[29] KABAR GEMBIRA {2}

6.4K 288 14
                                    


Sudah direvisi ...

.
.
.
.

Tak terasa kini usia kehamilan Dinda telah memasuki bulan kedelapan. Dinda dianjurkan istirahat untuk mempersiapkan proses persalinan nya. Perutnya semakin membesar dan terasa berat, ia juga sekarang gampang sekali kelelahan tapi untungnya suami nya selalu berada disamping nya, Rizky rela meninggalkan kantor dan menyerahkan sementara urusan kantor kepada kedua teman nya untuk menghandle kantor miliknya.

Rizky-pria itu berubah menjadi over protective semasa kehamilan Dinda.

Dan Dinda merasa senang akan hal itu, karena perhatian Rizky berkali-kali lipat bertambah seiring berjalan usia kehamilan nya makin bertambah.

Apalagi menurut hasil USG, janin Dinda berjenis kelamin laki-laki, pria itu tak memberikan waktu sedikitpun untuk berjalan keruang tamu walaupun itu hanya sebentar.

"Mau kemana?" tanya Rizky dengan raut wajah penuh kekhawatiran karena usia kandungan Dinda yang sudah membesar, dirinya takut jika bayi yang berada dalam kandungan Dinda kenapa-kenapa.

"Aku mau keluar rumah sebentar, aku merasa bosan berada dalam kamar terus menerus, aku ingin berjalan-jalan," ucap Dinda yang sudah siap berdiri tapi dengan cepat Rizky menahan nya.

"Kata dokter kamu harus banyak istirahat, jadi jangan kemana-mana," kata Rizky membuat Dinda memberengut kesal.

"Tapi aku bosan!! Yang terus berada dikamar tanpa melakukan apapun ..."

"Please, kali ini aku bolehkan jalan-jalan didepan rumah.." Dinda memasang wajah memohon kearah Rizky, membuat Rizky hanya bisa mengacak rambutnya dan mengizinkan nya walaupun sedikit terpaksa.

"Baiklah," ucapnya lemas.

"Terimakasih ..." Dinda mengecup pipi Rizky sekilas dan tersenyum ceria.

Rizky pun membantu Dinda untuk berjalan keluar rumah.

***

Dinda tersenyum melihat taman kecil yang berada didepan rumah, Dinda memejamkan matanya ketika angin kecil membelai permukaan wajahnya. Rizky berjalan mendekati Dinda dan melingkarkan kedua tangan nya pada perut Dinda yang membuncit.

"Aku mencintaimu .." ucap Rizky mencium pipi Dinda sekilas.

Pelukan terlepas dan posisinya beralih menjadi menjongkok dan tangan nya mengelus perut Dinda, dan mencium nya dengan penuh kasih sayang.

"Cepat lahir! Ayah sudah tak sabar ingin melihatmu," bisik Rizky didepan perut Dinda dan mencium nya.

Sedangkan Dinda hanya bisa tersenyum dan mengelus kepala Rizky.

***

Waktu terus berlalu kini usia kandungan Dinda telah menginjak bulan kesembilan. Dinda mengeluh mulas sambil merintih kesakitan, Rizky segera melarikan nya ke rumah sakit. Dinda akan segera melahirkan anak pertama mereka.

Keringat Dingin mulai bermunculan dipelipis Rizky, ia benar-benar tegang ketika Dinda menjerit kesakitan didalam ruang persalinan itu.

Rizky sudah menelpon Ommanya untuk segera datang kerumah sakit.

Rizky masuk kedalam ruangan persalinan ia melihat sang istri yang terus berjuang untuk mengeluarkan sang buah hati kedunia ini, ia menggengam tangan Dinda begitu erat ia mengelus pelipis istrinya yang mengeluarkan keringat.

"Rizky," rintih Dinda disela-sela kesakitan nya.

"Berusahalah sayang! Aku mencintaimu," Rizky menyemangati Dinda sambil mencium kening istrinya.

"Ta ... tapi ini sakit," ucap Dinda dengan mengerang kesakitan.

"Berjuanglah ini demi anak kita ..." tubuh Rizky menegang ia tak sanggup melihat Dinda yang terus saja merintih kesakitan.

1 detik,

2 detik,

3 detik,

4 detik,

Dinda menjerit kesakitan dan mencengkram pergelangan tangan Rizky.

Dan ...

Akhirnya ...

Bayi mungil namun berisi itu telah hadir dikeluarga kecil Rizky..

Rizky tersenyum haru melihat bayi yang kini berada dalam gendongan sang dokter, Rizky beralih menatap Dinda dan mengecupi tangan Dinda, dengan penuh cinta. Ia tak bisa berkata-kata apapun lagi.

Rizky menangis melihat Dinda yang berjuang demi melahirkan putra kecil nya.

"Aku mencintaimu, sangat!" Rizky mengecup bibir Dinda sekilas.

"Terimakasih, karena kamu udah berjuang buat anak kita," Dinda yang masih terbaring lemah hanya bisa tersenyum dan memijit pelipisnya pelan.

"Ini dia bayi kalian," dokter itu menyerahkan bayi mungil itu pada gendongan Rizky.

Rizky menangis kembali saat melihat putra kecil nya yang tertidur lelap, ia sekarang menyadi Ayah yang akan melindungi putra kecil nya dan menjaga istri yang begitu dicintai nya.

"Dia sangat tampan," Rizky mengelus pipi gembul putra yang masih tertidur.

Kejadian ini sangat menegangkan sekaligus mengharukan. Menegangkan karena sang istri yang terus berjuang untuk melahirkan putra nya. Dan ..

Mengharukan karena Dinda berhasil memberikan nya anak, apalagi bayi yang berada dalam gendongan nya itu berjenis kelamin laki-laki. Ini hari yang membahagiakan bagi mereka.

"Aku ingin melihatnya," seru Dinda, pria itu tersenyum dan membaringkan tubuh mungil itu disamping Dinda.

"Dia sangat tampan," ucap Dinda yang mengecup pipi putra nya.

Rizky mengelus kepala Dinda pelan. "Benar, dia sangat tampan," ucapnya.

"Jadi siapa namanya?" tanya Dinda yang langsung menatap Rizky..

"Arka Brian Nazar ..."

"Artinya?" tanya Dinda penasaran.

"Arka yang artinya cahaya, brian yang artinya kuat. Jadi dia adalah cahaya yang kuat bagi kita berdua ..."

Dinda tersenyum dan mengelus kepala Arka. "Nama yang bagus." guman Dinda.

Rizky tersenyum sambil mengecup kepala Arka. "Aku menyayangi kalian," Rizky mengecup tangan Dinda.

Pasangan suami istri itu tengah berbahagia karena kehadiran Arka yang menjadi pelengkap keluarga kecil mereka.

***

TBC!

The Maid My Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang