Dua Puluh Empat (End)

2.3K 93 8
                                    

Gera menatap Novi yang sedang mengambil foto. Gadis itu tampak begitu bahagia saat baru saja sampai di pantai. Lelaki itu duduk di pasir sambil memandang ombak yang tak begitu besar. Begitu banyak orang yang bermain dan berkejaran ke sana kemari melampiaskan rasa bahagia mereka.

Novi sendiri telah selesai berfoto, dan bermain air seperti kesukaan gadis itu. Gera bahagia melihat Novi yang tampak tiang tanpa beban. Akhir-akhir ini Novi tak merasakan sebebas ini. Dia selalu merasa terbebani dengan perasaannya sendiri.

Gera bangkit dari duduknya, lalu menangkap gadis itu dan memeluknya. Di senja ini, Gera ingin mengungkapkan semuanya, menegaskan bahwa hatinya dan hati Novi telah terikat. Tak terlepas.

"Gera!" jerit Novi yang terkejut dengan perlakuan Gera.

"Kenapa?"

"Lepas ih, Ger!" pinta Novi sambil meronta.

Gera melepaskan pelukannya, lalu membalikkan tubuh Novi untuk menghadapnya. Lelaki itu meraih jemari Novi dan mengecup punggung tangan gadis itu.

"Nov, bagaimana kalau kita perjelas hubungan kita sekarang? Bagaimana perasaanmu sekarang, Nov?" tanya Gera dengan lembut.

Novi menelan ludahnya. Ia kembali menilik ke dalam hatinya. Memastikan kembali. Tapi tidak untuk saat ini. Rasanya terlalu cepat dan Novi belum siap. Belum tepat waktunya.

Novi berbalik menggenggam tangan Gera. "Ger, aku belum paham sepenuhnya tentang hatiku. Bisa biarin kita gini dulu? Aku benar-benar belum bisa. Maaf."

Gera menghela napasnya. Usaha kali ini belum berhasil. Entah sampai kapan dia harus menunggu Novi, tapi setidaknya ia menyadari perasaannya belum terlalu terlambat, masih bisa dikejar.

"Apa belum bisa sepenuhnya ke aku, Nov?" Novi menggeleng. Gera mengangguk paham. Dia akan menunggu.

👣👣👣

Setelah kejadian di pantai waktu itu, tak ada yang berubah antara Novi dan Gera, semua berjalan seperti semula. Tak ada rasa canggung atau tak enak yang membuat keduanya menjauh. Mereka sudah terbiasa, tak perlu lagi ada hal-hal yang mengganggu antara keduanya.

Bahkan Novi sore ini sedang memilih sepatu untuk dia berikan ke Gera sebagai kado ulang tahun lelaki itu nanti malam. Niatnya dia ingin memberikan lelaki itu kejutan. Bahkan dia sudah meminta bantuan teman-temannya serta Artha untuk memuluskan rencananya.

Setelah merasa mendapatkan sepatu yang cocok untuk Gera, Novi segera membayarnya di kasir dan membawanya ke tempat pembungkus kado.

"Mbak, saya mau kasih suratnya. Bentar ya, Mbak saya tulis dulu," kata Novi pada petugas pembungkus kado.

Novi segera menulis dan mencurahkan semua yang ia rasakan di dalam kertas itu. Semua isi hatinya, tentang keraguan dan kegundahan semua dia curahkan. Setelah dirasa cukup, gadis itu menyerahkan suratnya pada petugas pembungkus kado dan menunggu hadiahnya dibungkus dengan rapi.

"Ini, Kak sudah selesai. Semuanya jadi tiga ribu rupiah," kata wanita itu, Novi mengangguk dan memberikan uang pada wanita itu. "Terimakasih, Kak."

Setelah selesai dengan urusan kadonya, Novi segera menuju ke toko kue. Gadis itu memilih kue black forest dengan tulisan 'Happy 19th birthday, Gerano Ardhana'  di atasnya. Tak lupa juga dia membeli lilin bertuliskan angka satu dan sembilan. Dan sempurna. Tinggal menunggu tengah malam dan kejutannya akan berhasil.

Novi tersenyum senang, lalu keluar dari toko kue. Gadis itu mengambil ponselnya untuk memesan taksi online. Tapi kegiatannya terhenti saat melihat bayangan seseorang yang dia kenal. Lelaki itu tampak berjalan menuju gang samping toko kue ini.

Kode (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang