"Kurasa Sasuke itu tulus padamu, apapun akan dilakukannya agar kau selalu tersenyum. Kau seharusnya tak menolaknya. Singkirkan baka dobe itu dan terimalah Sasuke, kau harus mendengarkanku" bujuk Neji pada Sakura. Gadis itu hanya bisa terdiam ia masih berfikir sambil menatap jarinya yang baru saja terbakar tadi, dikepalnya telapak tangan putih itu lalu pergi meninggalkan Neji sendiri di ruang tamu.
"Tunggu, Sakura!" Mebuki tiba-tiba datang entah darimana lalu mencegat Sakura yang hendak masuk kembali je dalam kamarnya di ikuti Neji di belakangnya.
"Apa maksudnya tadi? kenapa kau bakar fotomu dengan Naruto-san? Apa kau sudah kalah dengan Hinata? Kenapa? kenapa bisa? Aah- aku tau sejak saat dia mengejar Hinata kemarin, kau sudah kehilangan Naruto-san ya kan?" Tanya Mebuki bertubi- tubi
"Sudahlah bu! Jangan ganggu aku! jangan bicarakan ini lagi!" kata Sakura langsung menerobos masuk ke kamarnya, Mebuki yang tak puas dengan jawaban Sakura, wanita tua itu mengikuti Sakura masuk ke kamar gadis itu, sedangkan Neji hanya bersedekap dada menonton drama yang di buat Ibu tirinya 'Ulah apa lagi yang nenek sihir ini akan lakukan?'
"Kenapa kau tak mau membicarakan denganku sebelumnya? Jika kau bicara di awal, aku akan mencarikanmu jalan keluar untukmu! Bukankah Naruto-san kekasihmu? kenapa bisa menjadi kekasih Hinata? Sudah ku peringatkan padamu bukan?kau biarkan dia merebutnya tanpa perlawanan sedikitpun?" Amuk Mebuki.
"Sudah cukup Ibu! Apa kau tak puas mencampuri urusanku?" Sakura berteriak tak kalah keras
"Jangan katakan kalau Naruto-senpai itu kekasihku! Dia sudah mengatakanya padaku kalau dia mencintai Hinata-chan! Sekarang itu adalah urusannya jangan hubungkan aku dengannya lagi!" Sakura mulai marah
"Dia jelas-jelas memang kekasihmu, perhatian yang kau berikan sebelumnya bukankah dia membalasnya? Apalagi yang harus di katakan untuk hubungan kalian itu kalau bukan kekasih? Lagipula Naruto-san baru pertama kali bertemu dengan Hinata di sini?"
"Bukan seperti itu Bu! mereka sudah lama saling kenal di Club dansa Konoha! Ehh!" Sakura yang kemarahannya sudah di puncak batasnya tak sengaja keceplosan bicara, refleks ia langsung menutup mulutnya. Sedangkan Neji melotot tak percaya kalau Sakura membocorkan rahasia Hinata
"Ck! Sial!"umpat Neji.
"Club dansa Konoha apa?" beo Mebuki tak paham.
"Tidak tidak aku tak bilang soal club dansa!"
"Hei! nona kau kira aku sudah tua dan tuli?Kau jelas-jelas mengatakan kalau Hinata bekerja disana! Haa pantas ia menolak uang dari Ayahnya, jadi apakah dia menjual dirinya disana?" Mebuki bersedekap dada meremehkan Hinata.
Neji masih diam tapi amarahnya mulai naik ke ubun-ubunya.
Sakura mulai kelabakan, mulutnya salah sudah kelewatan bicara, di lirik nya Neji yang masih berdiri di belakang Mebuki. Tampaknya Neji mulai marah dengan kata-kata Ibunya "Bu, aku memohon padamu, kali ini jangan kau katakan pada Ayah kalau tidak semuanya akan kacau!"
"Aku tak bisa berjanji sayangku! Tak ku sangka gadis manis sepertinya rela menjual diri disana demi Ibunya yang tidak berguna itu. Haah- Aku tak menyangka, saama sekali tak menyangka, ku kira dia adalah anak yang penuh dengan Harga diri tapi- Ha ha ha" Tawa meremehkan keluar dari mulut Mebuki lalu melenggang pergi meninggalkan Sakura.
"Oh ya, Neji anakku, aku tak percaya adikmu bekerja disana. Ha ha ha mungkin dari jalan ini dia bisa mengalahkan Ayahmu! bukan begitu? Anak manisku~" Bisik Mebuki ke telinga Neji dan kembali melenggang pergi.
"BRENGSEK!" Neji membanting vas di atas meja Sakura.
"N- nii-san, maafkan aku!" Kata Sakura menyesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Diary
RomanceSpecial covers by: @MiiChan001 sumber: ROMANCE IN THE RAIN Aku selalu menyukai cerita Putri Duyung, Aku kadang berkhayal akulah yang menjadi dirinya ,, Mencintai Pangeran tanpa tau hatinya untuk siapa.(Hyuuga Hinata). "Aku si Putri duyung ,, aku rel...