Hyuuga Mansion
Hiashi berdiri di depan jendela. Pria tua itu melamun ia selalu terniang kata-kata anak gadisnya yang kemarin lalu ia hukum dengan cambuknya, kesalahan yang tidak anak itu perbuat dan ia sudah terlalu kejam dengan gadis itu, Ya ia akui ia memang tak adil dengan mereka, ada rasa menyesal di hati Hiashi tapi harga diri yang terlalu tinggi membuatnnya enggan untuk sekedar minta maaf pada istri dan anaknya.
Bulan ini adalah bulan desember, sebentar lagi tahun baru tiba. Belum ada kata terlambat untuk memperbaikinya bukan? Ia teringat dengan anak lelakinya Neji, tak perlu menunggu lama Hiashi segera meminta maid untuk memanggilkan Neji agar bertemu sekarang dengannya.
"Kau memanggilku? ada apa?" tanya Neji datar.
Tak ada sapaan, tak ada nada seorang anak pada ayah mencubit hati pria tua Hyuuga itu. Hiashi menantap Neji sendu , ada rasa sakit di hati pria tua itu yang sebenarnya hubungannya dengan Neji tidaklah baik. Neji sering pergi dari rumah dengan alasan mengerjakan tugas dengan teman-temannya kadang juga ia menginap demi menghindar dari Ayahnya, bukannya Hiasi tidak peka dengan sikap anak lelakinya, semenjak Ibu dan adiknya pergi, Neji seolah menutup diri dan menjauh dari Hiashi. Jika Hiashi tak mengambil langkah ini sebelumnya apakah ia akan bahagia? ia bingung dengan keadaannya, entah harus bahagia atau sedih.
"Aku ingin kau membawa ini, jenguklah Ibumu, kau pasti merindukannya kan?" Hiashi menyodorkan amplop yang pasti Neji tau itu adalah uang.
Neji tersenyum meremehkan, sudah 5 tahun lamanya, Ayahnya baru ingat dengan Ibunya? ada angin apa semalam? atau mungkin ada roh halus yang merasuki Hiashi?
Neji menerima amplop itu dan pergi tanpa sepatah kata meluncur dari bibir lelaki itu, jujur dalam hati Ia bersyukur dengan ini ia mempunyai alasan bertemu dengan Ibunya.
Tanpa Ayah dan anak itu tau seseorang bersembunyi di balik pintu menatap benci pada mereka.
.
.
.
.Hari ini sangat dingin, walau salju turun tidak lebat tapi suhunya cukup membuat badan mengigil jika kau tak memakai pakaian hangat yang cukup.
Tenten berjalan seorang diri di sebuah gang menuju apato Hinata, senyum gadis itu tak berkurang walaupun udara saat ini sangat dingin, kadang ia berhenti sejenak sekedar menggosok kedua tangan kecilnya untuk mengurangi dinginnya udara, dua buah bingkisan indah ia bawa di tangannya , berharap kalau sahabatnya akan menyukai kado dan kue darinya. Hari ini adalah hari yang spesial bagi Hinata, dan sepertinya Hinata melupakan hari spesialnya, memikirkannya membuat Tenten terkikik geli sendiri, membayangkan wajah terkejut Hinata yang menggemaskan.
Sedangkan di apato sederhana itu, Hikari sedang sibuk menyiapkan makanan tanpa Hinata ketahui, saat ini Hinata sedang tidak di rumah, dengan kesempatan ini Hikari bisa membuat makanan kesukaan Hinata.
Kembali lagi ke Tenten.
Tiba-tiba sebuah mobil dengan kecepatan yang cukup tinggi hampir menyerempet gadis itu, untung saja kue dan kado yang ia bawa ia pegang erat-erat jika tidak mungkin kedua benda spesial itu bisa jatuh dan hancur."DASAR BODOH!!!" Umpat Tenten.
Sang pengendara pun turun setelah mendengar umpatan dari gadis itu dan menghampiri Tenten.
"Kau bilang apa? " tanya Neji.
"Aku bilang kau bodoh, kau sudah jelas tau jalan akan licin saat musim dingin, kenapa kau membawa mobil ugal-ugalan" jawab Tenten menantang.
Tenten tak peduli sorot mata Neji yang terlihat bengis, Tenten memang seorang gadis pemberani walau wajahnya terlihat sangat manis, tapi jika sampai membuatnya marah jangan salahkan gadis itu jika kau babak belur olehnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Diary
RomanceSpecial covers by: @MiiChan001 sumber: ROMANCE IN THE RAIN Aku selalu menyukai cerita Putri Duyung, Aku kadang berkhayal akulah yang menjadi dirinya ,, Mencintai Pangeran tanpa tau hatinya untuk siapa.(Hyuuga Hinata). "Aku si Putri duyung ,, aku rel...