Lima

2.9K 269 22
                                    

Adrian sedang sibuk berkutat dengan dasinya yang tak bisa ia pakai. Berkali-kali lelaki itu menali, tapi tak pernah berhasil memakai dasinya.

"Eh, Dam. Lo bisa pasang dasi nggak?" tanya lelaki itu pada teman satu mejanya.

"Enggak. Ini aja dari awal masuk sekolah belum gue lepas ikatannya, kan ada pengait belakangnya," jawab Adam.

"Ini tadi ketarik, jadi lepas. Gue juga nggak pernah lepas nih dasi sebenarnya." Adrian menjelaskan sambil mencoba mengikat daainya.

"Coba deh, suruh anak cewek, biasanya mereka suka ngelepas buat ngerapiin," saran Adam.

"Ya udah, gue keluar dulu, anak-anak cewek pada di luar, kan? Nggak berani masuk tuh pasti." Adrian kemudian bangkit dari meja yang ia duduki dan berjalan menuju pintu yang tertutup rapat, karena digunakan untuk ganti baju oleh siswa laki-laki.

Lelaki itu membuka pintu kelasnya dan berjalan keluar menghampiri siswi yang sedang menunggu di luar kelas, tapi saat lelaki itu keluar hanya ada satu siswi yang sedang duduk di bangku panjang sambil membawa tumpukan kertas.

Adrian mendekati siswi itu dan duduk di samping sang siswi. Siswi itu merasakan ada yang duduk di sampingnya segera menoleh dan mendapati Adrian dengan dasi dikalungkan tanpa diikat.

"Kok di sini, Nov?" Adrian membuka pembicaraan.

"Iya, gue mau nyari Adam, mau ngasih proposal tentang sertijab OSIS MPK," jawab Novi.

"Oh, Adam di dalam kok. Lo masuk aja!" kata Adrian memberi tahu.

"Eh? Bukannya masih pada ganti baju ya?" tanya Novi yang membuat Adrian terkekeh.

"Iya sih, tapi udah selesai kok," jawab Adrian, lalu lelaki itu berdiri. "Ayo gue anterin!"

"Eh? Nggak papa nih?" tanya Novi ragu.

Adrian tersenyum. "Ya udah, gue panggilin aja orangnya."

Novi mengangguk. Untung saja Adrian paham, kalau Novi takut bila dia cewek sendiri di dalam. Adrian berjalan menuju pintu, lalu membukanya.

"Dam, lo dicari Novi. Cepet keluar!" seru Adrian dari luar kelas.

"Iya, suruh nunggu bentar, gue mau pakai celana dulu!" teriak Adam dari dalam kelas.

Adrian kembali menutup pintunya, lalu menghampiri Novi yang duduk sambil melihatnya. Adrian duduk di samping Novi. Novi kembali membaca judul proposalnya, lalu membolak-balikan untuk mengusir keheningan.

Adrian yang melihat Novi tampak bosan, segera memecah keheningan dengan bertanya, "Itu acaranya kapan, Nov?"

Novi menghentikan aktivitasnya, lalu menoleh ke arah Adrian. "Maksudnya?"

Adrian tersenyum. "Acara sertijabnya."

"Oh, seminggu setelah pemilihan ketua OSIS dan MPK yang baru," jawab Novi.

Adrian mengangguk bersamaan dengan kedatangan Adam yang baru keluar dari kelasnya. "Ada apa, Nov?" tanya Adam.

Novi bangkit dari duduknya dan menghampiri Adam. "Ini, Dam proposalnya," katanya sambil menyerahkan proposal yang dipegangnya.

Adam menerimanya. "Ini udah bener sesuai rapat kemarin, kan?"

Novi mengangguk mantap. "Udah kok, kemarin gue juga revisi beberapa kali. Ini tinggal ngajuin ke pembina sama ke kepala sekolah aja, tadi juga udah gue kasih lihat ke Haris."

"Oke, nanti gue lihat dulu, kalau ada yang kurang gue bakal bilang ke lo." Adam membuka lembaran pertama. "Lo masih punya soft file nya, kan?"

Kode (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang