3.

251 39 1
                                    


Tap...

tap...

tap...

tap...

Hinata terus berlari, ia tak peduli dengan hujan lebat yang mengguyur tubuhnya, yang ia tau hanya berlari dan berlari, matanya terpejam bukan karena air hujan tapi air matanya yang terus saja keluar, hatinya terlampau sakit mengingat kejadian tadi.

Ckiiiitttt

Buagh

Sungguh Hinata sial hari ini, kali ini ia tertabrak motor. Sang pengendara? mungkin karena hujan lebat pandangannya kabur sehingga tanpa sengaja menabrak Hinata yang saat itu berjalan sambil menutup mata.

"Nona kau tak apa?".

Yang ditanya hanya diam tak merespon, karena khawatir dan merasa dirinya adalah lelaki yang bertanggung jawab maka si penabrak berinisiatif menanyai korbanya, tapi yang ditanyai hanya diam tak bergeming sedikitpun.

Naruto hanya bisa menggigit kuku jarinya, ia hanya lelaki yang tidak bisa didiamkan, tapi ia juga tak bisa maksa gadis ini untuk bicara padanya, ia juga sempat berfikir yang aneh-aneh takutnya yang ditemuinya ini adalah sosok penjaga jembatan Konoha ini.

"Nona, jika kau tak mau ku antar ke klinik bagaimana aku tau kau terluka bagian yang mana?, oh ya perkenalkan namaku Naruto, Namikaze Naruto, atau bagaimana aku antar kau pulang kerumah mu? dimana rumah mu? kenapa kau sendirian? dan luka baret-baret di tubuhmu bukan karena aku kan? apa kau bertemu perampok saat pulang kerja? bagaimana kalau kita kekantor poli-".

"STOP! Berhenti bertanya! kau buat kepalaku sakit, sebagai lelaki kau sangat cerewet" potong Hinata.

Naruto hanya mencebikkan bibirnya, ternyata gadis ini galak juga, ia juga bersyukur jika memang gadis ini adalah hantu pastilah ia tak akan menjawab pertanyaan super dirinya tapi langsung mencekik lehernya, sekarang ia yakin bahwa gadis di depannya adalah seorang manusia, tapi ia penasaran tentang luka gadis itu, ia khawatir? eeh? bukannya ia baru bertemu dengan gadis ini kenapa harus khawatir? Tunggu dulu! jika di perhatikan baik-baik dia cantik bukan-bukan tapi lebih dari sekedar cantik gadis yang sangat manis, walaupun wajahnya pucat karena air hujan yang dingin tapi itu tidak mengurangi apapun dari gadis ini, mata pearl ungu itu sangat teduh walau tak ada cahaya disana, rambut biru keunguan yang panjangnya sepinggang sangat indah walau lepek, hidung bangir dan pipi tembem itu pasti akan terlihat lebih manis kalau di buat merona. Tanpa sadar Naruto terpesona dengan seorang gadis asing jantungnya berdegup kencang sekali, karena baru kali ini memperhatikan gadis selain sahabat merah mudanya.

"Baiklah aku akan berhenti bertanya, tapi apa kau mau ikut bersamaku? kau harus diobati, aku akan mengantarkanmu pulang atau kau mau ke apartemenku? aku adalah lelaki yang bertanggung jawab, dan aku juga berasal dari keluarga baik-baik jadi kau tidak perlu khawatir aku tidak akan menyakitimu".

Sejenak Hinata berfikir, ia juga tak bisa pulang dalam keadaan seperti ini, Ibunya pasti khawatir dan menangis melihat lukanya, jika di lihat orang yang menabraknya ini pasti orang baik, jika ia jahat pasti Hinata sudah di tinggalkan tanpa di bantu atau di tawari ke klinik.
Tanpa berfikir panjang Hinata menyetujui usul Naruto.

Pemuda kuning itu tentu saja senang hatinya karena permasalahan yang ia ciptakan akan segera selesai dan hatinya akan tenang tak ada beban yang akan menghantuinya , tampaknya tidurnya akan pulas sekarang. Tapi jika masalah ini selesai maka ia tak akan bertemu dengan gadis manis ini lagi, ada rasa tidak rela juga dalam hati sang pemuda.

"ini pakailah mantel anti hujan ini, kau sudah basah sebaiknya tidak basah lagi, itu tidak baik untukmu" kata Naruto sambil memakaikan mantelnya pada Hinata.

Rain DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang