PART 18

7.8K 546 25
                                    

Di suatu desa kecil lainnya, hari masih pagi ketika seorang pemuda baru selesai membuat sarapan pagi.

"Cody...." panggil ibunya.

"Ya bu....sebentar..." jawab Cody dari dapur setelah membersihkan peralatan dapur yang baru selesai di gunakannya.

Cody mendatangi ibunya dan duduk di sampingnya.
"Cody....besok kau akan pergi. Ibu sudah menghubungi Sea kembali dan dia akan menjemputmu begitu kau tiba di stasiun kereta api di London."

"Ibu tidak apa-apa jika aku tinggalkan sendiri di sini. Jika ibu mau aku akan membatalkan keberangkatanku."

"Ibu tidak apa-apa sayang. Kau harus mencari pekerjaan di London. Ibu sudah minta pada Sea agar mencari pekerjaan untukmu."

"Tapi bu...aku hanya lulusan sekolah menengah. Aku tidak yakin bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus di London. Dan aku tidak ingin meninggalkan ayah dan ibu."

"Cody....jika kau tetap di sini, kau tidak bisa mendapatkan gaji yang lebih besar kalau terus bekerja dengan nyonya Belinda. Uang yang kita kumpulkan selama ini masih kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan juga untuk membeli obat ayahmu."

Cody hanya menatap sedih ibunya dan tidak mengatakan apapun. Dia tidak ingin pergi meninggalkan ayah dan ibunya. Apalagi sekarang ayahnya sedang sakit. Jika hanya mengandal kan bantuan kesehatan dari pemerintah, masih belum cukup untuk obat ayahnya. Karena itu ibunya menyuruhnya mencari pekerjaan di kota dan tinggal dengan Sea sepupunya.

"Apa kau sudah selesai berkemas...?" tanya ibunya kemudian.

"Sudah bu..." ujar Cody.

"Nanti temani ibu untuk membeli obat ayahmu." kata ibunya.

"Baiklah bu..." lalu Cody ke kamar untuk mengganti pakaiannya.

Ibu Cody menatap punggung putranya lalu tenggelam dalam pikirannya sendiri. Sebenarnya wanita separuh baya itu tidak ingin putranya pergi namun keadaan yang memaksa dirinya untuk berpisah dari Cody.

Cody adalah putranya tunggalnya. Setelah dia dan suaminya menikah, sepuluh tahun kemudian barulah dia mengandung Cody. Ketika Cody baru menginjak umur tiga belas tahun, Cody pernah mengalami sakit perut hebat sehingga membuatnya pingsan.

Ternyata sakit perut yang di alami Cody akibat usus buntu dan hari itu juga Cody di operasi. Namun bukan hanya usus buntu yang di temukan dokter pada hari itu ketika Cody di periksa dengan USG.

Cody memiliki rahim seperti perempuan. Dokter sangat terkejut mengetahui tentang ini dan begitu juga dengan ibu Cody ketika dokter memberitahukannya. Namun ibunya masih merahasiakan ini dari Cody.

Ketika Cody kelas sebelas sekolah menengah, tanpa sengaja ibunya membaca sebuah buku. Di situ tertulis jika Cody menyukai teman sekelasnya yang ternyata adalah seorang laki-laki.

Ibu dan ayah Cody tidak yakin apakah orientasi seksual anaknya seorang gay ada hubungannya karena memiliki rahim. Tapi ada hubungan dan tidak ada hubungannya, ayah dan ibunya menerima keadaan Cody. Tidak lama setelah mengetahui orientasi seksual Cody, ayah dan ibunya memberitahu kan pada Cody jika dia memiliki rahim.

Ibunya mengingatkan Cody kembali tentang keadaannya sebelum Cody berangkat ke London. Walaupun Cody merasa jika ibunya memberi nasehat padanya seperti memberi nasehat kepada anak perempuan, tapi semua yang ibunya katakan padanya tidak lebih karena rasa sayang orang tua pada anaknya.

***
***

Bruce datang untuk menemui Sea di apartemen Alex. Kedatangan Bruce untuk menanyakan kembali apakah Sea mau menerimanya kembali. Sea mengambil minuman kaleng dan biskuit yang di buatnya sendiri dan memberikannya pada Bruce.

BelovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang