.
"Namira ngerti kok Mommy." ucap Namira mengelus rambut Dinda yang terurai.
"Dindaa ..." panggil Rizky dari arah berlawanan membuat ketiga orang itu menenggok kearah suara.
***
Cerita ini sedang tahap revisi. Terimakasih yang udah mau mampir buat baca cerita gaje saya. Makasih juga yang udah VOTE!
TBC!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Maid My Wife [END]
RomanceRank# [01082018] # 1 in Dindakirana. [01082018] # 2 in Rizkynda. [03042020] # 1 in Rizkynazar. [07082020] # 4 in Maid. **** "Nothing is impossible in this world ... " .. Dinda tidak percaya dengan perubahan dirinya, kala ia bekerja dirumah besar mil...