Tenten keluar dari kampusnya, senyum sumringah terukir dari bibir tipis itu, senandung kecil tak berhenti ia gumamkan, membayangkan sosok yang kini menghantuinya "Hyuuga Neji" menyebut namanya saja sudah membuat pipinya merah padam, sejak ia bertemu dengan pemuda itu di apato Hinata, ada rasa aneh yang menyenangkan jika mengingat dirinya. Entah itu apa tapi ia sudah bisa merasakan dirinya sudah GILA karena sering melamun dan tersipu sendiri.
Senandung kecil itu berhenti kala sesosok pemuda tegap mencegat dirinya, orang yang ia selalu impikan ada di hadapannya "Sudah lama tak jumpa. Aku datang untuk membuat perhitungan denganmu!"kata Neji sinis.
"Hm? aku? apa salahku? kita juga tak saling mengenal!" kata Tenten tegas sambil berusaha menutupi rona wajahnya.
"Hei nona, kau mengacuhkan ku? aku belum tau namamu!" Tenten berbalik menatap Neji, dengan sedikit jual mahal
"Baiklah perkenalkan, Aku adalah Lu Tenten lalu apa maumu?""apa kau sudah selesai dengan kuliahmu? aku ingin menjemput dan mengajak jalan-jalan juga mentraktir makan, kau tau aku sedang berusaha menahan harga diriku jadi jangan menolakku!"
"Aku tak mudah untuk menerima tawaranmu! aku bukan gadis yang sama seperti yang lainnya" Tenten menolak ajakan Neji.
"Pertama, aku tak pernah sembarangan menerima undangan."
"Kedua, Demi Hinata-chan"
"Ketiga kau terlihat sangat sombong. Pernahkah kau berpikir kehidupan yang dialami Hinata-chan dan Ibunya? Saat Hinata-chan tak menerima uang kiriman Ayahmu kau langsung pergi bahkan tidak berbicara yang enak didengar. Pernahkah kau merasa bersalah?"
"Kenapa harus merasa bersalah bukankah dia sendiri yang tak menginginkan uangnya" Jawab Neji.
"Tapi bagaimanapun juga dia adalah adikmu, apa kau tak punya perasaan padanya? Saat kau menjalani kehidupan yang mewah sebagai Tuan Muda, apakah pernah terpikirkan bahwa Hinata-chan sedang kelaparan dan hidupnya sangat mengenaskan? Mungkin Dia mengorbankan segalanya!" Tenten pergi dari hadapan Neji.
Melihat Tenten meninggalkannya Neji bergumam, "Aku ini memang bodoh, bukannya melewati hari yang indah malah jauh-jauh kesini untuk dimaki orang! padahal aku ingin banyak berbincang dengannya bodohnya!" Neji memukul kepalanya sendiri.
Tenten berbalik melihatnya dan tertawa.
Kemudian berjalan menghampiri Neji"Aku sudah puas mengungkapkan semuanya, Um~ apa tawaranmu masih berlaku? aku juga ingin tau tentang Tuan Muda Hyuuga ini" Kata Tenten sambil terkekeh sedangkan Neji tersenyum tipis mendengarnya.
.
.
.
.Naruto menepati janjinya bertemu dengan Hinata.
"Kau mau mengajakku kemana?" tanya Hinata.
"Bagaimana kalau Taman?"
Hinata mengangguk setuju, Naruto tersenyum tulus dan menawarkan jok belakang sepedanya agar di duduki Hinata, semenjak kejadian Neji dan Hinata waktu itu Naruto lebih sering menggunakan sepedanya dari pada motor sportnya, menurutnya lebih menyenangkan ketika Ia mengayuh sepeda dengan Hinata hingga tak sadar mereka sudah sampai di tempat tujuan.
Hinata menceritakan semua kisahnya pada Naruto, kali ini gadis itu mecoba terbuka pada pria kuning itu.
Naruto mengangguk memahami kenapa saat ia dan Hinata bertemu gadis itu menangis dan terluka, mengapa sifatnya sangat tertutup dan ketus juga selalu marah jika mendengar keluarga Hyuuga.
"Jika kau menjadi aku apa kau masih ingin keluarga Hyuuga membantumu?"
"Aku memahaminya, lalu bagaimana dengan Neji? Ia benar soal pekerjaanmu cepat atau lambat pasti Hiashi ji-san akan tau"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Diary
RomanceSpecial covers by: @MiiChan001 sumber: ROMANCE IN THE RAIN Aku selalu menyukai cerita Putri Duyung, Aku kadang berkhayal akulah yang menjadi dirinya ,, Mencintai Pangeran tanpa tau hatinya untuk siapa.(Hyuuga Hinata). "Aku si Putri duyung ,, aku rel...