Mino POV
Sore ini gue memutuskan untuk mengajak anak-anak jalan ke pinggiran sungai Han. Anak-anak gue sudah berumur 5 bulan sekarang.
Beberapa bulan ini gue merasa benar-benar kesepian.
Dulu ada Irene yang bikin hari-hari gue berasa sibuk banget karena harus nganter kesana kemari, tapi gue menikmati.
Lalu berganti dengan kehadiran Wendy yang dengan tanpa rasa kasihan ke gue memaksa untuk diantar kesana kemari. Yang ini beda, ga ada nikmatnya.
Suasana pinggiran sungai Han ga beda jauh dari terakhir gue ke sini sama Irene. Banyak orang lalu lalang tapi masih terasa sepi.
Di sini.
Di hati gue.
Gue duduk di kursi yang bersebelahan sama kursi favorit gue dan Irene dulu, karena kursinya ternyata udah ditempatin sama seseorang. Cewek.
Iya, dia sendiri.
Gue kira cuma gue yang merasa kesepian di sini. Ternyata ada lebih kesepian.
Anak-anak gue adalah satu-satunya orang yang gue cintai dan masih ada di dekat gue.
Mama papa? Mereka lagi jauh.
Bang Joongki? Sibuk persiapan tunangannya sama mba Hyekyo.
Jinu, Hoon, Yoonie? Gue udah jarang ketemu mereka. Semenjak mereka tau kabar gue ngehamilin Wendy, mereka jadi rada kesel dan memilih menghindari gue. Emang kita orang blangsak, tapi kita bukan brengsek. Dulu itu jadi motto andalan kita. Tapi gue tersisihkan semenjak mereka tau bahwa gue melanggar motto itu.
Melihat anak-anak gue berkedip, tersenyum, dan nangis adalah sesuatu yang membahagiakan buat gue.
Gue sering bilang ke mereka 'Jagoan-jagoan papa cepet besar ya, tapi kalo besar jangan jadi kaya papa. Harus pinter kaya tante Irene, pacar terbaiknya papa dulu'
Mereka emang belum ngerti apa yang gue ucapin, tapi kalimat yang terus menerus gue ulangi di dekat telinga mereka seperti sebuah doa yang gue harap nantinya bisa jadi kenyataan.
Banyak orang yang lewat di depan gue. Sepertinya mereka akan pulang karena hari emang udah mulai gelap.
Sebenarnya gue masih ingin menikmati suasana di sini, suasana yang lama ga gue rasakan semenjak Irene pergi.
Iya, dia pergi. Tapi gue yang membuatnya pergi.
Dan gue ga tau gimana kabar Irene sekarang karena gue udah mengikhlaskan dia sama orang lain. Gue berhenti ngikutin dia. Sekarang gue dan Irene jadi makin jauh.
Di tengah lalu lalang orang, gue melihat tubuh mungil yang ga asing. Dia baru aja ngelewatin gue.
"Irene", panggil gue lirih. Bukan apa-apa, gue cuma takut salah orang.
Dia noleh.
Dan bener itu dia.
"Apa kabar Rene?"
"Baik"
"Rene, bisa ngobrol sebentar?"
Gue memberanikan diri bertanya walopun kita udah jadi canggung sekarang.
"Ga deh No. Ga enak kalo istri kamu tiba-tiba dateng"
"Istri?"
"Wendy"
"Itu yang pengen aku ceritain"
"Ga bisa No, aku buru-buru"
Kemudian dia berjalan cepat menjauh dari gue.
Kalo gue ga inget anak-anak, mungkin gue udah lari ngejar Irene. Meluk dia. Menenggelamkan muka gue di lehernya. Dan melepas semua rindu yang gue tahan selama berbulan-bulan ini.
Rene, please. Aku butuh kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is [COMPLETED]
RandomPrivate. ❝He is Song Mino; cowok blangsak, kekasih gue❞ ‒ Bae Irene Cailahhh #85 in Random 25.02.2018 #78 in Random 28.02.2018 #77 in Random 09.03.2018 Published: 25.12.2017-21.02.2018