21.

185 23 4
                                    

Lagu yang di bawakan Hinata terasa lain malam ini. Lagu itu terdengar sangat sedih sehingga membuat para pengunjung enggan untuk berdansa, mereka hanya menonton Hinata bernyanyi seolah ikut terhanyut dalam kesedihan Hinata.

Aku paling takut, paling takut pada hujan berkabut..

Tak bisa melihat dengan jelas bayangan dirimu..

aku pernah berseru pada langit..

Langit sedang menangis,,,

Aku pun menangis...

Dimanakah kau berada??

Akulah Hujan berkabut...

Hujan berkabut yang terluka...

Sorot matamu, Tawamu, Menemaniku sendiri di saat ini...

Hujan berkabut, sungai, pegunungan..

Seruanmu, Air mata mu, paling menyakitkan dalam hatiku..

Naruto berdiri dari lantai 2 gedung itu, pemuda itu bersembunyi di balik tirai pilar, memperhatikan Hinata dari jauh, Ia pun tau lagu yang Hinata bawa dinyanyikan untuknya. 3 hari terpisah dari gadis itu memmbuatnya sangat merindu, tapi ego yang ia miliki membuatnya enggan untuk bertemu.

Mata pearl itu tak sengaja melihat Naruto yang memperhatikannya, air mata gadis itu tak berhenti menetes, membuat lagu itu semakin terasa sedih.

Masihku ingat pertemuan denganmu di tengah hujan...

Jika saja aku tahu bakal seperti ini...

Untuk apa.. untuk apa bertemu denganmu....

'Aku sangat merindukannya, tapi– haruskah aku menemuinya?' pikir Naruto.

Naruto berinisiatif hendak menemui Hinata. Ekspresi pria itu berubah menjadi kesal ketika melihat Hinata turun dari panggung dan berjalan menemui segerombolan lelaki yang duduk di pojok club.

"Aku selalu menerima bunga kirimanmu tuan, sangat indah aku selalu menyukainya. Setiap malam kau datang kesini mengirimiku hadiah yang sangat indah, sebagai tanda terimakasih izinkan saya menemani anda minum sake malam ini" kata Hinata mengangkat gelas sake tanda terimakasihnya pada pria itu.

Segelas cawan sudah Hinata habiskan, sedangkan para pria-pria di sekitarnya pun bersorak-sorak riang. "Waahh Pearl yang selalu aku kagumi kini ada di hadapanku, lagu yang selalu kau bawakan aku sangat menyukainya. Hari ini aku ingin memintamu duduk disini untuk menemaniku minum. Tak di sangka kau mengabulkannya Hahaha!"

"Saya tersanjung dengan pujian anda" Hinata menuangkan sake ke cawannya dan cawan si pria tua lalu segera menenggak cairan keras itu.

Jiraiya cukup terheran-heran  melihat tingkah primadonanya bergabung ke dalam grombolan para pria "Tidak biasanya, apa yang terjadi? Hei Pein! coba kau lihat apa yang di lakukan gadis itu! Aku tak ingin ada keributan disini" perintah Jiraiya.

Naruto tak percaya Hinata sudah menenggak minuman itu untuk kedua kalinya, dengan perasaan kesal ia segera turun menghampiri Hinata.

"Ayo satu lagi!" pinta salah satu tamu pria itu, tangan tuanya merangkul bahu kecil Hinata lalu kembali menuangkan sake ke cawan Hinata.

"Pearl tidak minum lagi!" sahut Naruto sengit. Dilemparnya cawan itu dengan kasar "Ayo! Ikut denganku!" Naruto menarik kasar lengan Hinata.

"Kau kenapa?" Hinata menghempaskan tangan Naruto. "Aku hanya mengucapkan terimakasih dengan tawaran minum sake pada tuan-tuan ini. Kenapa kau marah? disini ada banyak tamu yang sering mengirimiku bunga-bunga yang indah! Satu orang tamu, satu cawan sake!"

Rain DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang