PART 17

8.2K 586 10
                                    

Alex sudah ada di ruangan Kane sejak pagi untuk mengantar beberapa kertas yang berisi gambar-gambar pakaian anak-anak dan foto beberapa furniture bekas yang akan di jual pada acara penggalangan dana yang kedua.

"Tuan Kane, aku hanya akan memberi kan gambar-gambar dan foto-foto ini saja. Untuk furniture bekas, anda dapat memilih melalui foto-foto ini mana yang masih layak untuk di jual" jelas Alex.

"Jangan terlalu resmi. Kau bisa memanggilku Kane kalau kita hanya berdua saja seperti sekarang ini." ujar Kane.

"Aku merasa kurang pantas kalau hanya memanggil nama." ucap Alex.

"Aku rasa pantas saja jika kau yang mengucapkannya." kata Kane sambil tersenyum.

"Ya sudah kalau kau mau seperti itu. Sepertinya aku sudah selesai. Kalau begitu aku permisi dulu." kata Alex sambil berdiri.

"Kenapa cepat sekali...?" tanya Kane

"Tidak ada lagi yang mau aku jelaskan Kane. Semuanya sudah tertera di tiap lembar kertasnya."

"Hmm...aku merasa kau mau cepat-cepat menghindar dariku atau mau melarikan diri dariku." ujar Kane terlihat santai sambil menopangkan dagunya di sandaran kursi sambil menatap Alex.

"Siapa yang menghindarimu atau melarikan diri darimu...? Tugasku di sini sudah selesai jadi...aku mau balik ke kantorku."

"Kalau menurutmu kau tidak menghindariku, malam ini aku akan menjemputmu untuk makan malam." kata Kane lalu berdiri dan membetul kan jasnya.

"Aku tidak bisa. Aku harus menyelesai kan beberapa berkas untuk perlombaan pencarian desainer-desainer berbakat di Inggris."

"Aku tahu tentang perlombaan itu dan di lakukannya sebulan lagi. Kurasa tidak akan mengganggu kerjamu jika aku mengajakmu makan malam."

"Bagaimana jika aku tetap tidak mau? tanya Alex.

"Perlu kau ketahui, aku tidak suka di tolak."

"Terserah...aku pergi sekarang."

Belum sempat Alex melangkahkan kakinya, Kane langsung membopong tubuh Alex seperti sekarung beras keluar dari ruangannya.

"Kaneee....turunkan aku. Apa kau sudah gila..?! teriak Alex sambil meronta.

"Batalkan semua janji hari ini dan segera atur ulang secepatnya!" seru Kane pada sekretarisnya.

"Baiklah tuan Dennison" jawab sekretaris Kane dan wajahnya tampak keheranan melihat pimpinannya membopong Alex.

Dengan cueknya Kane melewati beberapa staf-staf dan para pegawai nya yang terheran-heran lalu mulai berbisik-bisik melihat adegan di hadapan mereka.

Sementara wajah Alex sangat memerah dan dirinya sangat malu menjadi tontonan semua pegawai yang ada di ruangan perusahaan itu. Dia merasa menyesal telah menolak ajakan makan malam Kane.

Setelah masuk ke dalam lift barulah Kane menurunkan Alex.
"Jadi, apa sekarang kau masih menolakku..." ujar Kane sambil mengurung tubuh Alex yang menyandar di dinding lift.

Alex hanya cemberut menanggapi ucapan Kane. Bukannya kesal dengan tampang cemberut Alex, malah Kane merasa kalau Alex sangat menggemas kan.

Lalu Kane menarik dagu Alex dan langsung mencium bibirnya.

"Mnn.....Ka..nee....hnn..." erang Alex di dalam ciuman.

"Hen...ti....kan....mnn..." kata Alex terputus-putus karena desakan ciuman Kane.

Kane menghentikan ciumannya dan tertawa senang karena melihat wajah Alex yang masih sangat memerah dengan nafas tersengal.

"Aku tidak bisa menjawabmu kalau kau terus menciumiku!" ucap Alex kesal.

BelovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang