23.

185 19 2
                                    

Siang itu cuacanya sangat cerah. Matahari seolah sedang bersemangat bersinar dengan terangnya, diikuti hembusan angin yang bertiup sepoi-sepoi, jika hari ini kalian berteduh di bawah pohon rindang di tengah taman itu mungkin saja kalian akan terlelap dengan pulasnya.

 Matahari seolah sedang bersemangat bersinar dengan terangnya, diikuti hembusan angin yang bertiup sepoi-sepoi, jika hari ini kalian berteduh di bawah pohon rindang di tengah taman itu mungkin saja kalian akan terlelap dengan pulasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sama dengan si pemuda kuning nan tampan ini. Ia terlalu menikmati suasana siang ini sampai-sampai tak sadar terlelap dalam buain mimpi. Sedangkan si gadis mungil menghentak-hentakkan kakinya kesal, bagaimana tak kesal jika si pemuda yang tadi bersemangat memaksanya agar ikut pergi piknik berdua dengannya, tanpa persetujuan dari si gadis dan dengan tegannya menyeret Hinata dan sekarang?

Naruto tidur ...

Hinata kesal setengah mati. Dipanjatnya pohon yang tak begitu tinggi namun kokoh itu. tak lupa tangan mungilnya membawa serta sebotol air mineral dingin entah apa gunannya. Tak butuh usaha yang keras untuk memanjat entah apa nama pohon itu, setelah dirasa mendapat tempat yang pas untuk bokongnya dan duduk dengan manis di ranting yang kokoh.

Cuurrrrr

"Aaaahh banjir tolong aku!" Naruto berteriak tiba-tiba kepalanya menoleh ke kanan dan kekiri karena panik.

"Hahahaha, rasakan!"

"Kau!" Naruto mendongak mendapati Hinata yang duduk manis tepat diatas kepalannya sedang mentertawainya sambil mengayunkan kaki mungilnya.

"Turun!" perintah Naruto tak benar-benar kesal.

"Maaf, aku tak mau! jika aku turun mungkin kau akan balas dendam padaku, jadi lebih baik aku disini saja hihihi"

"Kenapa kau menyiramku dengan air? Lihat bajuku basah karenamu!"

Pipi Hinata mengembung lucu "Kau paksa aku agar ikut denganmu, tapi kau malah tidur siang disini, aku bosan!" jawabnya kesal.

Naruto yang mendengar Hinata hanya bisa menggaruk pipinya tak gatal "Hehe, maaf! Sudah lama aku tak  menikmati siang seperti ini"

"Sudahlah lupakan! Hei, Naruto-kun, ayo naik! Lihat disini pemandangannya sangat indah"

Naruto memutar bola matanya bosan "Aku heran, wajah dan sifatmu tak sesuai! Raut wajahmu lembut tapi sifatmu liar sekali!"

"Diam! Dan turuti aku!"

"Hn, baiklah!" sahut Naruto. Pria itu mulai berusaha menyusul Hinata, beberapa kali kakinya hampir terpleset karena tak begitu pandai memanjat pohon sehingga mengundang tawa Hinata.

"Woaaahh, benar katamu jika melihat dari atas sini sungguh luar biasa indah" teriak Naruto berbinar-binar.

Hinata terkikik kecil melihat tingkah kekasihnya, ia menggeser bokongnya agar Naruto bisa duduk si sampingnya "Aku selalu benar Naruto-kun"

"Ya, kau memang selalu benar dan tak terkalahkan!" ujar Naruto tanpa mengalihkan pandangannya dari hamparan hijau taman.

"Ck, dasar! Oh ya, Naruto-kun boleh aku menanyakan srsuatu padamu?"

Rain DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang