2.

320 42 33
                                    


HYUUGA MANSION

Ting tong...

Ting tong...

Terdengar bunyi bel yang di pencet berkali kali oleh gadis mungil itu. Hinata ya sang nona Hyuuga, tubuhnya menggigil kedinginan dan wajah yang biasa merona alami itu tampak pucat diguyur hujan lebat dimalam musim gugur yang entah kapan akan berhenti. Sampai akhirnya seorang maid datang dan membawa nona nya masuk ke mansion megah itu.

"Nona ingin bertemu dengan tuan? akan saya panggilkan, ini handuk untuk anda" kata maid itu dan berlalu pergi.

Kini ia berada di dalam mansion kokoh ini, semua tak ada yang berubah, semua kenangan kecilnya masih ada. Aah mungkin Neji tidak membiarkan kenangan adik dan Ibunya menghilang begitu saja, atau agar tak ada yang mengira keluarga ini telah bobrok.

Hinata hanya bisa tersenyum miris, kedatangannya ke mansion ini tujuannya hanya meminta sejumlah uang untuk biaya pengobatan Ibunya dan untuk melunasi hutang sewa apato yang sudah di tunggak 3 bulan , belum lagi ia harus membeli beberapa pakaian dan sepatu, lihat sepatu flat yang ia kenakan ini sudah lepas solnya dan tidak layak untuk dipakai.

Sungguh sebenarnya ia tak mau meminta tapi apalah daya ia hanya tamatan SMU berbeda sekali dengan saudara laki-laki dan saudari tirinya yang sampai ke jenjang universitas, sangatlah sulit baginya untuk mencari pekerjaan walau kerja part time.

"Hinata-chan? kau kah itu?".

Merasa seseorang menyebut namanya Si gadis mungil itu pun menoleh, ternyata saudari tirinya yang pertama kali menyambut kedatangannya. Sakura gadis dengan surai merah jambu dan iris emerland yang indah sangat cocok dengannya.

"aku merindukanmu Hinata-chan, mengapa kau jarang kesini? ada hal yang banyak yang ingin aku ceritakan padamu!".

"mengapa harus aku? bukankah kau punya saudara disini dan juga kau pasti tak kekurangan teman untuk mendengar ceritamu!" jawab Hinata ketus.

"tapi aku ingin berbagi dengan mu, Hinata"

"Aku tidak ingin mendengarnya Sakura nee-san!! ehh apa itu kalung baru?".

"Hu-um indah bukan? Ayah memberikanya padaku saat Beliau menjalankan tugas di luar negeri, Ayah bilang liontin hijau ini sama dengan warna mataku, Ayah membawakan ini sebagai oleh-oleh indah bukan Hinata?".

"Siapa yang datang Sakura?".

Suara berat itu sangat Hinata kenal dan rindukan, siapa lagi kalau bukan sang kepala keluarga Hyuuga, Ia datang bersama Mebuki dalam gandengannya membuat hati gadis mungil itu panas seharusnya Ibunya yang ada di samping Ayahnya.

"Ayah, Hinata-chan datang berkunjung!".

"Jarang-jarang kau mengunjungi kami ada apa? apa Ibumu sehat?"kata Hiashi.

"Aku kemari untuk meminta sejumlah uang Ayah, ada beberapa keperluan untuk segera di penuhi, sewa apato sudah menunggak selama 3 bulan sedangkan Ibu mulai sakit, Ia tidak berhenti batuk, dan harus segera dibawa ke dokter Ayah, sepatuku juga harus ku ganti karena ini sudah tidak layak ku pakai" jelas Hinata.

"lalu berapa yang kau minta?".

"Ayah aku ingin meminta 2000 ryo".

Rain DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang