•••
Pinky POV
Setelah acara tarik-tarikan Kak Mingyu tadi dia nyuruh gue naik kemobilnya.
"Kak.. Mau kemana?" lirih gue pelan.
Tangan gue sakit sih, banget malah.
"Udahlah lo ikut aja. Mau pulang kan?" suara Kak Mingyu frustasi banget.
"I-iya, Kak.."
Didalam mobil suasana canggung nyelimutin kita berdua. Gak ada sama sekali yang buka percakapan.
"Pinky.. Gue mau minta maaf." Kak Mingyu megang tangan gue tiba-tiba.
"Tangan lo pasti sakit kan? Merah gini."
Percaya apa gak sekarang Kak Mingyu lagi ngelus-ngelus tangan gue with his cute face.
Astaga, nyebut gue liatnya.
Ganteng banget :(
"E-eh.. Gapapa kok Kak, gak sakit-sakit amat."
Btw, kita lagi nepi dipinggir jalan sekarang. Kak Mingyu berhentiin mobilnya gitu aja.
"Gapapa gimana merah gini? Kedokter?" tawar Kak Mingyu yang gue bales gelengan kepala.
"Gak usah, Kak. Ga.."
"Ini yang selalu gue benci dari diri gue."
Kak Mingyu ngomong gitu.
"Maksudnya apa Kak?"
"Orang lain jadi menderita gara-gara gue." kata Kak Mingyu.
"Lo liat sendiri kan gimana tadi gue berantem sama orang yang ngaku Mama gue.."
"Dia emang Mama lo, Kak." potong gue.
"Gue gak pengen orang lain tahu gimana rapuhnya gue yang selama ini sok kuat." Kak Mingyu nunduk.
"Lo kuat kok, Kak. Gak ada anak broken home yang sepinter lo. Cuma lo salah nunjukkin perasaan gak suka lo keorang tua lo."
"Terus gue harus gimana? Pura-pura kalo mereka gak cerai? Gue gak bisa, Pink. Gue udah berusaha semaksimal mungkin biar gak terjerumus ke hal-hal gak berguna kayak narkoba. Tapi buat nunjukkin lagi kasih sayang, gue harus.. Harus gi-gimana?"
Gue gak kuat liat Kak Mingyu yang biasanya sombong plus dingin itu jadi lemah banget kayak sekarang.
"Gak sepenuhnya salah lo, Kak. Lo masih bisa berubah kan?"
"Percuma kalo gue berubah juga Pinky. Mereka ya tetep mereka, orangtua gue gak bakal mungkin balik lagi utuh kayak dulu. Mereka udah jalan sendiri-sendiri."
"Lo masih bisa bikin mereka bangga dari sini, Kak."
"Oh ya? Terus mereka bikin gue bangga lewat maksiat mereka gitu?"
Gue mulai ngelus pundak Kak Mingyu yang naik turun itu, iya Kak Mingyu nangis.
"Udah Kak. Tenangin diri lo."
Kak Mingyu mulai rada tenang.
"Tangan lo beneran gak papa?"
Gue geleng sambil senyum ke dia.
"Gue ada disini, Kak. Jangan pernah ngerasa lo sendirian kalo lo punya banyak temen-temen sama orang-orang yang sayang sama lo."
"Gue gak butuh itu semua, Pink."
"Gak butuh gimana? Jangan suka kayak gini. Sikap lo yang kayak gini yang bikin luka lo gak bakal kering."
"Takdir. Gue emang ditakdirin hidup kayak gini. Gak pantes dicintai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Tingkat • GyuPink ✓
FanfictionPinky yang notabene anak manja tiba-tiba 'harus' deket sama anak broken home semrawutan yang gak lain adalah Kakak Tingkatnya dikampus. warn!! alternative universe bahasa semi-baku out of character latar tempat ; Indonesia Highest Rank : #1 gyupink...