Fakdemsyit!

729 104 7
                                    

Angst-Fluffy in ur area ^^

•••

Author POV

"Pink, dimana?"

Mingyu memutuskan singgah dikafe. Menelepon Pinky, menenangkan diri dari kejadian barusan dirumahnya.

"Dirumah lah, kan tadi lo yang anter pulang."

Masih ngambek ternyata.

"Ngambek, Mbak?" gurau Mingyu.

"Bacot lo ah. Ngapain sih?"

"Jangan galak-galak. Nanti cepet tua, gue gak mau nikahin lo."

"Gue matiin ih, kesel banget."

"Ehhh.. Jangan. Kesini dong, Pink."

"Kesini kemana? Ru.. mah lo?"

Jujur saja Pinky masih rada trauma semenjak kedatangannya terakhir ke kediaman Mingyu.

"Enggak. Kafe deket rumah lo tuh."

"Lo ngapain dah disana?"

"Kesini, Pink. Gue.. butuh."

"Kak? I-iya gue kesana sekarang."

Yah, Mingyu butuh Pinky-nya.

•••

Pinky POV

"Mau kemana, Pink?"

Tangan gue berhenti ngiket tali sepatu begitu denger Mama manggil.

"Ketemu Kak Mingyu, Ma."

"Lho, bukannya tadi baru nganter kamu pulang?"

"Iya. Tapi, kayaknya dia lagi ada masalah. Aku boleh pergi kan, Ma?"

Mama senyum. Terus ngusak lembut surai gue.

"Iya, boleh. Mama sayang sama kamu, juga sama Mingyu. Kalian udah hampir dewasa buat tau mana yang terbaik buat hidup kalian."

Kali ini gantian gue yang senyum.

"Makasih, Ma. Pinky juga sayaaaannnnggggg banget sama Mama..."

Berakhir dengan kecupan manis gue dipipi Mama.

•••

Pinky POV

"Pinky!"

Mata gue yang sedari tadi nyari-nyari Kak Mingyu langsung nemu dia yang manggil gue. Duduknya dideket jendela.

Tipikal orang lagi galau.

"Hai, Kak.."

"Lo kesini naik apa?"

"Dianter supir."

"Duduk sini."

Gue ngangguk plus ngasih senyum ke Kak Mingyu. Sepenuhnya lupa kalo gue lagi mode ngambek sama nih orang.

"Pesen gih."

"Ntar aja ah, ada apaan sih?" tanya gue kepo.

Kak Mingyu senyum getir, terus geleng-gelengin kepalanya.

"Gak ada apa-apa."

"Lo gak jago akting, sumpah. Jadi, please kasih tau gue ada apa sampe muka lo kusut banget kayak gini, atau gak gue ngambek lagi sama lo."

Kak Mingyu ketawa.

Dengan keberanian penuh, gue berusaha raih tangan Kak Mingyu yang terkulai gitu aja diatas meja.

"Kak, ada apa?" tanya gue lembut.

"Mama."

Harusnya gue udah duga kalo masalah orang didepan gue ini gak bakal jauh-jauh dari yang namanya keluarga.

Gue hela napas kecil, eratin genggaman tangan gue ke Kak Mingyu yang kayaknya mulai nyaman.

"Gak usah sok kuat, nangis aja. Gue gak bakal ledekin lo."

Kak Mingyu bangkit dari duduknya, pindah kesamping gue.

Gue terkesiap setelah mendapati Kak Mingyu yang mulai nangis dipundak gue.

Sweater gue basah kuyup sama air mata dia.

Pertama kali gue liat seorang Mingyu nangis kayak gini.

Gue elus pelan surai gelapnya, sekedar ngasih ketenangan sama orang yang lagi kacau ini.

"Gue capek, Pink." racaunya dengan suara serak.

Gue ngangguk paham.

"Gue ngerti kok, Kak. Gue ada disini, sama lo. Lo gak perlu khawatir, ok?"

•••

Pinky POV

"Mama ngatain lo jalang lagi."

Gak tau kenapa dada gue tiba-tiba nyesek pas denger penuturan Kak Mingyu yang-setelah gue ketahui-lagi berantem sama Mamanya.

Jalang. Bukan kata baik, men.

Jelas lah kalo gue mencak-mencak meskipun cuma dalem hati.

"Gue minta maaf, Pink."

Kak Mingyu nunduk.

Gue senyum. Menghargai apa yang selama ini selalu Kak Mingyu lakuin buat bikin gue keliatan selalu baik didepan Mamanya.

"Gapapa, Kak."

"Pink, denger! Mau sebesar apapun rintangan yang ada didepan kita nanti, jangan pernah tinggalin gue. Karena gue udah janji sama diri gue sendiri buat bikin lo selalu bahagia bersama gue. Gue sayang sama lo, Pinky. Sungguh."

Yah, bisa dipastiin kali ini gue yang nangis.

•••

Fyuh~

Hehe ^^

Vomment, Guys!!

Published : March, 03rd 2018

Kakak Tingkat • GyuPink ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang