Sudah terdengar dengkuran halus dari Debby yang telah terlelap. Aku mengelus pipinya dan memberikan ciuman di pipinya yang tembem. Setelah menidurkan Debby, aku segera membersihkan tempat makan yang tadi digunakan untuk menyuapi Debby. Siang ini bayi cantik itu sedikit rewel tidak seperti biasanya. Aku agak kewalahan memberinya makan tadi.
Setelah menaruh tempat makan yang telah bersih di rak piring, aku segera menuju sofa dan kembali membaca koran, membuka halaman dimana terdapat beberapa lowongan pekerjaan. Aku harus segera mencari pekerjaan lain setelah aku tidak bekerja lagi di tempatku yang dulu karena bosku menutup usahanya karena terus merugi.
Aku sangat prihatin yang terjadi pada mantan bosku itu tapi persaingan sangat banyak sekarang ini. Sebenarnya aku masih punya sedikit tabungan tapi hanya cukup untuk satu bulan kedepan. Jika dalam satu bulan kedepan aku belum juga mendapat pekerjaan, maka dipastikan kami berdua akan kelaparan.
Akhirnya aku melihat beberapa lowongan pekerjaan yang sesuai untukku. Mulai besok aku akan pergi melamar pekerjaan. Semoga aku langsung diterima. Hanya itu harapan terbesarku saat ini.
Tiba-tiba terdengar ketukan dari pintu depan. Mungkin itu bibi Rose tetangga sebelah rumah. Tadi pagi aku bertemu dengannya saat membersihkan halaman. Dia menyuruhku datang siang ini untuk mengambil biskuit kerumahnya. Tapi aku lupa mengambilnya dan sepertinya bibi Rose mengantarnya sendiri kerumahku.
Aku bangkit dari sofa dan menghampiri pintu depan. Aku memasang senyum dan membukakan pintu.
"Bibi Rose....ma...af...." kataku dan langsung terdiam. Ternyata bukan bibi Rose yang ada di hadapanku tetapi lelaki setengah baya, rambutnya sudah hampir dipenuhi uban dan memakai kacamata dan aku tidak mengenalnya.
"Selamat siang" sapanya dengan sopan dengan mengulaskan senyum.
"Selamat siang" balasku dengan senyum samar dan masih mengamati orang yang ada di hadapanku
"Apa betul ini rumahnya tuan Clayton Hoult?" tanyanya
"Ya...benar" jawabku
"Apa tuan Clayton ada? Saya ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting padanya" katanya dengan nada serius
"Maaf....tapi anda siapa?" aku balik bertanya dan tidak langsung menjawabnya
"Saya Neil Bower. Saya di suruh oleh keluarga tuan Clayton untuk menemui tuan Clayton" jawabnya dengan sopan
"Keluarganya?....tapi....sebaiknya tuan masuk kedalam dulu" kataku mempersilahkan tuan Neil masuk kedalam rumah
Tuan Neil masuk kedalam rumah sambil melihat sekeliling rumah. Rumah ini tidaklah besar, bisa dibilang sangatlah sederhana. Tuan Neil melihat beberapa lukisan yang di pajang di dinding rumah dan sangat serius mengamatinya satu persatu.
"Silakan duduk tuan Neil" kataku
Diapun segera berbalik dan duduk di sofa. "Aku belum menyebutkan namaku. Aku Adria" kataku
"Adria, terima kasih sudah mempersilahkan saya masuk. Apa saya bisa menemui tuan Clayton sekarang?"
"Tuan Neil, Clayton sudah meninggal dunia satu minggu yang lalu" kataku dengan sedih.
"Meninggal?" tanyanya dengan terkejut
"Iya...Clayton meninggal dunia bersama dengan istrinya Sarah"
"Dia dan istrinya sudah meninggal?
Ya Tuhan" katanya dengan wajah yang tampak semakin terkejut"Iya.." jawabku lagi dengan serius.
"Bagaimana mereka bisa meninggal?"
"Pada malam kejadian itu, Clayton mengajak Sarah untuk membeli makanan di luar. Mereka berdua berjalan kaki karena dari rumah ketoko makanan itu tidaklah jauh. Saat mereka sedang berjalan, tiba-tiba ada mobil yang melaju kencang kearah mereka dan menabrak mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved
Romance⛔21+ Karena kematian adik kembarnya, Caleb yang tampan dan angkuh bertemu dengan Adria yang polos dan imut. --- Highest Rank. #3 in guyxguy #37 in gaystory #37 in malexmale cover by @lolyyvina