6.

235 27 6
                                    

Lu Tenten seorang gadis keturunan China, sedang mempercepat langkahnya setelah gadis bercepol dua itu mendapat kabar bahwa sahabat indigonya saat ini menunggu di taman yang letaknya tak jauh dari rumah Tenten.
.
.
.
.

"Hinata-chan sudah lama kau tak menemuiku, aku kangen sekali.." ujar Tenten pada Hinata.
Mereka mulai berjalan mengelilingi taman. Hinata menjawab kalau Tenten kangen kenapa tak datang ke rumahnya.
"Aku sibuk sekali, kuliah di jurusan seni benar-benar membuatku menderita" kata Tenten lemas.

"Oh aku tahu, kau punya pacar ya? kau menemuiku karena ingin cerita tentang pacar barumu kan?" tebak Tenten.
"Aku mana mungkin seberuntung itu Tenten-chan" jawab Hinata sambil terkikik geli.

"Tenten-chan, Aku menemui jalan buntu. Maka dari itu aku menemuimu, apa kau punya uang?” tanya Hinata.
Tenten merogoh tasnya dan memeriksa uang yang ia punya. Tenten punya sedikit dan bertanya Hinata butuh berapa.

Hinata mengatakan ia dan ibunya sudah tak bisa bertahan hidup lagi. Berapapun yang Tenten punya akan ia terima. Tenten bertanya "tak bisa hidup kenapa?  bagamana dengan Ayahmu Hinata-chan?"

Hinata memperlihatkan luka cambukan di tangannya pada Tenten. Tenten pun meringis melihat bekas luka sahabatnya "Hinata-chan kenapa bisa begini?"tanya Tenten khawatir.
Hinata hanya bisa menghela nafasnya dan menjelaskan kalau itu perbuatan Ayahnya siapa lagi? siapa yang bisa melukai tubuh dan hatinya selain Ayah dan Ibu tirinya? Tak hanya di tangan, tubuh dan kakinya di wajah juga ada tapi Hinata beruntung karena luka di wajahnya kini sudah tak kelihatan.

"Aku hanya punya 700 ryo saat ini, apa cukup Hinata-chan? maaf aku tak punya lebih. Tapi kau tak perlu khawatir aku akan pikirkan caranya lagi".

"Kau sahabatku, sahabat terbaikku! Ini sudah lebih dari cukup Tenten-chan terimakasih banyak, aku beruntung menjadi sahabatmu " kata Hinata sambil memeluk Tenten.
.
.
.
.
.

Dari kejauhan terlihat seorang pemuda tampan dengan surai kelam dan gaya rambut mencuat berjalan santai menelusuri lorong universitas, bibirnya yang tipis sengaja ia monyongkan sehingga menghasilkan bunyi kecil merdu dari sana.

Uchiha Sasuke, seorang pemuda yang terkenal dengan sifat cueknya tapi kadang konyol di saat yang sama, membuat para gadis tak bisa untuk tidak terpesona olehnya . Ia juga adalah sahabat karib dari Namikaze Naruto dan Hyuuga Neji dan saat ini sedang menuntut ilmu di Universitas yang sama dengan Sakura . Tangan kekarnya menenteng bingkisan berwarna merah muda mirip dengan surai gadis pujaan hatinya, ada rasa hangat di dadanya jika terbayang gadis itu, bagi Sasuke adik tiri Hyuuga Neji adalah penguasa hati Sasuke, yah... walaupun saat ini hati Sakura sepenuhnya terisi oleh pemuda Namikaze kuning itu, tak apalah selama Sakura masih ada di dekatnya ia tak akan peduli dengan Naruto. Fokusnya ia hanya ingin membuat gadis itu tersenyum untuknya, katakan lah itu berlebihan tapi kalau sudah cinta mau apa? 

Sasuke tak ingin membuang waktu , ia segera berlari menemui Sakura, tak lupa menanyakan gadis incarannya pada teman sekelas Sakura dan hasilnya pemuda itu mengetahui bahwa Sakura saat ini sedang berada di aula tengah sedang membuat dekorasi untuk pelulusan.

Tampak suasana aula yang beditu ramai, semua mahasiswa sibuk membuat dan memasang dekorasi, sedangkan Sasuke sibuk mencari-cari Sakura.

“Sakura-chan dimana kau!” teriak Sasuke.

Sakura langsung menoleh, ia berada di atas sedang memasang bendera. Sasuke melambaikan tangannya tanda agar Sakura turun dan mengatakan ia membawa sesuatu untuk Sakura.

"Ada apa, Sasuke-senpai? aku sibuk hari ini"

Sasuke hanya tersenyum tipis dan mengatakan kalau ia membawa sesuatu yang istimewa untuk Sakura.

Rain DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang