'Caleb POV'
Setelah menghadiri peragaan busana yang hampir satu harian, akhirnya aku bisa mengistirahatkan tubuhku di kamar hotel. Walaupun tubuh ini terasa penat dan lelah, hari ini tidaklah mengecewakan karena ada beberapa rancangan busana yang sesuai dengan yang aku inginkan untuk di keluarkan oleh perusahaan pada akhir tahun ini.
Malam telah larut saat ini dan aku masih harus mengirim beberapa email pada manager pemasaran agar besok dia dapat melihat beberapa desain yang sudah aku pilih.
Malam sudah pukul setengah dua belas, Adria pasti sudah tidur. Hari ini aku begitu sibuk sehingga belum sekalipun menelefonnya hanya untuk menanyakan kabarnya saja.
Baru satu hari tidak bertemu Adria, aku sudah merindukannya. Karena rindu padanya, aku jadi teringat pertama kali aku bertemu dengan Adria.
Pertama kali bertemu, Adria hanyalah bocah ingusan yang terlihat kurus dan wajahnya kelihatan sangat lelah mungkin karena kurang istirahat. Matanya kelihatan sedikit membengkak pasti karena terlalu sering menangis.
Pada awal bertemu, aku langsung berkata kasar dan memandang sinis padanya. Memandang rendah padanya karena dia tidak berdaya. Suka melihatnya sedih bahkan menangis. Pasti dia sangat membenciku karena aku angkuh dan tidak berperasaan.
Tapi saat pertama kali Adria tertawa lepas, entah kenapa aku suka melihatnya tertawa seperti itu.
Ada sesuatu yang hangat menjalar di dalam hatiku. Aku ingin terus melihatnya bahagia sehingga Adria akan terus tersenyum ataupun tertawa.Akupun berusaha mulai merubah sikapku padanya. Adriapun sepertinya menyadari perubahan sikapku. Dia tidak merasa takut lagi padaku. Bahkan dia mulai sering tersenyum dan tertawa. Keadaan Adria juga lebih baik dari saat pertama kali bertemu. Tubuhnya tidak lagi kurus seperti sebelumnya dan Adria juga lebih tampan kata ibuku. Tapi aku melihatnya lebih cantik dari sebelumnya.
Lalu perlahan-lahan timbul perasaan yang berbeda setiap melihat Adria. Jantungku selalu berdebar bila berdekatan dengannya. Ada rasa bahagia bila melihatnya maupun berbicara padanya. Aku tahu kalau yang kurasakan ini bukanlah hanya sekedar rasa suka saja. Aku jatuh cinta pada Adria. Aku mencintainya.
Jika ada yang menganggap perasaan yang kurasakan ini tidaklah cinta karena tumbuh terlalu cepat, bagiku itu bukanlah masalah.
Cinta itu ada karena kita sendiri yang merasakannya dan mengalaminya. Cinta datang ataupun tumbuh saat kita mengenal lama seseorang ataupun saat pertama kali kita mengenalnya.Tidak terasa sudah setengah jam lebih aku menghayal dan memikirkan Adria. Aku segera naik ketempat tidur dan menyamankan tubuhku untuk berbaring. Besok masih ada kegiatan dan beberapa acara pembukaan rumah mode. Karena itu aku perlu istirahat yang cukup malam ini. Semoga besok semua acaranya dapat berjalan lancar dan cepat selesai sehingga aku bisa pulang lebih cepat, agar aku bisa bertemu Adria.
💓💓💓
'Adria POV'
"Tuan Adria" panggil Bridget saat aku baru memasuki rumah setelah pulang dari tempatku belajar
"Ada apa Bridget?"
"Tadi nyonya besar menelefon, kata nyonya besar kalau tuan besar dan nyonya besar dari Amsterdam langsung ke Paris karena ingin berziarah ke makam tuan Clayton dan nyonya Sarah"
"Oh....baiklah. Terima kasih sudah memberitahuku" aku lalu berbalik hendak menuju kamarku. Lalu aku menghentikan langkahku dan berbalik.
"Bridget, apa Caleb sudah pulang?""Belum tuan"
"Oke..." akupun kembali melangkah kearah kamarku
Ketika di kamar aku langsung mengganti pakaianku. Lalu makan siang dan kembali ke kamar untuk belajar sebentar untuk ujianku besok. Selesai belajar, aku tidur untuk melepaskan lelahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved
Romance⛔21+ Karena kematian adik kembarnya, Caleb yang tampan dan angkuh bertemu dengan Adria yang polos dan imut. --- Highest Rank. #3 in guyxguy #37 in gaystory #37 in malexmale cover by @lolyyvina