16. How Can I Say?

8.4K 1.1K 75
                                    

Minim edit

Banyak typo

Happy reading~

Jisung menguap bosan, ia sangat benci menunggu. Tapi kali ini ia harus menunggu Minho menyelesaikan rapat nya.

Kaki kaki panjang nya mengetuk lantai, ia sungguh bosan sekarang. Tapi ia malas untuk melakukan apapun.

"Hei, sudah lama menunggu? "

Jisung memutar bola mata nya malas.

"Tidak. Hanya menunggu satu jam itu bukan waktu yang lama. "

"Ey, kau marah? "

"Diamlah Minho. Ayo kita pergi dari sini. Sebelum aku menghajarmu. "

Sosok yang di panggil Minho tadi langsung menunduk, ia memegang pipi Jisung dengan kedua tangan nya dan mengecup bibir Jisung sekilas.

"Jangan marah, nanti manismu hilang. "

"Minho nyebelin. "

Jisung menundukan kepala nya, dan meremat ujung kemeja yang ia pakai.

"Terus lah jadi Jisung yang manis seperti ini. Aku menyukainya. "

Minho lantas membawa Jisung ke dalam pelukan hangat nya, mengelus punggung yang lebih muda dengan lembut.

"Aku akan berusaha menjadi pria yang baik untukmu. Maafkan kesalahan ku di masa lampau. "

Jisung hanya mengangguk pelan di pelukan Minho.

Ia terus meresapi aroma pria tampan di pelukan nya ini.

Minho sosok yang baik, ia hanya tidak suka pemberontakan. Itu yang ia tangkap dari segala perilaku Minho.

"Minho ~~ aku lapar. "

"Baiklah, ayo kita makan. Setelah itu kita melihat Felix dan Yongbin, bagaimana? "

Mata Jisung berbinar saat Minho menyebut nama Felix.

'Aku boleh menemui nya? "

"Tentu. Aku tak akan melarangmu jika itu tentang Felix. Ayo"

Jisung mengangguk semangat, dan hal itu membuat Minho tersenyum. Jisung nya yang sebenarnya kini telah kembali.



Baby Blues yang di alami Felix kini semakin parah, pria manis itu tak mau beranjak dari tempat nya.

Ia bahkan tidak makan dua hari ini, membuat Jeongin menjadi kalang kabut.

Seungmin yang Setia menemani Felix pun juga merasa bingung.

Dua hari ini ia lah yang merawat Yongbin, karena Jeongin masih harus fokus ke ujian akhir nya.

Ibu Seungmin sesekali datang untuk menyuntikkan vitamin dan nutrisi pada Felix agar pria manis itu tidak kekurangan gizi.

Pekerjaan nya sekarang hanya menangis, ia tak mau memegang Yongbin. Namun, jika Yongbin di bawa keluar ia akan teriak.

"Felix. Ini sudah cukup, kau harus hidup seperti semula. Sadarlah Lix, kau masih punya Yongbin yang harus kau lindungi. "

"Aku takut Yongbin pergi bila bersamaku. Jika Yongbin denganmu, Changbin tidak akan berani mengambil nya. "

"Tidak Lix, dengarkan aku. Changbin tidak akan mengambil Yongbin darimu. Jika ia membawa Yongbin, ia akan membawamu juga. Sehingga kalian akan terus bersama. "

Congratulation (ChangLix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang