Bonus Chapter : Kisses

1.1K 104 81
                                    

Rada nganu pokoknya!

•••

Author POV

Pinky sibuk sama laptopnya. Sudah hampir 4 bulan sejak meninggalnya Sojung. Rutinitas Pinky juga Mingyu kembali seperti biasa.

Kuliah, nge-date, kuliah dan seterusnya.

Dibilang melupakan sepenuhnya tentang kejadian itu sih; mereka tak bisa sepenuhnya lupa.

Tapi, bukankah mereka harus ingat kata-kata yang berbunyi, “Life Goes On.”

Mereka harus bangkit. Tidak ada gunanya lama-lama terlarut didalam kesedihan yang faktanya tak berujung.

Mereka sadar; Tuhan adil.

Tepatnya, Mingyu sadar; kalau mati satu akan tumbuh seribu. Mamanya meninggal, memang. Tapi, kini ia punya keluarga baru—keluarga Pinky, gadis tersayangnya.

Mama Qian, Om Nickhun, Nakyung dan masih banyak lagi sanak saudara Pinky yang lainnya. Mereka semua menyayangi Mingyu. Tidak ada yang tidak.

Lagipula, makin kesini Mingyu dan Pinky semakin mesra. Oh, tidak! Jangan tertawa, tolong.. Tapi, mereka memang lebih peka satu sama lain, juga tak sungkan menunjukkan bahwa mereka saling mencintai dengan cara-cara juga kata-kata manis.

Seperti sekarang, "Pink! Makan dulu, nanti sakit! Siapa yang repot? Gue, kan? Udah buru makan!" omel Mingyu saat Pinky malas makan.

Lalu dijawab, "Enggak mau, ih Kak! Gue lagi diet!" ketus Pinky.

"Diet apanya? Badan udah kayak lidi pake sok-sokan diet. Udah cepet makan, mau gue cium?!"

"Ih, apasih Kak Kiminggggg! Mesum banget heran!"

Mingyu menyeringai. Lantas mendekat kearah Pinky.

"Kenapa, sayang? Mau dicium, hm?" bisiknya seduktif ditelinga Pinky.

"Ngghh, apasih! G-gak mau!" Pinky menggeliat tak karuan. Tubuh Mingyu yang besar sukses mengungkung tubuhnya yang kata Mingyu hanya sebatas lidi.

Mingyu makin mendekatkan wajahnya kewajah Pinky, menempelkan jidat mereka. Sudah tak ada jarak antara mereka sekarang. Sungguh, rasanya Pinky ingin mati saja saking malunya.

"Kayak gak pernah ciuman aja, sih.." Mingyu menjawil hidung Pinky—masih dengan posisi seperti tadi.

Eh? Emangnya mereka pernah ciuman? Iya, pernah. Sekali. Itupun berakhir Mingyu yang dipukuli seharian dan harus sabar menghadapi rengekan Pinky.

"Jahat banget sih lo, Kakkk! Hik.. Hiks.. Itukan first kiss gue! Hikss.. Hikss..! Balikin pokoknya gak mau tau!"

Mingyu saat itu justru tersenyum konyol, mengusak helaian surai hitam Pinky gemas. Masih terasa bagaimana bibir manis Pinky saat ia menciumnya barusan.

Lagipula, itu tadi juga first kiss Mingyu. Jadi, tidak masalah, kan?

Ingin sekali rasanya aku me-nyeleding lelaki hitam satu ini_-

Okok, kembali kemasa sekarang..

Mingyu masih saja mendekatkan tubuhnya kearah Pinky, membuat gadis China itu semakin kehabisan napas.

"K-kak.. Udah, ah!" Pinky mencoba mendorong tubuh Mingyu menjauh, tapi ya memang tubuh Mingyu itu bongsor gak ketulungan—ia hanya bergeming ditempat.

"Gue mau cium lo dulu." bisiknya masih ditelinga Pinky.

Oh Tuhan! Pinky bisa gila! Mereka sedang berada didapur rumah Pinky sekarang—jangan lupakan Mama-Papa Pinky yang berada dikamar; bisa keluar kapan saja.

Dan, orang ini kenapa sangat mesum, sih?

Kedua tangan Pinky dibawa menuju leher Mingyu, Pinky makin terkesiap.

Ini dia mau diapain? T_______T

Sementara tangan Pinky sudah dilehernya, kedua tangan Mingyu meraih pinggang Pinky. Membawanya semakin dekat dan dekat lagi.

"Boleh, ya?" izin Mingyu.

Hng. Cium aja napadah. Readers udah nungguin nih, woy! -kalian.

Pinky dilema. Satu sisi, ia memang suka kalau bibir Kak Mingyu-nya itu mendarat dimiliknya, memberi lumatan lembut juga panas yang membuat Pinky membara.

Satu sisi, dia malu. Tidak takut, sih. Lagipula, apa yang harus ditakutkan? Mingyu akan meninggalkannya suatu hari nanti? Oh, maaf. Pinky percaya diri akan hal ini; kalau Mingyu tak bisa hidup tanpanya.

"I-iya boleh."

Maka dengan lirihan kecil itu, bibir Mingyu dengan lembut mendarat diatas milik Pinky. Memberi sedikit lumatan kecil pada bagian atas, dan gigitan dibagian bawah.

Ah.. Mingyu memang hebat. Pinky saja sudah melenguh nikmat sekarang.

"Ngghh.." lenguh Pinky tertahan.

Mingyu tersenyum miring disela ciumannya, pikirannya melangkah ke hal-hal yang lebih kotor dari french kiss seperti ini, tapi ia sadar! Gila saja, dia masih ingin hidup, bor!

Lidah Mingyu menelusup masuk kedalam mulut Pinky, mengobrak-abrik isi mulutnya, mengabsen gigi-gigi mungil Pinky.

Selang lima menit, Mingyu melepaskan ciumannya. Pinky terengah perlahan, lantas tersenyum kearah Mingyu.

"Makasih, Pink.." kata Mingyu.

Pinky hanya mengangguk.

"Jadi, mending makan nasi atau bibir lo gue makan lagi, nih?" goda Mingyu.

"Ya mending makan nasi lah! Dasar maleen!"

Keduanya tampak asyik bercanda, tanpa sadar kedua orangtua Pinky telah mengintip dengan senyum lebar sejak 15 menit yang lalu.

•••

Hadeuh, bukan aku yang nulis, bukannnnnnn >,<

Manis kan? Apa malah panas? 😂

EHe, mau lagi gak?

Vomment, Guys ^^

Published : April, 17th 2018

Kakak Tingkat • GyuPink ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang