Ada yang salah

30.3K 2.1K 81
                                    

"Anet, ayo temani kakak beli bakso bakar." Anet menggeleng menjawab ajakan kakaknya, selama seminggu ini dia berjuang keras untuk tidak mampir ke tempat itu dan melihat Bian. Anet yakin ada yang salah dari dirinya, biasanya Anet akan begitu mudah untuk melupakan seseorang tapi pria gay itu... entah kenapa ia tak mau hilang juga dari kepala Anet.

Anet penasaran dengan apa yang terjadi dalam hidup Bian, ia masih sering bertanya-tanya mengenai apa alasan Bian berubah haluan menyukai 'batang'. Jujur saja, Anet bukan pendukung LGBT dan bukan pembenci juga. Anet tidak mengerti kenapa mereka memilih untuk mencintai seseorang yang memiliki jenis kelamin sejenis.

"Anet, jangan malas, ayo berangkat." Alana menarik tangan Anet, mau tak mau Anet harus mengikuti permintaan kakaknya karena sang bos besar alias ayah mereka sudah mengeluarkan tatapan tajamnya. Anet tidak mau mendapat ceramah dari ayahnya, ia sudah cukup bad mood akhir-akhir ini gara-gara memikirkan Bian.

Bian bukan kekasihnya, Bian juga bukan temannya tapi entah apa ajian yang Bian punya hingga membuat otak Anet menjadi tidak normal seperti ini. Anet seharusnya membenci Bian, bukannya penasaran, ia seharusnya ingin memukul pria itu hingga koma bukan justru ingin lebih mengenalnya.

"Biasanya kamu semangat untuk bertemu dengan Bian, kenapa jadi malas dan lesu seperti itu?" Anet melirik kakaknya yang kini tengah hamil muda, hari ini tiba-tiba saja kakaknya datang dan langsung meminta Anet untuk menemaniya membeli bakso kesukaannya. Sialnya kakaknya itu jika sudah suka dengan makanan di satu restoran maka dia tidak mau berpindah tempat lagi, jadi percuma saja Anet menawarkan tempat lain.

"Aku malas bertemu Bian, kakak saja yang turun, aku tunggu di mobil," ujar anet saat mobil yang dikemudikan hampir sampai di restoran Bian. Anet tak menghiraukan tatapan heran kakaknya, sebisa mungkin ia mengontrol diri supaya tidak tergoda untuk ikut masuk dan menyapa Bian.

"Anet, ayolah, jangan seperti itu, kamu membuatku semakin penasaran dengan apa yang terjadi di antara kalian."

"Tidak terjadi apa-apa, aku hanya malas bertemu dengan Bian. Sekarang sudah sampai jadi kakak cepatlah turun supaya kita bisa segera pulang." Alana tidak menyerah, ia tetap berada di dalam mobil—menunggu Anet untuk ikut masuk ke dalam restoran bersamanya.

"Kak, cepatlah," ucap Anet tidak sabar.

"Kamu juga turun." Anet menatap kakaknya yang keras kepala, sudah beberapa menit mereka hanya diam di dalam mobil, saling menunggu siapa yang akan menyerah. Anet mengalihkan perhatiannya ke restoran Bian.

"Baiklah, ayo." Alana tersenyum lebar. Ia berjalan mendahului Anet masuk ke dalam restoran milik Bian. Selain karena Alana sudah lapar, ia juga penasaran dengan apa yang terjadi jika Anet dan Bian bertemu. Menurutnya mereka berdua adalah pasangan yang cocok, hanya saja Alana tidak tahu apakah Bian masih single atau tidak.

Kebetulan saat Alana masuk, ia langsung melihat Bian di antara para pelayan yang mengantarkan pesanan. Seperti biasa, Bian selalu menyempatkan waktu untuk berbaur bersama para karyawannya. Saat Bian melihat Alana, ia tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Namun senyum itu langsung memudar setelah melihat siapa yang berada di belakang Alana.

Perasaan tidak suka Bian sepertinya berbalas, karena Anet pun hanya melihat Bian sekilas sebelum memilih tempat duduk. Alana tidak mengerti, dari cerita Ed—suaminya, Anet tertarik dengan Bian, tapi yang sekarang ia saksikan sama sekali tak menunjukkan hal itu.

"Hey, sebenarnya ada apa di antara kalian?" tanya Alana sambil mengambil tempat duduk di hadapan Anet. Anet mengangkat bahunya dan justru memilih untuk membaca buku menu yang berada di atas meja. Alana menghembuskan napasnya kasar, adiknya tak memberikan clue apapun mengenai apa yang terjadi, sementara rasa penasarannya semakin bertambah.

Seducing Mr. GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang