PART 24

5.9K 422 40
                                    

"Selamat pagi Cody." sapa Joey yang telah bersiap akan berangkat bekerja dan duduk di belakang meja makan untuk sarapan.

"Selamat pagi tuan Joey." ujar Cody membalas Joey sambil menghadap majikannya dengan tersenyum.

"Buatkan aku kopi dengan sedikit gula."

"Baiklah tuan." Cody langsung berbalik dan segera menyiapkan kopi.

Tidak lama kemudian Mark muncul dan langsung ke dapur mengambil beberapa potong biskuit dan secangkir kopi.

"Apa kau jadi pergi pagi ini?" tanya Joey pada Mark.

"Iya..." jawab Mark lalu melangkah ke arah meja makan dan duduk tepat di depan Joey.

"Aku akan pergi ke desa sebelah untuk mencari persediaan makanan ternak-ternak kita. Persediaan kita saat ini tidak akan cukup untuk musim dingin nanti."

"Jika nantinya aku tidak mendapatkannya di desa sebelah, maka aku akan mencari ke desa yang lainnya."

"Sebaiknya begitu. Stuart tidak akan senang jika kau pulang tanpa hasil." ujar Joey.

"Kau jangan khawatir. Aku pasti mendapatkannya. Jangan meremehkanku."

"Aku tidak meremehkanmu." kata Joey memajukan badannya ke depan.
"Dengar, jika kau pulang tanpa hasil maka besok Stuart yang akan mencarinya. Dia tidak akan pulang kerumah jika belum mendapatkan apa yang dicarinya."

"Dia memang tidak mudah menyerah. Dia pasti mendapatkan apapun yang di inginkannya." ujar Mark sambil melirik ke arah Cody.

"Tidak semua." Joey berbisik.
"Apa kau lupa? Dia tidak bisa mendapatkan Alvie."

"Ahh....menurutku dia tidak mencintai Alvie dengan tulus karena itu dia kurang berusaha lebih keras." gantian Mark berbisik.

"Kenapa kalian berbisik-bisik..?!!" Stuart sudah berkacak pinggang menatap kedua adiknya bergantian.

Seketika Mark dan Joey terkejut dan menatap Stuart.
"Kami sedang membicarakan masalah pribadi kami." ujar Joey.

Stuart mengambil tempat duduk di antara Mark dan Joey.

"Mark....kuharap hari ini kau menemukan penjual atau pemasok untuk makanan ternak. Lebih cepat akan lebih baik."

"Iya Stuart. Aku pasti menemukankannya." ujar Mark dengan yakin.

"Ingat Mark....hidup matinya ternak-ternak kita sekarang ada di tanganmu." kata Joey dengan terkekeh.

"Sialan kau. Memangnya sekarang ternak-ternak kita sedang terserang penyakit?" ujar Mark sedikit kesal.

Ketika Cody sedang menghidang kan sarapan dan secangkir kopi untuk Stuart, tiba-tiba pelayan rumah lainnya menghampiri mereka semua.

"Bunga?" tanya Joey bingung.

"Untuk siapa bunga itu?" sekarang Mark yang bertanya.

"Saya tidak tahu tuan. Tadi pekerja tuan Willy hanya memberikannya saja."

"Coba kulihat." Joey sudah berdiri dan mengambil bunga dari pelayan. Joey mengambil kartu nama yang ada di buket bunga mawar merah dan membacanya.

"Ini untukmu Cody." Joey menatap Cody tersenyum lalu menyerahkan buket bunga merah pada Cody.

"Un...untuk saya tuan....?" Cody malah bertanya dengan bingung sambil menerima buket bunga mawar dari Joey.

Mark langsung berdiri disamping Joey dan mengambil kartu dari tangan Joey.

"Hanya tertulis "Pengagum Rahasia", hmm....klasik sekali." kata Mark dengan nada mengejek.

Cody masih tampak bingung karena tidak menyangka mendapat buket bunga mawar.

BelovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang