CEO Bakso Bakar

51.3K 3.1K 54
                                    

"Anet, cepat belikan kakak bakso bakar." Ini yang menyebalkan bagi Anet ketika kakaknya datang ke rumah, kakaknya itu sedang hamil dan Anet harus menuruti semua keinginannya. Jika Anet tidak mau menurutinya maka bisa dipastikan ayah dan kakak iparnya akan berkomplot untuk menceramahi Anet.

Beberapa hari yang lalu Anet disuruh untuk mencari mangga muda, sekarang bakso bakar, entah esok apalagi. Anet mengencangkan volume musik yang sedang didengarkannya, ia harap kakaknya akan mengerti bahwa Anet sedang tak ingin diganggu.

"Anet!" Pintu kamarnya terbuka dengan cukup keras, semenjak hamil kakaknya itu lebih mudah emosi dan bertambah galak. Sepertinya anak yang ada di kandung kakaknya akan menjadi anak nakal ketika lahir nanti.

"Anet, belikan kakak bakso. Ed sedang menjemput Leon di rumah kakeknya dan aku tak mungkin menyuruh ayah, sekarang cepat pergi, ini uangnya." Anet melihat uang yang baru diberikan oleh kakaknya, memang sih ia pasti akan mendapatkan kembalian, tapi Anet sedang malas untuk pergi kemanapun.

"Jangan malas, ini demi keponakanmu, kau tidak mau anak kakak ileran kan?" Anet mengerucutkan bibirnya, ia terpaksa melakukan apa yang kakaknya mau. Ini bukan hanya masalah ileran tapi jika sampai ayahnya tahu kalau Anet tidak menuruti perintah si ibu hamil maka bisa dipastikan Anet akan mendapatkan jeweran maut. Belum lagi, Ed—kakak iparnya yang menyebalkan itu pasti akan menceramahinya sehari semalam tanpa jeda.

Anet meraih jaket yang berada di atas tempat tidurnya. Dengan masih menggerutu Anet menyambar kunci motor yang kakaknya pegang. Kakaknya memang hanya seminggu sekali mengunjungi rumah ini, tapi setiap kali ia datang maka Anet akan dibuat kesal dengan segala permintaannya.

Kakaknya baru 3 bulan menikah dan ia sudah hamil 5 minggu. Sepertinya kakak iparnya memang berniat untuk cepat menambah anak, padahal menurut Anet, satu anak saja sudah cukup. Mereka sudah memiliki Leon jadi seharusnya mereka tak perlu membuat lagi. Sekarang dirinya yang dibuat repot karena harus menuruti ngidam kakaknya.

Setelah berkeliling mencari bakso bakar, akhirnya Anet menemukan sebuah restoran yang menyediakan menu tersebut. Anet sebenarnya sedikit malas ketika melihat betapa ramainya tempat itu, tapi mau bagaimana lagi, ia tak punya pilihan lain.

Anet memainkan game di ponselnya sambil menunggu pesananannya datang. Suasana di restoran itu begitu ramai dengan suara orang bercakap-cakap. Setelah sekitar 15 menit menunggu akhirnya pesanan Anet datang juga.

"Maaf, Kak ini pesanannya." Anet mendongak ketika mendengar seseorang berbicara dengannya. Anet tersenyum lebar ketika melihat siapa yang mengantarkan pesanannya.

Lelaki yang mengantarkan pesanan Anet hanya bisa menampilkan wajah datar ketika mendapat senyum lebar dari customernya tersebut. Ia tahu sebentar lagi wanita ini pasti akan kembali membuatnya malu seperti yang terjadi di pesta pernikahan temannya beberapa bulan yang lalu.

"Om Gay, i miss you!" Suara lantang Anet menarik perhatian orang-orang yang berada di sekitarnya. Mereka menatap Anet lalu memperhatikan Bian, berbagai tatapan jijik Bian terima dari para pelanggannya. Wajah Bian sudah begitu merah akibat malu dan marah.

Bian menarik tangan Anet keluar dari restoran, ia memberikan pesanan Anet dan langsung mengusir wanita pembuat onar itu.

"Om, kok Anet diusir, kita belum melepas rindu, Om. Om gimana kabarnya? Kenalin dong Om sama pacarnya, dia ganteng gak Om? Anet pengen lihat deh, Om ada fotonya kan?"

"Pergi dari restoranku!" Bian sudah tidak bisa menahan emosinya menghadapi makhluk seperti Anet. Ia tidak tahu apa salahnya hingga sesial ini, Bian tak menyangka bahwa makhluk seperti Anet itu ada dan hidup di dunia ini. Mungkin jika Bian menjadi kakak dari anak ini ia sudah mengirim Anet ke planet lain. Bian tidak mengerti jalan pikiran Anet yang telah mempermalukannya dua kali.

Seducing Mr. GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang