10

7.9K 1.2K 140
                                    

Selama di perjalanan,  Jisung tidak berhenti menyadarkan Felix. 

Minho menatap sang tunangan dengan khawatir,  kondisi Felix dan Jisung terlihat sama,  dengan definisi yang berbeda.

Di tengah kekalutan otak nya,  ia menghubungi Ayah Seungmin, setidaknya beliau bisa mempersiapkan segala sesuatu untuk Felix nantinya.

Sesampainya di depan rumah sakit,  Minho langsung menggendong Felix.

Mantel yang tadi menutupi kaki nya ia balutkan,  bagaimanapun juga Felix tak mengenakan bawahan gang pantas.

Berlawanan arah darinya  Ayah Seungmin dan seorang dokter lagi berlari ke arah mereka.

"Minho, UGD sekarang juga. Kita periksa, baru kami memutuskan apa yang harus kami lakukan."

Minho hanya mengangguk, ia lalu masuk ke ruang UGD yang sudah di siapkan.

"Bolehkah kami masuk paman?"

"Kalian sedang kacau.  Tunggu di luar saja,  pintu akan kami buka jika kalian ingin melihat Felix.  Jisung,  hubungi Minnie,  ia belum tau keadaan Felix bukan? "

Minho mengangguk,  kesadaran nya sudah sepenuhnya kembali sekarang.

Sebagai orang tertua,  dia mencoba menenangi situasi.  Ia harus menguatkan teman teman nya yang  lebih muda.

Sementara itu,  Jisung dengan suara nya yang masih bergetar menghubungi Seungmin.

Dapat ia dengar jika Seungmin di ujung sana tak kalah paniknya dengan mereka.

Minho mendekati Jisung,  ia lalu memeluk tubuh tunangan nya untuk sedikit memberikan ketenangan.

"Ssstt.  Felix baik baik saja.  Maafkan aku Jisung,  andai saja aku tidak menyepelekan firasatmu tadi. "

"Aku membencimu Minho..
Aku membencimu hingga rasanya sesak sekali. "

Minho terdiam,  tangan nya masih ia gunakan untuk mengelus punggung Jisung yang bergetar.

"Aku tau.  Aku salah,  dan aku minta maaf. "

Jisung hanya terisak,  tangan nya meremat jas yang masih di kenakan oleh Minho.

Other place

Seungmin menatap pemuda di depan nya dengan memelas. 
Ia ketakutan,  tapi ia harus pergi untuk melihat Felix bagaimanapun caranya.

"Hyunjin ssi,  bolehkah aku pergi sekarang? "

Hyunjin hanya memandang nya datar.  Pria bermata tajam itu membenarkan pakaian Seungmin yang berantakan.

"Pergilah. Jangan katakan tentang yang terjadi hari ini pada siapapun,  paham?"

Seungmin mengangguk pasrah.  Bahkan saat Hyunjin memasangkan syal di leher nya,  di musim panas ini.

'Kenapa Hyunjin jahat?  Hanya Teman teman ku yang baik.  Tapi aku menyukai Hyunjin. '

Cup

Setelah merelakan bibirnya di nodai untuk kesekian kalinya, Seungmin benar benar pergi dari tempat itu.

Bagaimanapun,  Felix prioritas utama nya saat ini.

Kepergian Seungmin Di ikuti tatapan datar oleh Hyunjin.. Setelah memastikan seungmin pergi ,ia mengambil ponsel nya untuk menghubungi seseorang.

"Temui aku di club biasa. "





Congratulation (ChangLix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang