Gera terduduk di sofa rumahnya yang sangat sepi. Gera kali ini mampu mengendalikan diri untuk tidak berbuat hal yang bodoh, tapi Gera sangat sadar telah menyakiti hati Novi. Rasanya Gera ingin menemui Novi, tapi dia merasa tak pantas untuk menampakkan diri di hadapan Novi.
Lelaki itu memejamkan matanya. Apa yang dia katqkan pada Novi tadi keterlaluan. Sungguh Gera tadi tak mampu mengontrol perkataannya. Dia hanya merasa tak terima Novi dekat dengan lelaki lain apalagi sampai memeluk lelaki itu. Gera tak rela Novi bersama lelaki lain selain dirinya. Bagi Gera, Novi hanya boleh peduli padanya saja. Memang terdengar egois, tapi ini yang Gera rasakan.
Pikiran Gera menerawang jauh saat ia bertemu pertama kali dengan Novi yang mampu manarik tangannya tanpa bertanya apapun. Gadis itu hanya memandang Gera dengan khawatir. Gera masih ingat masa itu. Masa di mana dia merasakan kelamnya hidup.
———————————
Lelaki dengan serangan biru putihnya pulang dengan perasaan yang ceria. Lelaki itu telah memenangkan lomba menyanyi yang diselenggarakan oleh sekolahnya. Dia tak sabar untuk memberi tahu kedua orang tuanya.
Lelaki bernama Gera itu membuka pintu utama rumahnya, dan betapa kagetnya dia melihat barang-barang berantakan dan bececeran di lantai ruang tamu. Gera mengingat sesuatu apa yang ia alami di sekolah tadi, apakah terjadi gempa atau tidak, tapi rasanya Gera tak mengingat dan merasakan adanya gempa tadi.
"Ma, Pa?" panggil Gera seraya masuk dengan hati-hati ke dalam rumah.
Sayup-sayup Gera mendengar suara isakan sang mama. Gera berjalan mendekati sumber suara dan di sana Gera menemukan mamanya menangis dengan tangan bersimpah darah. Jantung Gera bergemuruh dan merasakan sesak yang luar biasa di dadanya. Gera tak ingin berpikiran yang tidak-tidak.
"Ma?" panggil Gera hati-hati seraya berjalan mendekati sang mama.
Wanita itu masih setia dengan tangisnya. Dia seolah tak melihat keberadaan anaknya saat ini. Gera merasa ketakutan saat ini. Gera mencoba untuk memeluk mamanya, taoi wanita itu mendorong Gera dengan kuat hingga lelaki itu terhuyung ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kode (Completed)
Teen Fiction"Lo kenapa sih, selalu marah kalau gue deket sama cowok?" tanya Novi dengan marah kepada cowok di depannya. "Masih nanya?" "Lo itu sebenarnya siapa sih, selalu ngatur gue? Emang selama ini apa hubungan kita?" Novi geram dengan cowok di hadapannya...