13

5.3K 347 15
                                    

"Kebahagian itu datang setelah sekian lama aku menginginkannya."

.
.
.
.

Dinda menangkup wajahnya didepan cermin dengan balutan dress berwarna hijau tosca menutupi mata kakinya yang terbalut heels senada.

Gadis itu tidak mengerti kenapa Rizky meminta dirinya untuk ikut kesebuah acara yang sangat penting padahal dirinya hanya seorang Maidnya, tapi lelaki itu memaksanya untuk pergi keacara itu.

Anehnya lagi kenapa lelaki itu harus mendatangkan seseorang perempuan khusus untuk merias dirinya agar terlihat lebih menarik, Dinda menghempuskan nafasnya dan berjalan kearah ruang tamu karena Rizky sudah menunggunya.

Dinda mengatur kegugupannya yang sedari tadi merambat kedalam perasaannya, entah kenapa hari ini dirinya merasa segugup ini apalagi matanya menatap manic hitam Rizky yang mampu mengetarkan perasaan dirinya tak menentu.

Matanya terus-terusan menatap Rizky yang masih fokus pada ponselnya, entah siapa yang menggerakan bibirnya yang membuat dirinya diam-diam tersenyum lebar memperhatikan tingkah laki-laki yang berada dihadapannya.

Dinda menatap tuxedo berwarna hitam yang dipakai Rizky yang sangat pas berada ditubuh tegap nan tinggi apalagi menambah ketampanannya, gadis ini menahan semburat merah yang tak sadar jika lelaki itu menatap balik kearahnya.

Shit—Dinda menangkup wajahnya dengan kedua tangannya mencoba menyembunyikan hal yang memalukan bagi dirinya, Dinda meruntuki kekonyolannya yang tertangkap telah memperhatikan lelaki itu.

Rizky terperangah menatap Dinda yang malam ini tampil sangat cantik dari biasanya, lelaki ini mencoba tak tersenyum untuk menertawakan tingkah gadis itu yang tertangkap   tengah memperhatikannya. Rizky menghembuskan nafasnya dan melangkahkan kakinya kehadapan gadisnya lebih tepatnya yang akan menjadi istrinya.


Dinda melepaskan tangkupan kedua tangannya dan menatap tangan Rizky yang terangkap mengelus pipinya yang langsung memerah ketika diperlakukan seperti itu.

"Kamu sangat  sangat cantik malam ini Dinda," ucap Rizky dengan tatapan menggoda, yang mampu membuat gadis itu menggaruk kepalanya yang sama sekali tak gatal. Dan enah kenapa jantungnya seperti berlarian ketika ditatap lelaki setampan itu.

Rizky mengulum senyumnya yang ingin menertawan tingkah gadisnya yang sangat-sangat menggemaskan.

"Tarik nafas Dinda, dan tatap matanya seolah-olah tidak terjadi apa-apa," batinya mencoba bersikaf biasa.

"Tu-tuan-Ri-rizky juga ganteng banget ..." puji Dinda dengan kegugupan.

Rizky yang mendengarnya hanya mampu tersenyum. "Kita berangkat sekarang," ucap Rizky mengeluarkan syalnya dari dalam celana panjangnya, membuat Dinda kebingungan.

"Tuan Rizky itu untuk apa?" tanya Dinda sambil menujuk syal yang berada dalam genggaman tangan Rizky.

"Untuk menutupi mata kamu," ucap Rizky yang sudah berada dibelakang Dinda, hempusan nafas lelaki itu mengenai tengkuknya membuat Dinda mengidikan bahunya menahan geli.

"Tapi tu—" ucapan Dinda terpotong  ketika syal itu menutupi kedua kelopak matanya.

"Udah kamu diam nggak usah banyak tanya," ucap Rizky yang mulai menggandeng tangan Dinda menuju kemobilnya yang terparkir didepan rumahnya.

"Tapi Tuan saya susah berjalan," ucap Dinda yang selalu menginjak dress panjangnya. Rizky tak ada pilihan, dengan sekali hembusan Rizky menggendong tubuh Dinda dan berjalan menuju kemobilnya, Dinda memegang dadanya yang berdetak tak menentu dan memegang kembali kedua pipinya yang memerah.

The Maid My Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang