Bagian 33

1.4K 211 7
                                    

Gue dan Mino emang sengaja ngajak Suzy sama Mark dinner di salah satu restoran Jepang langganan gue. Niatnya mau klarifikasi hubungan Mark dan Wendy. Gue ga ngerti, apakah topik tersebut layak dibicarakan saat dinner.

"Jadi berangkat kapan kalian?"

"2 minggu lagi, kak", jawab Suzy.

Mereka berdua bakal segera berangkat ke Boston.

"Tapi balik kalo kakak sama bang Mino nikah", lanjutnya.

Setelah kita menyelesaikan dessert, gue memutuskan untuk membuka topik yang emang daritadi gue tahan.

"Mark?"

"Iya kak?"

"Kamu kenal Wendy?"

"Wendy?"

"Son Wendy", celetuk Mino.

"Oh iya kak, kenal. Ada apa?"

"Kenal dimana?"

"Temen SMA aku kak"

Gue menggerak-gerakkan kaki gue gelisah.

"Ibunya si kembar kak?" tanya Suzy.

"Iya"

"Ibunya si kembar?" Mark keliatan kaget banget.

"Iya Mark, dia ibunya Yejun sama Yegum"

Mark melongo, "Jadi mantan kak Mino itu Wendy?"

"Suzy belom cerita?" tanya Mino.

Mark menggeleng, "Seinget aku, Suzy cuma nanya ada pelanggan club aku yang namanya Wendy apa engga, trus aku jawab ada gitu"

"Lagian aku males bahas dia beb, kamu ga ngerti gimana mba Irene sakit karna dia", Suzy selalu tersulut kalo bahas Wendy.

"Udah jangan berantem, kakak cuma mau nanya Suzy dulu pernah bilang kalo kamu pernah dideketin Wendy ya?"

Mark mengangguk, "Iya kak. Sebenernya Wendy itu temen SMA aku"

Gue, Mino, dan Suzy terkejut.

"Sebenernya waktu SMA dulu kita sempet deket sebelum Wendy jadi kaya gini"

"Jadi dulu Wendy ga gini?"

"Waktu SMA aku sama Wendy bisa dibilang cukup dekat, dia ga punya temen kak. Cuma aku yang mau temenan sama dia, karena satu sekolah tau kalo dia ternyata anak adopsi"

"Emang kenapa kalo dia anak adopsi?" Mino angkat bicara.

"Kita sekolah di Seoul International School kak. Pergaulan kita berdasarkan strata orang tua. Awalnya Wendy masuk strata satu karena orang tuanya adalah Pak Song, pemilik beberapa showroom mobil dan pabrik perancang mobil impor. Dia anak yang baik dan punya banyak temen karena dia ga pernah liat strata kalo temenan. Tapi setelah kebenaran terungkap, Wendy jadi ga punya temen dan yang mau temenan sama Wendy cuma aku"

"Trus maksud kamu pas bilang Wendy deketin kamu tuh apa beb?" Suzy kepo.

"Iya jadi selepas SMA kita lost contact. Trus waktu aku lagi cek daftar pelanggan VIP club, aku nemuin nama Wendy. Yaudah aku temuin dia. Aku kira dia masih kaya yang dulu, ternyata dia udah jadi Wendy yang sama sekali ga aku kenal. Dia coba godain aku"

"Jadi gini Mark, kakak nemuin foto kamu sama Wendy di handphone Wendy"

"Boleh aku liat kak?" pinta Mark.

Gue menyodorkan handphone berwarna baby pink ke arah Mark.

"Foto ini diambil waktu kita SMA kak. Waktu itu anak-anak ngirim di grup, mungkin sama Wendy masih disimpen buat kenang-kenangan"

"Oh gitu. Kakak kira kalian punya hubungan spesial"

Mark menggeleng cepat.

"Trus apa yang kamu tau tentang Wendy?" introgasi Mino.

"Wendy diadopsi dari salah satu panti asuhan pinggir kota pas umurnya 6 tahun. Kalo ga salah namanya Cahaya Hati. Dulu Wendy pernah ngajak aku ke sana pas SMA"

"Kamu tau tempatnya, Mark?"

"Agak lupa kak, udah lama banget soalnya"

Mino mengusap punggung tangan gue, mencoba menenangkan gue yang udah memasang muka putus asa mendengar jawaban Mark tadi.

"Nanti aku suruh orang buat cari kak", lanjut Mark. Orang kaya mah sabeb ya Mark.

"Makasih ya Mark"

"Sama-sama kak, ngomong-ngomong Wendy beneran ibunya si kembar?"

"Iya Mark. Kita mikir kalo Yejun sama Yegum juga berhak tau siapa ayah mereka. Jadi kita putusin untuk mencari tahu siapa ayahnya", jelas Mino.

"Yaudah kak, aku janji sebelum berangkat ke Boston udah nemu panti asuhan tempat Wendy diadopsi"

"Thanks ya Mark", ucap gue.

"Makasih Mark", imbuh Mino.

He is [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang