PART 15

7.8K 627 8
                                    

"Alvie....alvie...." panggil bibi Mary tapi Alvie tidak mendengar panggilan bibinya.

Bibi mengangkat Aiyana yang sedang menangis dan menggendongnya.
"Alvie...." bibi Mary menepuk punggung Alvie yang sedang termenung menatap keluar dari jendela kamarnya.

Alvie langsung menoleh kesamping karena tepukan di punggungnya.
"Aku sudah memanggilmu dari tadi tapi kau tidak mendengar juga. Aiyana yang menangis tapi kau juga tidak mendengarnya."

"Maafkan aku bibi...."

"Apa kau masih memikirkan Edward...?" tanya bibi Mary yang di ikuti anggukan dari Alvie.

"Sudah sebulan ini aku menelefonnya tapi dia tidak mau menjawab telefonku. Pesan-pesankupun tidak di balasnya." ujar Alvie

"Aku ingin menjelaskan semuanya tentang malam itu namun Edward sepertinya tetap tidak mau berhubungan denganku lagi."

"Sebaiknya kau menemuinya dan menjelaskannya lagi." ujar paman Willy yang tiba-tiba sudah ada di kamar Alvie.

"Paman....."

"Paman tahu kau masih mencintai Edward meskipun kau masih terluka karena perbuatannya yang dulu padamu."

"Dan paman bisa melihat jika Edward juga sangat mencintaimu dan dia berusaha keras untuk berubah agar kau menerimanya kembali."

"Apakah nanti Edward mau berbicara denganku jika aku datang untuk menemuinya...?" tanya Alvie merasa tidak yakin.

"Paman yakin dia mau berbicara padamu. Sekarang ini dia sedang marah karena kesalahpaham ini."

"Baiklah paman, sore ini aku akan pergi untuk menemui Edward."

"Dengarkan paman...." ujar paman Willy sambil memegang kedua bahu Alvie.
"Jika dia menyakitimu lagi...paman sendiri yang akan menghajarnya." ujar paman Willy sambil tersenyum.

"Iya paman, aku akan menyampaikan itu pada Edward nanti." Alvie membalas senyum pamannya.

"Sekarang kau harus bersiap-siap. Bawalah juga Aiyana, sudah lama Edward tidak melihat putrinya." kata bibi Mary.

"Baiklah bibi..."

***

Sore hari Alvie dan Aiyana sudah ada di depan apartemen Edward. Sebelum pergi untuk menemui Edward, Alvie menghubungi Adria dan menanyakan di mana sekarang Edward tinggal.
Ternyata baru-baru ini Edward kembali tinggal di apartemennya yang dulu karena lebih dekat dengan tempatnya belajar.

Alvie berdiri sambil melihat tombol-tombol kode yang ada di dekat pintu apartemen. Alvie tidak tahu nomor kode apartemen Edward sekarang. Tapi Alvie tetap mencoba memasuk kan nomor kode tanggal lahirnya. Hanya mencoba sekali saja pintupun terbuka. Alvie merasa senang karena Edward masih memakai tanggal lahir nya sebagai kode pintu apartemen nya.

Lalu Alvie masuk dengan mendorong Aiyana yang ada di dalam kereta bayi.
Di dalam apartemen Edward sangat berantakan. Buku-buku serta kertas-kertas berantakan di atas meja. Juga ada beberapa bekas kaleng minuman dan bekas bungkus makanan ringan.

Alvie membawa Aiyana ke dalam kamar dan meletakkannya di atas tepat tidur. Kemudian Alvie langsung merapikan dan membersihkan apartemen Edward.

Ketika sudah selesai merapikan dan membersihkan, Alvie kembali ke kamar dan Aiyana sudah tertidur di atas tempat tidur. Alvie menunggu Edward datang sambil tiduran di samping Aiyana. Karena lama menunggu Edward yang belum datang juga, akhirnya Alvie tertidur.

Satu jam kemudian, Edward datang setelah mengerjakan beberapa laporan yang ada di kantor. Edward sudah mulai magang di perusahaan keluarganya. Karena setelah lulus nanti dari pendidikan informalnya, Edward akan bekerja sambil kuliah.

BelovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang