Epilog - Irene kenapa?

2.2K 226 8
                                    

"Kamu bau banget"

Semoga gue ga kena kutuk karena itu adalah kalimat pertama yang gue lontarkan ke suami gue yang baru dateng kerja.

Mino mencium bagian kanan dan kirinya bergantian. "Masa sih?"

"Iya, jauh-jauh dari aku"

"Lagian ga biasanya aku dikata bau"

"Pokonya kamu bau. Amis"

Suami... maafkan aku... tapi kamu emang bau...

Setelah selesai mandi, dia rebahan di samping gue yang lagi baca majalah di atas kasur.

"Yang, tadi ada client yang bawel banget deh"

"Oh ya?" tanya gue tanpa meninggalkan fokus pada artikel yang ada di majalah.

"Iya, dia lagi hamil gitu deh Yang. Suaminya sampe bingung ngikutin mau istrinya. Masa iya dia nyari mobil warna ungu"

Gue menutup majalah yang gue baca. "Kalo aku yang hamil trus aku minta mobil warna peach gimana?"

Mino cengo denger pertanyaan gue.

"Um... peach ya?"

Gue mengangguk.

"Ah semoga anak aku nanti nyidamnya ga aneh-aneh deh. Kok aku jadi takut ya Yang"

Gue terbahak, mukanya Mino antara panik sama ketakutan jadi satu.

"Kok ketawa sih Yang?"

"Ya abis muka kamu lucu banget"

"Aku tuh takut kalo ga bisa menuhin nyidamnya anak aku, nanti dia jadi ileran", Mino mengusap kemudian menciumi perut gue.

"Apaan sih Yang, isinya aja belom ada. Kenapa dielusin?"

"Biar cepet ada"

Jadi merasa bersalah liat Mino pengen cepet-cepet punya anak tapi guenya sampe sekarang belom juga hamil.

-----

Hari ini jatah Yejun sama Yegum tinggal di tempat gue.

"Mommy, Juni pengen es krim"

"Yaudah yuk ke mini market, mommy juga lagi bosen nunggu daddy kalian ga balik-balik". Hari ini harusnya Mino libur, tapi ada masalah sedikit di kantor, jadinya dia harus ke kantor.

"Yuk Gum"

Kita jalan bertiga dengan Yejun di gandengan tangan kiri gue serta Yegum di sebelah kanan.

Setelah beliin Yejun sama Yegum es krim, mereka ngajak gue buat makan di taman samping gedung apartment. Ngomong-ngomong kayanya mereka udah gede sekarang, gue benar-benar lelah ngimbangin mereka yang lari-larian. Mana matahari siang ini terik banget.

"Mommy tunggu di sini aja ya, kalian main aja tapi jangan jauh"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mommy tunggu di sini aja ya, kalian main aja tapi jangan jauh"

"Iya mom", jawab Yejun dan Yegum bebarengan.

Gue putuskan untuk mencari tempat duduk yang ketutup pohon biar ga panas. Masalahnya kepala gue mulai nyut-nyutan. Mungkin karena kepanasan.

Handphone gue bergetar tanda ada telepon masuk.

"Iya knapa sayang?"

"..."

"Di taman samping gedung"

"..."

"Oke"

Ga lama gue liat Mino udah gabung sama si kembar main perosotan. Kapan ya gue liat Mino sama anak gue yang gitu? huhuuu.

"Yuk Yang balik" ajak Mino yang lagi menggendong Yejun di punggungnya sementara Yegum berdiri di sampingnya.

Gue berdiri dan ngikutin mereka dari belakang. Sengaja ga jalan cepet karena kepala gue masih pusing. Sementara mereka bertiga balapan lari menuju lobby.

Gue melihat sesuatu yang silau dari arah jalanan yang lama-lama mendekat ke arah gue.

Gue mendengar samar-sama teriakan Mino.

Beberapa detik kemudian semuanya gelap.

He is [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang