2.Huh

12.8K 1.5K 98
                                    

Felix berjalan dengan lunglai menuju rumah nya.  Seharus nya dia pergi ke tempat kerja nya,  namun mood nya yang terlanjur hancur membuat nya mengurungkan niat.

Beruntung Bos tempat nya bekerja sosok yang pengertian.

Sesampai nya di depan rumah,  ia di kejutkan dengan sesosok pria tampan yang sangat ia kenal.

"Uh,  Chan Hyung? "

"Apa ponsel mu sudah tidak berfungsi lagi hah?  Aku menghubungi mu berkali kali dan tak ada balasan apapun. "

"Maafkan aku,  kupikir baterai ku habis. "

"Hah~ tak apa.  Lain kali jangan di ulangi.  Kau membuat kami khawatir. "

"Kau sendirian? "

"Tidak.  Jisung dan Seungmin ada di dalam rumahmu.  Merindukan Jeongin katanya. "

Felix mendecih pelan,  bibir nya lalu mengerucut lucu.

Tak sadar jika tingkah imut nya,  membuat Chan harus menahan diri untuk tidak mencubit bibir nya.

"Aku teman nya,tapi kenapa Jeongin yang mereka rindukan huh?"

"Eii, jangan cemberut seperti itu.  Ayo kita masuk,  bibirmu sudah bergetar. "

Mereka masuk dan di sambut pekikan bahagia oleh 3 orang lain yang berada di dalam.

"Felix Hyung~~ kata Jisung Hyung tadi kau tidak bekerja,  kenapa baru pulang? "

"Aku pergi dulu mencari sesuatu. "

Felix membalas ucapan sang adik dengan senyuman yang terpatri di wajah nya.

"Sepertinya kami butuh penjelasan tentang wajah kusutmu kali ini? "

"Jisung,  kau terlalu berlebihan.  Wajahku memang seperti ini. "

"Tidak.. Tidak.  Kami hapal bagaimana ekspresi wajahmu.  Jadi jangan berbohong.  Kau perlu menjelaskannya  ."

Kali ini Seungmin yamg berbicara.  Pria manis bermata sipit itu memincingkan matanya saat berbicara dengan Felix.

"Baiklah.  Kalian bisa ikut aku ke kamar.  Chan hyung,  jagakan Jeongin ya? "

"Yack Hyung!  Kau pikir aku akan kabur?  Aku sudah kelas 3 SMP,  dan aku bukan bocah lagi. "

Kesebalan Jeongin hanya di anggap angin lalu oleh Felix,  ia mengisyaratkan kedua teman nya itu mengikuti ke kamar.





"Apa yang terjadi?  "

"Jisung ah,  tak bisakah kau basa basi dahulu? "

"Ck.  Kau tau aku bukan orang yang seperti itu. "

Pandangan Jisung kini menajam,  Seungmin yang tak tau apapun hanya bisa mengusap tengkuk nya, -terlalu canggung dengan keadaan ini.

Felix membuka ransel yang sedari tadi menempel di punggung nya.

Ia lalu mengeluarkan sebuah amplop dengan label rumah sakit.

"Kau tidak terkena penyakit parah kan?  Apa Changbin tau?  Apa kau harus melakukan perawatan?  Apa itu harus di lakukan di luar negeri?  "

Seungmin yang pertama kali buka suara saat melihat amplop tersebut.

Jisung masih tenang, tangan nya dengan perlahan membuka amplop tersebut. sementara itu Felix hanya menggelengkan kepala nya.

"Felix.. Kau? '

"Hm.  Apa kau akan menjauhi ku Jisung ah? "

Seungmin mendekati Jisung dan ikut melihat apa yang tertulis di dalam amplop.

Matanya membulat saat melihatnya.

Ia berkali kali mengucek matanya,  berharap yang ia baca adalah sebuah kesalahan.

"Changbin? "

"Ck.  Kau pikir siapa lagi?  Penyesalan memang datang di belakang bukan? Dan aku akui sekarang aku menyesal,  bukan karena 'dia',  tapi karena pria brengsek itu. "

"Apa Changbin tau? "

"Seharusnya ia tau tadi,  tapi belum sempat aku mengatakan nya,  ia lebih dulu mengakhiri hubungan kami. "

Felix tersenyum kecut,  kembali teringat kejadian tadi dimana Changbin yang mengakhiri hubungan mereka.

"Brengsek.  Lalu bagaimana setelah ini? Bukankah seharusnya kau memberitahu Changbin?"

"Setelah ini?  Tidak akan ada yang berubah,  aku tidak senekat itu untuk mengatakan nya.  Dia saja bisa membeliku dengan uang nya.  Kalian pikir ia akan luluh dan kembali padaku? "

Jisung meremat amplop di tangan nya dengan penuh amarah,  di samping nya,  Seungmin mengelus bahu pria chubby itu agar tenang.

"Kau gila felix,  kau masih 20 tahun,  sekarang kau hamil,  dan kau pria,  dan Ayah dari anakmu entah pergi kemana. "

"Ya.  Mungkin Tuhan masih menguji kemampuanku,  setelah kematian orang tuaku,  kini harus di hadapkan dengan keadaan yang menyulitkan. "

"Felix ,kau tak berniat membunuh 'dia' kan? "

"Aku masih waras.  Dia ini akibat dari kebodohan kami berdua. Hanya akan menambah dosaku jika aku melakukan nya. "

"Mari kita rawat dia bersama sama okay? "

"Tapi,  bisakah ini hanya rahasia kita bertiga?  Jangan sampai lainnya mengetahui? "

"Termasuk Chan Hyung? "

"Ya.  Termasuk dia. "

"Baiklah.  Tapi kau tak bisa menyimpan nya terlalu lama,  aku akan memberitahu paman ku untuk tidak mempekerjakanmu dengan keras,  dan tidak ada penolakan Lee Felix. "

Dan felix hanya bisa menghela nafas nya dengan pasrah.  Dua orang 'Tuan muda ' ini memang tidak bisa di bantah.






Tbc!!!!!!

Haiii~~~ balik lagi.  Maaf kalo jelek,  maaf kalo gak memenuhi ekspektasi, maaf kalo ada Mpreg.  Habisnya aku suka sih.

Mohon kritik saran nya ya~

Congratulation (ChangLix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang