3

8.5K 433 15
                                    

Maya membuka pintu kamar Rizky dan ia bisa melihat lelaki itu tengah mengerjakan tugas kantornya.

Maya berjalan beberapa langkah menghampiri cucunya. "Ky .. Omma suka deh sama Dinda .." ucap Maya yang duduk disofa sebelah cucunya itu yang tengah sibuk memainkan laptop.

Rizky menyandarkan punggungnya pada sofa yang didudukinya. "Suka?" nada suaranya sedikit kebingungan.

Maya mengelus tangan Rizky pelan. "Kamu nggak salah pilih- memperkerjakan Dinda buat ngurus semua keperluan kamu. Omma liat kalau dia itu gadis yang penyayang, penyabar, kokonya perpect deh." ucap Maya memuji kepribadian Dinda.

Rizky tersenyum tipis ketika dengan gembiranya Maya menceritakan kepribadian maidnya yang membuat Maya terkagum-kagum akan sosok Dinda yang baru beberapa jam di temuinya.

"Omma kok, makin akrab sama Dinda. Padahal Omma baru ketemu." seru Rizky tak percaya. Jika Ommanya bisa seakrab ini dan tahu sifat yang dimiliki Dinda.

"Omma juga nggak tau alasannya, kenapa Omma bisa suka sama Dinda dengan waktu yang singkat." seru Omma tersenyum ketika mengingat gadis yang baru saja ia temui.

"Omma mau Dinda jadi pasangan hidup kamu Ky." ucap Maya dalam hati. Dan kedua matanya menatap wajah tampan cucunya.

Dan lagi-lagi entah datang darimana, Maya sangat menginginkan jika Dinda bisa bersanding dengan cucunya.

Walaupun Maya tau jika Dinda berasal dari kalangan bawah. Tapi ia tak akan mempersalahkannya yang terpenting Dinda bisa memahami sifat Rizky yang terkadang bersifat angkuh dan cuek.

Rizky yang kembali pada aktivitasnya yang sedikit tertunda dan yang jelas sekarang bibirnya tersenyum tanpa sebab mengingat seseorang yang tak lain maidnya sendiri.

Maya yang berada disebelah Rizky keheranan ketika cucunya senyam-senyum tanpa sebab membuat ia kebingungan.

"Kamu kenapa?" tegur Maya membuat Rizky menatap Ommanya dengan ekspresi gelagapan.

"Ak.. Aku nggak papa kok." seru Rizky.

Maya tersenyum dalam diam melihat cucunya salah tingkah.

***

Dinda memandang kosong keluar lewat kaca jendela kamar yang ditempatinya, ia masih penasaran siapa orang tuanya? Yang tega meninggalkannya dipanti asuhan.

Saat Dinda menanyakan tentang asal muasal dirinya pada Bu Asti pemilik panti tapi Bu Asti tidak tahu-menahu tentang dirinya, dan Bu Asti pernah bilang peninggalan orang tuannya hanya lah boneka bear berwarna coklat yang ditinggalkan didepan pintu depan milik Bu Asti.

Dinda menyandarkan tubuhnya pada dinding bernuansa putih bersih dan menyejukan.

Terkadang Dinda berpikir;


Apakah kehadirannya-sebuah kesalahan sehingga membuat kedua orang tuannya membuang bayi kecil yang tak berdosa, yang sekarang sudah tumbuh menjadi gadis belia tanpa kasih sayang ayah dan ibu. Dan Dinda bersyukur bertemu dengan kakaknya.

Dan saat Dinda bekerja dirumah ini. Ia bisa merasakan kasih sayang dari Maya saat dirinya berada dipelukan wanita paruh baya itu.

Dinda jadi tersenyum ketika Rizky tadi memandanginya.

Apa tuan Rizky suka sama aku yah?

Dinda mengusap wajahnya kasar.

"Kamu mikir apaan sih Dinda-mana mungkin tuan Rizky bisa suka sama kamu. Ngaco deh."

Dinda menggeleng-gelengkan kepalanya. Mengusir pemikiran ngawurnya. "Ngaco kamu. Masa tuan Rizky suka sama aku? Memangnya aku siapa bisa disukai sama tuan."

***

21.30

Rizky : Gue udah ada didepan pintu apartemen lo. Buka, gue mau masuk.

Aldo yang baru saja datang dari club mendengar notifikasi dari ponselnya dan ternyata dari Rizky.

"Ngapain tuh orang kesini, gue kan mau tidur." ucap Aldo mengerutu kesal dan ia berjalan kedepan pintu apartementnya dan membukakan pintu.

"Tumben Ky ... dateng ke Apartement gue malam-malam gini." tanya Aldo.

Rizky masuk kedalam Apartement Aldo dan duduk disofa ruang tamu.

"Lo tau-wanita itu?" tanya Rizky ingin mencari tau tentang gadis yang mampu membuat dirinya merasakan hal yang berbeda dalam dirinya, seperti dadanya berdengup kecang, pikirannya pun hanya terbayang-bayang oleh wajahnya.

Aldo keheranan saat Rizky menanyakan sosok perempuan. "Impossible ..." dengus Aldo tak percaya.

Aldo duduk disamping Rizky. "Cewek yang mana. Perasaan lo nggak lagi deket sama siapa-siapa."

"Cewek yang tadi gue temuin dicaffe." ujar Rizky menatap perubahan ekspresi dari Aldo.

Rizky sebal melihat Aldo yang memasang ekspresi menyebalkan.

"Cewek yang kerja dirumah gue." sambung Rizky lagi.

Aldo hanya mengucapkan "Oh ..." Dan menganggukan kepalanya paham.

"Adiknya temen gue .." seru Aldo membuat Rizky menjentikan jarinya sebagai pertanda jawaban.

"Gue taunnya dia itu adiknya Kiki, udah cuma segitu sih. Tapi gue akuin dia itu cantik." ucap Aldo.

"Gue nggak tau Al, apa yang gue rasain saat ini. Ketika gue menatap seseorang, dan yang membuat gue bingung lagi saat ada getaran-getaran aneh." jelas Rizky.

"Itu artinya lo suka sama dia!"

Ucapan Aldo membuat Rizky terdiam mati kutu.

Masa sih?

Gue punya perasaan sama Dinda.

"Ya ampun, akhirnya Ky lo suka juga sama cewek." Aldo berteriak heboh seolah ada berita yang menghebohkan.

"Sialan ... Gue normal." ucap Rizky melemparkan bantalan sofa kearah Aldo.

***

TBC!

The Maid My Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang