Novi menatap ponsel barunya dengan senyuman. Ponsel pemberian Gera. Gera sore tadi memaksa Novi membeli ponsel. Novi hanya bisa menurut saat Gera yang memang keras kepala dan tak bisa dibantah itu memaksanya sebagai bentuk tanggung jawab.
Novi membuka galeri ponselnya yang hanya berisi beberapa foto dia dan juga Gera. Bagaimana Gera saat memaksanya foto bersama dengan gaya alay. Saat sedang asik melihat foto, terdapat panggilan video masuk dari Gera. Novi mengusap layarnya ke atas dan terlihat wajah Gera yang sedang menyengir di seberang sana.
"Apaan sih malem-malem gini ganggu banget," sapa Novi untuk pertama kalinya dengan nada kesal yang dibuat-buat.
"Gue kangen masa," kata Gera sambil mengerlingkan matanya.
Novi mendecih. "Cih, apaan nggak mutu banget."
Gera tampak mengubah posisinya menjadi tengkurap. "Beneran, Nov."
"Dasar manusia aneh," ucap Novi.
Gera tampak mencebik. "Beneran, elah."
"Tangan lo gimana?" tanya Novi yang tiba-tiba ingat dengan kondisi Gera. "Untung aja tadi nggak dalem. Rasanya gue pengen jadi dokter kalau lo gini terus."
"Udah nggak papa, santai aja. Untung gue tadi bisa ngontrol dan lo segera nelpon gue."
"Maaf, ini semua salah gue, seharusnya gue nggak marah sama lo, harusnya gue lebih tahu perasaan lo," ucap Novi menyesal.
"Santai aja kali. Gue emang pantes digituin," ujar Gera di seberang sana. "Udah malam, udah aja. Good night and sweet dream!"
Belum sempat Novi membalas, lelaki itu sudah mematikan sambungan. Novi tersenyum simpul lalu bergumam pelan, "Night to and don't forget you have me!"
Gadis itu langsung menggulingkan badannya ke kasur. Senyumnya tak pudar sama sekali. Gera memang menjadi lebih sweet sejak kejadian itu. Apa sekarang Novi boleh berharap lebih? Novi menggeleng kuat-kuat, Gera sudah punya kekasih.
💩💩💩
Gera melangkahkan kakinya menuju ke ruang kelas yang akan ia tempati untuk mata kuliah nanti. Ruangan masih tampak sepi karena memang Gera datang lebih awal. Gera mengambil tempat duduk di barisan nomor tiga dari belakang. Tempat yang strategis bagi mahasiswa agar tidak ditunjuk dosen.
Gera memainkan ponselnya. Terdengar suara langkah kaki yang mulai mendekat. Gera mencoba mengabaikannya dan kembali asik memainkan ponselnya.
Gera merasa ada yang duduk di sampingnya, sontak lelaki itu mendongak dan mendapati seorang gadis cantik nan anggun dengan balutan dress. Gadis itu menatap Gera dengan lekat.
"Kemarin kamu ngapain aja?" tanya gadis itu.
"Nggak ngapa-ngapain." Gera menjawab pertanyaan itu dengan ogah-ogahan.
Gadis itu menghela napasnya. "Kenapa dihubungi nggak bisa? Kenapa menghindar dari aku? Kamu berubah, Ger."
Gera menatap gadis itu dengan lekat. Dia tak tahu kenapa perasaannya terasa hambar, tak ada degup yang menyenangkan juga tak ada getaran yang pernah ia rasakan dulu. Perasaannya jadi aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kode (Completed)
Teen Fiction"Lo kenapa sih, selalu marah kalau gue deket sama cowok?" tanya Novi dengan marah kepada cowok di depannya. "Masih nanya?" "Lo itu sebenarnya siapa sih, selalu ngatur gue? Emang selama ini apa hubungan kita?" Novi geram dengan cowok di hadapannya...