Sudah direvisi ..
.
.
."Namira.." Demian mengetuk pintu kamar putri kecilnya, namun Namira tak kunjung menjawabnya.
"Namira, Daddy mau bicara sama kamu,"
"Namira nggak mau ketemu sama Daddy. Kecuali Daddy bisa nemuin Namira sama Mommy sekarang juga.."
"Daddy nggak bisa Namira.."
"Namira mau ketemu Mommy, Dad.." gadis itu menangis dari dalam kamarnya.
"Daddy, please bawa Mommy kesini.." suara Namira terdengar sangat memohon, agar Demian menuruti apa kemauan-nya.
Laras-Ibu Demian menghampiri anaknya yang berdiri dikamar cucunya.
"Mah, bantuin Demian buat bisa ngertiin Namira. Kalo aku nggak bisa bawa Dinda kesini.."
"Namira sayang, tolong keluar dulu dan denger penjelasan Daddy kamu.." Laras mengetuk kamar Namira, berusaha membujuk cucunya agar keluar kamarnya.
"Nggak mau.." ketus Namira masih kekeh pada pendiriannya untuk bertemu Dinda.
Demian mengusap wajahnya kasar, "Mamah denger kan kalo Namira tetap mau ketemu sama Dinda," ucap Demian yang terlihat frustasi.
"Iya, Mamah ngerti. Kan kamu tau sendiri sifat Namira, kalo kemauannya harus diturutin. Kalo nggak dia akan mengunci dirinya dikamar.." ucap Laras membuat Demian memijit pelipisnya yang terasa pusing.
"Aku harus gimana Mah.." Demian meminta saran pada ibunya.
"Menurut Mamah kamu coba dulu bicara sama Dinda, dan minta tolong sama dia untuk bisa datang kesini.."
"Tapi Mah.."
"Ini satu-satunya cara buat Namira, bisa keluar dari dalam kamarnya.."
Demian menghembuskan nafas lelahnya, "Namira please keluar dulu," Demian masih mengetuk pintu kamar-putri kecilnya.
"Namira nggak mau Daddy. Namira mau keluar kamar kalo udah ada Mommy disini.." gadis kecil itu masih tetap ngotot tak akan keluar kamar kalo belum bertemu dengan Dinda.
"Okay Daddy bakal turutin apa kemauan kamu kali ini.." ucap Demian membuat Namira seketika membuka pintu kamarnya dan tersenyum ceria-walaupun kedua manic kembarnya membengkak karena dirinya habis menangis.
"Beneran! Daddy mau turutin apa kemauannya Namira.." Laras mengelus puncak kepala cucunya,
"Namira kamu jangan kayak gini lagi sayang, Nenek khawatir tau.." wanita paruh baya itu mengusap kelopak mata Namira yang terdapat air mata.
Demian hanya tersenyum kecut dan menganggukan kepalanya. "Iya," Pria itu masih tak yakin jika nanti Rizky mengizinkan Dinda untuk pergi kerumahnya.
Namira mendengarnya melompat-lompat dengan gembira. "Nenek dengerkan kalo Daddy bakalan bawa Mommy kesini," Mata Namira tampak berbinar dengan kesenangan yang amat membuncah.
Laras hanya menganggukan kepalanya dan tersenyum melihat Namira yang tampak bahagia.
"Daddy sini dulu.." pinta Namira, membuat Demian berlutut dan menyamakan tingginya dengan putrinya.
Namira mencium pipi kanan Demian dan tersenyum. "Namira sayang Daddy deh.." gadis kecil memeluk Demian, pria dewasa itu membalas pelukan Namira dan mengelus puncak kepalanya.
Sebagai orang tua tunggal Demian berusaha menyenangkan apa yang putrinya inginkan walaupun harus melewati rintangan apapun untuk membuat Namira tersenyum. Dan Demian tidak akan membuat Namira-sedih.
Apa mungkin Demian akan merebut Dinda dari tangan Rizky. Dan membahagiakan Namira sepenuhnya dengan kehadiran Dinda diantara keduanya? Entahlah kita akan tau pada waktu yang akan datang.
"Daddy menyayangimu Namira.." guman Demian, Laras yang melihat anak dan cucunya berpelukan tersenyum, dan tak terasa wanita itu meneteskan air matanya.
Semua orang tua ingin kebahagian untuk anaknya, begitupun dengan Laras ia ingin anaknya dipenuhi kebahagiaan.
***
Namira terus saja tersenyum dan memegang pergelangan tangan Demian. "Daddy, Namira mau ikut.."
"Jangan sayang, Namira tungguin Daddy aja dirumah sama Nenek..!!" wajah manisnya memberengut tak suka, dan matanya siap akan menangis membuat Demian mengalah dan membiarkan anaknya pergi bersamanya.
"Iya udah, Namira boleh ikut.." bibirnya melebar dan tersenyum senang mendengar penuturan Demian. "Daddy," panggil Namira.
Pria itu menatap Namira dengan tatapan bingung. "Kenapa..?" tanyanya.
"Kapan Daddy menikah sama Mommy.." celoteh polos Namira membuat Demian seketika menekan dadanya kuat-kuat, rasanya menyesakan.
"Daddy tau, Namira udah bilang sama temen-temen Namira kalo aku mau punya Mommy baru.."
"Dan semua temen-temen Namira seneng dengernya, dan mereka bilang mau cepet ketemu sama Mommy. Dan kebetulan pentas seni yang diadakan disekolah bakalan diundur untuk beberapa hari, Namira seneng dengernya jadi Namira punya waktu buat bilang sama Mommy buat datang kesekolah Namira dan ngenalin Mommy sama temen-temen aku.." jelas Namira dengan senyuman yang terus mengembang.
Demian tersenyum getir mendengarnya secara tak langsung Namira menyuruhnya untuk mendapatkan Dinda, karena bagi Demian kebahagiaan Namira segalanya baginya.
Keputusan akhirnya Demian akan bertekad memperjuangkan Dinda dan mungkin dirinya harus bersaing dengan Rizky. Walaupun mereka berdua sudah bertunangan tapi Demian tak akan menyerah dan akan menyakinkan akan mendapatkannya.
"Kalo misalnya Daddy menikah sama Mommy, perasaan Namira gimana?"
"Namira seneng banget Daddy.."
Demian tersenyum. "Sekarang kita mau kemana.."
"Ketemu Mommy.."
"Daddy gimana kalo kita beli bunga dulu buat Mommy.." ucap Namira, sekarang wajah Namira berubah tak murung lagi dan menanggis, wajahnya tampak sangat bahagia.
"Boleh.." ucap Demian yang disambut antusias oleh Namira.
"Daddy.."
"Ya!!"
"Aku mau Daddy sama Mommy bersama selamanya, apa Daddy bisa kabulin permintaan Namira yang ini.."
Demian terasa kelu ingin menjawabnya.
"Namira berdoa saja sama Tuhan buat kabulin permintaan Namira.." Tidak mungkin Demian memberikan harapan kosong kepada anak semata wayangnya.
***
Up lagi Ah ...
TBC!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Maid My Wife [END]
RomansaRank# [01082018] # 1 in Dindakirana. [01082018] # 2 in Rizkynda. [03042020] # 1 in Rizkynazar. [07082020] # 4 in Maid. **** "Nothing is impossible in this world ... " .. Dinda tidak percaya dengan perubahan dirinya, kala ia bekerja dirumah besar mil...