Tegang...
Kata yang pas untuk menggambarkan suasana ruangan pribadi Jiraiya saat ini, beberapa foto berserakan dimeja kayu jatinya. Keringat sebiji jagung menetes dari kening si gadis, tangannya gemetar hebat melihat gambar Ibu tiri dan seorang lelaki paruh baya bergandengan mesra, Ok! Sekarang ia sangat yakin Mebuki sudah lama bermain api di belakang Ayahnya tanpa terbakar sedikit pun, tapi api tetaplah api bagaimanapun kau menyembunyikannya, bagaimana pun kau menutupinya, cahaya dan panasnya akan tetap membakarmu kan?
Seringai tipis muncul dari bibir peachnya 'Akhirmu ada di tanganku Mebuki!'.
"Bagaimana menurutmu? Apa aku harus bertindak lagi?" tawar Jiraiya pada Hinata yang masih fokus pada beberapa foto mesra Ibu tirinya.
Hinata cuma menggeleng "Terimakasih atas tawaran anda Jiraiya-sama. Saya rasa anda sudah cukup membantu saya, saya akan berusaha sendiri membongkar kejahatan mereka" kata Hinata lembut.
Jiaraiya memijit pangkal hidungnya "Aku tak mengerti ada masalah apa kau dengannya. Kau tau Dia adalah tokoh kecil dalam salah satu organisasi gelap. Jika di ceritakan kisahnya cukup aneh"
Hinata memiringkan kepalanya bingung "Bisakah anda menceritakanya pada saya?"
"Dia adalah orang Otogakure dan 5 tahun yang lalu pindah ke Konoha. Bisa di bilang dia itu sangat miskin tapi dia cukup bekerja keras supaya bisa masuk menjadi anggota geng yang saat ini ia naungi. Yang membuat aku bingung bagaimana ia mendapat uang yang cukup banyak dalam 5 tahun belakangan ini sehingga membawanya dalam kesuksesan menyelundupkan obat terlarang" jelas Jiraiya menggosok dagunya.
"Lalu apa polisi mengetahui setiap gerakannya?"
"Kurasa pihak polisi sudah mengawasinya tapi belum mendapat bukti yang kuat untuk menangkapnya" ujar Jiaraiya serius.
"Bagaimana dengan alamatnya?"
"Kheh! Kau pikir orang macam Haruno Khizashi adalah orang bodoh? Tentu saja ia tak punya alamat yang tetap! Kuperingatkan kau untuk segera menjauh darinya karena Aku atau Naruto tak selalu ada disampingmu, sedikit saja lengah maka kau bisa dihabisi olehnya"
"Aku mengerti Jiraiya-sama" kata Hinata, ia terburu-buru mengumpulkan foto Mebuki ke dalam tasnya.
"Kau bergegas? Kau mau kemana?" tanya Jiraiya cemas.
"Pergi ketempat Ayah!"
"Kau kenapa? Bukankah kau sudah kuperingatkan agar menjauh dari mereka? Bagaimana jika kau terluka? apa yang akan ku katakan pada cucuku nanti? Tak bisakah kau menunggunya datang dan pergi bersamamu?" cecar Jiraiya.
Hinata hanya tersenyum, betapa beruntungnya mempunyai Atasan yang sangat baik padanya dan menggeleng
"Terimakasih sudah mencemaskanku,Aku akan baik-baik saja tanpa Naruto-kun, satu sisi ada ayah dan kakakku disana entah mengapa tiba-tiba aku merindukan ayahku. Aku ingin menemuinya! Aku merasa kasian padanya, aku tau ia selalu memendam perasaanya walaupun banyak orang di sekitarnya. Apalagi saat ini Mebuki kaa-san menyembunyikan sesuatu yang akan menyakitinya suatu saat nanti . Sungguh aku tak bisa membayangkannya" jelas Hinata dengan lembut.Jiraiya hanya bisa tersenyum mendengar penjelasan Hinata, benar kata Naruto gadis ini sangat susah di tebak perasaanya kadang keras bagai batu tapi juga bisa lembut seperti kapas dan rapuh disaat yang sama "Kau memang susah dimengerti! Jaga dirimu baik-baik" kata Jiraiya sambil mengusap pucuk kepala Hinata dengan lembut.
"Terimakasih!" Hinata membungkuk hormat pada Jiraiya lalu berlari meninggalkan ruangan itu.
.
.
.Dengan ragu Hinata masuk kedalam mansion Hyuuga itu, yang sebenarnya didalam hatinya ia sangat enggan masuk ke dalam lalu melihat wajah Mebuki sudah membuatnya muak setengah mati, tapi– demi Ayah yang mulai ia sayang,, lupakan dulu wajah menjengkelkan Mebuki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Diary
RomanceSpecial covers by: @MiiChan001 sumber: ROMANCE IN THE RAIN Aku selalu menyukai cerita Putri Duyung, Aku kadang berkhayal akulah yang menjadi dirinya ,, Mencintai Pangeran tanpa tau hatinya untuk siapa.(Hyuuga Hinata). "Aku si Putri duyung ,, aku rel...