[26] SELAMAT PAGI

7.3K 299 11
                                    

Sudah direvisi ..

.
.
.
.

Perempuan itu mengerjapkan mata beberapa kali ketika ia merasakan tangan seseorang yang menyentuh tubuh polos nya.

Ia memutar tubuh kearah samping yang memperlihat kan Rizky yang masih terlelap sambil memeluk tubuh polos miliknya.

Dinda menatap Rizky dengan senyuman manis. Tapi senyuman itu hilang seketika tergantikan dengan rona merah yang tertera dikedua pipi nya.

Ia teringat kilasan malam yang masih terlintas dalam pikiran membuat ia menggelengkan kepala nya beberapa kali agar mengusir bayangan yang membuat seluruh tubuh nya terasa panas.

Pria itu terbangun dan mata nya menyorot kesatu titik yaitu sang istri. "Apa yang kau lakukan?" tanya pria itu dengan mengedipkan mata nya kearah Dinda yang tengah membulatkan mata seolah terkejut ketika ia mulai bersuara.

Dinda mengatupkan bibirnya yang setengah terbuka. Ia mengerjapkan mata nya dengan salah tingkah yah ia merasa malu ketika Rizky yang kini menatap nya dengan menyeringai lebar-lebar.

Dinda terdiam dan mulai berbalik memunggungi sang suami yang mungkin masih menatapnya.

Tangan lelaki itu memeluk tubuh Dinda dan merapatkan punggung polos milik nya kearah dada bidang milik Rizky yang sama polosnya.

"Selamat pagi.." bisik Rizky tepat kearah daun telinga sang istri. Tubuh Dinda terasa meremang ketika hembusan nafas hangat Rizky menerpa tengkuk dan juga bahu nya.

Dinda mulai menggeliat dari kungkungan tangan Rizky.

"Terimakasih, karena kau semalam memberikan hal yang sangat menyenangkan bagiku. Aku tak akan melupakan nya.." ucap Rizky sambil mengecup bahu milik sang istri.

Dinda berusaha menutup rapat—rapat kedua matanya dengan pipi yang amat memanas.

Ia tau maksud dari ucapan sang suami. Perempuan itu berusaha menyembunyikan wajahnya kedalam selimbut tebal tapi tangan Rizky sudah terlebih dahulu mencegahnya.

"Kenapa kau ingin bersembunyi dariku," ucap Rizky yang masih memeluk tubuh Dinda.

"Ak-u ha-hanya ... "

Rizky menarik tubuh Dinda tanpa membiarkan Dinda menyelesaikan ucapan nya terlebih dahulu.

"Apa yang kau lakukan, kenapa kau malah menarik tubuhku?" Dinda menatap bola mata sang suami dengan kesal.

"Hey, kenapa apa aku tak boleh menarik tubuh istriku sendiri. Dan kenapa kau malah memunggungiku tak tahu kah kau jika aku ingin melihat istriku yang cantik ini.." jelas Rizky.

Dan ...

Blush ..

Dinda merona kembali dengan ucapan Rizky, yang membuatnya salah tingkah untuk kesekian kalinya.

"Apa kau mengerti. Aku hanya ingin melihat wajah mu ini apalagi dengan rona merah yang selalu menghiasi pipimu," ucap pria itu sambil menelusuri wajah milik sang istri dengan penuh damba.

Dinda benar-benar dibuat malu dengan ucapan sang suami. "Berhenti, jangan menggodaku seperti itu ... apa kau tau aku sangat-sangat malu.." Dinda menekan semua kata yang diucapkan nya.

Perempuan itu melingkarkan tangan nya pada pinggang Rizky. Dan berusaha menyembunyikan wajah nya pada dada bidang nan lebar itu. Sungguh ia amat malu ketika melihat mata Rizky.

"Kau tak perlu malu kepadaku. Karena aku ini suamimu," bisik Rizky membuat tubuh Dinda geli ketika tangan nakal lelaki itu kembali menyentuh area sensitif nya.

Dinda meringis pelan ketika jari Rizky kembali pada area sensitif nya. "Hey!" perempuan itu menepis jari tangan Rizky agar menjauh dari daerah sana.

"Apa kau ingin mengulanginya lagi hahhh," ucap Dinda dengan nada sarkatis.

"Yah jika kau menginginkan nya lagi," goda Rizky dengan mengedipkan mata nya kearah Dinda.

Dinda bergidik ngeri dan menjauh dari rengkuhan tangan Rizky. "Kauuuu," ucap Dinda menatap kesal kearah Rizky.

Ia turun dari ranjang dan tak memperdulikan tubuh nya yang telanjang, ia berlari walaupun kaki nya terasa sakit untuk melangkah saja.

Tapi yang terpenting sekarang ia harus menjauh dari hadapan Rizky sebelum lelaki itu melakukan hal semalam dan membuat kaki nya tak mampu berjalan lagi.

Rizky tertawa melihat Dinda yang berlari berusaha melarikan diri kedalam kamar mandi.

"Jangan menertawakanku," teriak Dinda yang berusaha menahan rasa malunya.

Dinda menutup pintu nya dengan cepat. Tak ingin mendengar suara suami nya yang terus memanggil nama nya dan berusaha menggodanya lagi.

***

Dinda baru saja keluar dengan outfits simple. Tak lupa rambut panjang nya tergerai bebas. Dinda berjalan tertatih-tatih ketika berjalan, karena bagian selangkaan nya terasa sangat nyeri.

Dinda berjalan keluar kamar ia ingin mencari keberadaan suaminya yang entah ada dimana.

"Sayang kenapa dengan kakimu, kenapa berjalanmu seperti itu?" tanya Rizky dengan pura-pura tidak tahu apa yang terjadi dengan sang istri.

Dinda mendengus sebal dan menatap Rizky tajam. "Kau pura-pura tidak tahu tuan!"

Rizky terkekeh kecil dan mengecup pelipis Dinda dengan tiga kecupan berturut-turut.

"Maafkan ..., aku ... aku tidak percaya dengan ulahku akan membuat mu jadi sulit berjalan,"

"Baiklah," ucap Dinda dengan menghembuskan nafas nya pelan.

"Tapi—" ada jeda, "Sebagai menebus kesalahanku aku akan menggendong mu kemana pun yang kau mau," ucap nya dengan bersungguh-sungguh.

"Kau tidak perlu melakukan nya, aku bisa berjalan kok, yah walaupun dengan lambat tapi setidaknya aku masih bisa." balas Dinda dengan senyuman.

"Tapi aku tak menerima sebuah penolakan nona,"

"Dengar! Jika kau ingin pergi kemana pun...kau harus memberitahu ku, aku tidak mau kau kenapa-kenapa jika berjalan sendiri.." perhatian yang ditunjukan Rizky membuat Dinda tersenyum sambil mengelus rahang sang suami.

"Oh, ... baiklah."

"Sekarang ayo kita makan," ucap Rizky yang langsung menggendong tubuh sang istri kearah meja makan yang disana yang sudah tertata makanan yang amat sangat menggiurkan.

Dinda hanya bisa terpekik kaget ketika sang suami mulai berjalan dan menggendong nya.

Pria itu menatap mata mata sang istri yang terlihat terkejut. "Jangan membuka mulutmu, dengan begitu kau bisa menganggu konsentrasiku," ucap Rizky dengan nada menggoda Dinda.

"Kau menyebalkan, selalu saja menggodaku.." Dinda mencubit kecil tangan sang suami.

Rizky menurunkan Dinda dikursi yang didepan nya terdapat makanan yang siap untuk dimakan.

"Kau pasti sangat lapar, makanlah.." Rizky mengelus rambut istrinya yang tergerai.

"Kau juga harus makan, karena kau harus punya tenaga yang banyak jika kau ingin menggendongku," tutur Dinda diiringi senyuman kecil.

"Yah kau benar aku harus mempunyai tenaga untuk menggendong istriku ini." ucap Rizky sambil mengecup pipi Dinda.

Rizky tersenyum melihat perubahan pipi sang istri yang tampak memerah.

Keduanya makan dengan tenang dengan saling menyuapi satu sama lain.

***

Up lagi euy ...

TBC!

The Maid My Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang