15

5.2K 339 7
                                    

Sudah direvisi ..

.
.
.

Dinda sudah mengganti pakaiannya dengan baju tidur satin berwarna hitam, sedangkan pria itu masih berada didalam kamarnya.

Dinda memijit pelipisnya pelan, hari ini benar-benar melehahkan baginya sekaligus hadiah kejutan baginya, karena memang Dinda sedari dulu mengharapkan kebahagiaan itu tapi sekarang Dinda mendapatkannya.

Bahkan dirinya tak percaya jika dirinya bisa bertunangan dengan bos-nya, ini hari kebahagian baginya.

Lelaki yang baru saja turun dari kamarnya menatap Dinda dengan tatapan menyelidik karena gadis itu tampak melamun sambil tersenyum.

Rizky tersenyum dan menghampiri Dinda. "Kamu kenapa sih?" tanya lelaki yang sudah berada disampingnya.

Lamunan Dinda buyar ketika Rizky tampak memandanginya dengan lekat, gadis itu tampak memegang pipinya yang tampak memanas kala hembusan nafas hangat Rizky seolah membelai-belai permukaan wajahnya.

"K-kenapa menatapku seperti itu.." suara gadis itu tampak gugup.

"Memangnya kenapa..." goda Rizky menempelkan keningnya pada kening Dinda membuat gadis itu tampak tersipu malu.

"Humm ..." Dinda menghindari tatapan Rizky yang begitu mempesona baginya.

"Jangan menatapku terlalu dekat..." gadis itu mengeser duduknya agar sedikit menjauh dari Rizky.

"Kenapa?"

Dinda menundukan kepalanya dan menutupi wajahnya dengan kedua tangan miliknya.

"A-aku m-malu.." lagi-lagi gadis itu begitu gugup plus malu.

"Kenapa harus malu.." 

Gadis itu hanya bisa mengelenggkan kepalanya. "Apa kau senang hari ini.." tanya Rizky dan mendekatkan tubuhnya kearah gadis yang masih menutupi wajahnya.

Dinda membuka kedua tangannya dan tersenyum kearah lelaki yang menatapnya serius.

"Aku sangat senang hari ini," ucap Dinda, lelaki itu meraup tubuh Dinda dalam dekapan hangatnya.

"Benarkah.." bibirnya membisikan suara lembut kearah telinga Dinda.

"Kau tau aku sangat mengingginkan kebahagiaan itu datang yang selama ini aku harapkan dari dulu, tapi hari ini kau memberikannya dan aku benar-benar bahagia.." Rizky hanya tersenyum mendengar apa yang dikatakan gadisnya barusan.

"Awalnya aku tak percaya dengan apa yang kau katakan, tapi yah aku tak bisa membohongi perasaanku kalau aku mulai menyukaimu.."

Entah Dinda mempunyai keberanian dari mana yang pasti ia mendekatkan wajahnya kearah Rizky dan mengecup bibir lelaki itu penuh perasaan seolah mengutarakan perasaan cintanya.

Rizky hanya hanya terbengong mendapat kecupan manis dari bibir tunangannya.

***

PAGI HARI...

.
.
.

Lelaki itu sudah siap dengan celana training berwarna hitamnya dengan kaos oblong berwarna senada yang tak lain Rizky.

Ia berdiri didepan pintu kamar Dinda dengan meyandarkan tubuhnya pada dinding, Rizky berencana ingin mengajak calon istrinya jalan-jalan dan menghabiskan waktu berdua.

Kebetulan Rizky mengambil cuti untuk beberapa hari kedepan.

Krek..

Pintu itu terbuka menampilkan gadis berpakaian serasi seperti Rizky, yang bisa dikatakan jika keduanya memakai pakaian couple. Dinda tampak sangat cantik.

Rizky berjalan satu langkah mendekati Dinda yang masih menundukan kepalanya. Lelaki itu tau, pasti Dinda masih malu saat dirinya mengecup bibirnya. Terbukti dengan rona merah yang menjalar dikedua pipi gadisnya.

"Kau kenapa menundukan kepalamu.." tanya Rizky yang mengusap tengkuk kepala Dinda lembut.

"Aku—" ucapannya terpotong kala Rizky menarik tangan kanannya.

"Sudahlah aku tau alasannya.."

"Yang pasti kau tak usah malu padaku, karena sebentar lagi kau akan menjadi istriku.."

Dinda hanya terdiam seolah kehabisan kata-kata, tapi perkataan itu sukses membuatnya melayang bersama kebahagiaan yang akan datang.

"Kau membuatku kehabisan kata-kata.." Rutuk Dinda dalam hatinya.

***

Uhuy. Up lagi.

TBC!

The Maid My Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang